Mohon tunggu...
Revalina Nayla
Revalina Nayla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pinjaman Online

8 Desember 2024   18:04 Diperbarui: 8 Desember 2024   18:05 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semuanya tampak mudah di zaman teknologi saat ini. Dalam hal permodalan, mendapatkan pinjaman uang sekarang lebih mudah dari sebelumnya. Adanya platform penyedia pinjaman digital, juga dikenal sebagai pinjaman online, menjadikannya lebih mudah.Di Indonesia, kasus pinjaman ilegal terus meningkat. Berita bahwa seorang guru di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terjerat utang pinjol ilegal hingga ratusan juta rupiah telah menjadi topik hangat di media sosial beberapa waktu lalu. Klien mudah dikejar-kejar tentang utangnya setelah memberikan data diri mereka untuk pinjaman online. Mulai dari masuk ke pengadilan, menjalani hukuman penjara, dan sampai mereka siap dipecat dari pekerjaan mereka, penagih hutang menebar ancaman.

Bunga dan Biaya yang Tinggi: Bunga dan biaya yang tinggi adalah salah satu bahaya utama dari pinjaman online. Beberapa jenis pinjaman dapat mengenakan bunga setiap hari, yang mengakibatkan total utang yang sangat besar jika peminjam tidak membayar tepat waktu. Jika peminjam tidak dapat membayar tepat waktu, biaya administrasi dan bunga dapat meningkat pesat, membuat pinjaman semakin sulit untuk dilunasi.

Tidak dapat diabaikan betapa berbahayanya judol dan pinjol bagi masyarakat. Sementara pinjol menjerat masyarakat dalam lingkaran hutang, memperburuk ketidaksetaraan ekonomi, dan menimbulkan tekanan psikologis karena metode penagihan yang tidak manusiawi, judi menyebabkan kecanduan, kerusakan hubungan sosial, dan kesulitan finansial bagi mereka yang terlibat. Para ahli setuju bahwa regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk mengatasi dampak sosial dari kedua fenomena ini. Ini terutama berlaku untuk mengawasi dan membatasi akses ke judol dan pinjol. Selain itu, masyarakat harus dididik tentang keuangan dan teknologi agar lebih sadar dan berhati-hati sebelum terlibat dalam aktivitas yang berisiko tinggi. Diharapkan bahwa tindakan ini akan mengurangi masalah sosial yang disebabkan oleh pinjol dan judol.

Menurut David Lee (2019) dari Stanford University, pinjol yang tidak diatur dengan baik dapat memperparah ketimpangan ekonomi. Masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan cenderung menggunakan pinjol sebagai solusi, tetapi pada akhirnya mereka terperangkap dalam beban bunga yang tinggi, yang memperburuk kemiskinan dan membuat lebih sulit bagi mereka untuk keluar dari masalah ekonomi.

Masyarakat yang membutuhkan dana karena terdesak kebutuhan dan tidak memiliki tabungan sering menggunakan pinjaman online ini sebagai solusi. Seringkali disebut sebagai solusi tempat penyelesaian karena proses yang cepat. Pinjaman biasanya dapat dikeluarkan dalam beberapa jam atau paling lambat satu hari kerja.

Masyarakat harus dididik tentang fintech, khususnya Peer To Peer (P2P) Lending, yang telah berkembang menjadi salah satu opsi peminjaman dana dengan cepat. Dalam kegiatan PkM ini, ada beberapa metode yang digunakan. Salah satunya adalah memberikan tentang pelatihan cara menyampaikan pengetahuan tentang topik terkait. Selain itu, mereka membuat rencana metode penyampaian pengetahuan dan memahami peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan pinjaman online atau fintech.

Faktor penyebab dan solusi dari perspektif ilmu sosial:

  • Ilmu Geografi:
  • Faktor penyebab
  • Aksesibilitas Infrastruktur Digital dan Teknologi Aksesibilitas terhadap infrastruktur digital dan teknologi merupakan komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan pinjaman online. Di daerah perkotaan, lebih banyak orang dapat menggunakan aplikasi pinjaman online karena internet yang cepat dan stabil. Namun , di daerah pedesaan , akses internet mungkin terbatas, tetapi peningkatan penggunaan ponsel cerdas telah membuat layanan ini lebih mudah diakses. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam penggunaan pinjaman online di antara daerah dengan infrastruktur digital yang lebih baik daripada yang tidak.
  • Solusi
  • Regulasi Ketat untuk Pinjam Online Pemerintah harus menerapkan peraturan ketat terhadap penyedia pinjaman online untuk mencegah pemberian pinjaman dengan syarat merugikan kepada pelanggan. Ini termasuk memberikan informasi yang jelas tentang bunga dan biaya serta membatasi jumlah pinjaman maksimal yang dapat diberikan sesuai dengan kemampuan pembayaran peminjam.
  • Ilmu Ekonomi
  • Faktor penyebab
  • Kebutuhan Keuangan yang Mendesak Banyak orang menghadapi kebutuhan finansial yang mendesak, seperti membayar sekolah, dokter, atau kebutuhan sehari-hari lainnya. Pinjaman online menawarkan cara cepat untuk memenuhi kebutuhan ini. Dalam situasi di mana waktu sangat berharga, kemampuan untuk mendapatkan dana dalam hitungan jam atau bahkan menit menjadi daya tarik tersendiri.
  • Solusi
  • Regulasi Ketat Pemerintah harus menerapkan peraturan yang ketat terhadap perusahaan pinjaman online untuk mencegah penipuan dan bunga yang tidak wajar.
  • Ilmu Psikologi
  • Faktor penyebab
  • Keinginan untuk Menahan Ketidakpastian Keinginan untuk menghindari risiko merupakan faktor utama dalam memilih pinjaman online. Orang sering merasa stres dan cemas tentang masa depan mereka ketika keuangan mereka tidak stabil. Solusi cepat dan mudah untuk masalah keuangan dengan pinjaman online dapat mengurangi kecemasan tersebut. Namun, lebih sering daripada analisis rasional, keputusan ini didasarkan pada emosi.
  • Solusi
  • Pendidikan finansial sangat penting dalam hal ini. Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang manajemen keuangan dan konsekuensi dari utang. Program-program pelatihan yang fokus pada pengelolaan uang dan perencanaan keuangan dapat membantu individu mengambil keputusan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun