Mohon tunggu...
Revalya Ananta
Revalya Ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hadist Riwayat at-Tirmidzi tentang Berfikir Kritis

6 Desember 2023   16:27 Diperbarui: 6 Desember 2023   16:27 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arti Keseluruhan Hadits at-Tirmidzi
"Dari Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: "Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong." (HR. At- Tirmizi dan beliau berkata: Hadits Hasan)

Isi Hadits Tirmidzi tentang berpikir kritis
Dalam hadis ini Nabi bersabda, bahwa orang yang benar-benar berakal adalah orang yang pandangannya tertuju jauh ke masa depan dan menembus tembok-tembok dunia, yaitu  kehidupan kekal yang ada di luar kehidupan fana  dunia ini. seseorang yang diarahkan. Tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh keyakinan seseorang akan adanya kehidupan kedua, atau kehidupan setelah kematian. Orang-orang yang tidak mengimani adanya hari kiamat tidak akan pernah terpikir untuk memberikan sedekah apapun.

Indikator kecerdasan dalam sudut pandang seorang nabi adalah seseorang yang mempunyai cara pandang dan berpedoman pada visi masa depan/akhirat. Oleh karena itu, cara pandang yang terbatas hanya  pada dunia merupakan tanda "kebodohan" atau "ketidaktahuan". Kegiatan. Orang-orang Arab pra-Islam dianggap bodoh bukan karena mereka buta huruf, namun karena tindakan mereka menyiratkan ketidaktahuan, seperti penyembahan berhala dan kriminalitas. Orang "bodoh" tidak pernah takut melakukan korupsi, penipuan, dan ketidakadilan lainnya selama mereka mampu bertahan dari jerat hukum  pengadilan dunia.
Oleh karena itu, ketidaktaatan adalah tindakan yang "bodoh". Sebab, kemaksiatan hanya memperhitungkan penilaian dunia yang mudah dimanipulasi, sedangkan penilaian Tuhan di akhirat yang tidak perlu dinegosiasikan malah "diabaikan". Orang-orang yang disebutkan dalam hadis di atas termasuk orang-orang yang "lemah" karena tidak mampu melawan hawa nafsunya. Oleh karena itu, orang yang suka bertindak bodoh adalah orang yang lemah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun