Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Cinta Tak Bisa Beralih

15 November 2018   12:20 Diperbarui: 15 November 2018   12:36 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CINTA TAK BISA BERALIH

Hi sebelumnya perkenalkan nama gue Ivan Saputra biasa dpanggil ivan. Umur gue sekarangan menginjak 17 tahun. Hobi gue bermain musik, dan main basket. Muka gue biasa aja, engga ganteng dan engga jelek juga. Gue sekolah di SMA yang terkenal di Bandung, taulah pasti SMA apa. Ituloh SMAnya Dilan hehehe. Gue punya sahabat yang bernama Ilham Ramadhan dia biasa dipanggil saum yang artinya puasa dalam bahasa sunda. Dia orang yang jail, seru, yah bisa dibilang pinter juga sih.

Dipagi hari yang cerah ini gue terbangun dan bergegas untuk siap siap ke sekolah. Gue harus berangkat lebih awal dari biasanya, karena gue belum mengerjakan tugas dari pak Hudori. Setelah sampai disekolah gue langsung mengerjakan tugas gue. Karena dibantu oleh saum, tugas pak Hudori gue selesai dengan cepat deh. 

Setelah bel berbunyi tiba tiba datang seseorang dari pintu kelas sambil diiringi dengan senyuman indah. Dia Natha, murid baru pindahan dari Jakarta. wajahnya cantik, manis, dan senyumannya dapat mengalihkan dunia gue. Gara gara senyumannya, gue sampai melamun. Tiba tiba Saum menghampiriku. Van gue ada tantangan buat lo ujar Saum. Apa tuh tantangannya?. Gua tantang lo bikin dia nyaman sama lo dalam waktu satu minggu gimana?. Wah harus hati hati sih kalo masalah hati, tapi boleh deh gue terima tantangan lo, ujar gue. Kalo lo berhasil, gue traktir makan deh gimana? ujar Saum. Oke boleh ujar gue.

Berhubungan besok tidak ada pr dan ulangan, malamnya gue langsung mencoba untuk chat Natha. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya chat gue pun dibalas. Baru kali ini gue bingung harus balas apa, biasanya kalau dapat balasan chat dari perempuan lain gue gapernah tuh merasa bingung mau balas apa. 

Ternyata Natha salah satu perempuan yang bisa membuat gue kebingungan harus balas apa. Natha orangnya seru juga. Tak terasa kami berdua chat hingga lupa waktu. Beberapa menit kemudian chat gue tidak dibalas lagi. Mungkin dia sudah tidur. Entah kenapa malam ini gue kepikiran Natha, argh inikan cuman tantangan dari Saum aja, kenapa gue lebay banget sih.

Keesokan harinya, dipagi hari yang cerah ini hp gua bergetar. Ternyata getaran tadi adalah balasan chat Natha. dia memberitahu bahwa semalam dia ketiduran. Dia juga menyuruh gue untuk bergegas bangun dan siap siap ke sekolah. Sesampainya disekolah, gue disambut dengan senyuman dan sapaan dari Natha. tentunya senyuman yang memiliki daya tarik tersendiri. 

Datang Saum sambil menanyakan bagaimana tantangan gue, sudah dilaksanakan belum. Sudah dong Um ujarku sambil menyombongkan diri. Ternyata Natha memiliki hobi yang sama, yaitu bermain musik. Dia mahir sekali bermain piano dan biola. Gue jadi makin tertarik aja nih dengan Natha. Padahal ini hanya sebatas tantangan dari Saum, huft....

Akhirnya weekend pun tiba. Setelah beberapa hari kami chat, gue memberanikan diri untuk mengajak Natha pergi ke Kebun Binatang. Selama di perjalanan dia bercerita banyak hal, mulai dari cerita masa kecilnya, keluarganya, hari ulang tahunnya, hingga sahabat yang berada di Jakarta. Dia sangat senang sekali ke Kebun Bintang karena bisa melihat berbagai macam hewan. 

Entah mengapa prasaan ini semakin menjadi. Padahal semua ini berawal dari sebuah tantangan yang diujarkan oleh sahabatku Saum. Entah dari mana prasaan ini muncul. Padahal baru beberapa hari gue kenal dan memberanikan diri untuk chat Natha. sering merasa kehilangan kalau dia lama membalas chatnya. Mungkin ini yang dinamakan cinta. Argh sudah dramanyaa....

Hampir setiap hari gue selalu bareng Natha, dari mulai berangkat sekolah, sampai pulang sekolah pun bareng. Lalu bagaimana dengan Saum? tenang Saum ga gue lupain kok. Kalo disekolah dia juga selalu main bareng kita.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun