Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi figur spiritual bagi umat islam, tetapi beliau menginspirasi dalam mengatasi tantangan sosial dan ekonomi. Salah satu pencapaian luar biasa beliau adalah kemampuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terjadi pada masyarakat saat itu.Â
Melalui pendekatan yang unik dan berdasarkan prinsip keadilan, Nabi Muhammad SAW mampu merubah dan memberikan perubahan yang signifikan dalam hal menghapus kemiskinan umatnya. Lalu, prinsip-prinsip Nabi Muhammad SAW apa yang masih relevan untuk  pembangunan sosial dan mengatasi kemiskinan?
Pandangan Nabi Muhammad SAW terhadap kemiskinan dan kesenjangan sosial sangat berbasis pada nilai-nilai solidaritas, empati, dan kemanusiaan. Tidak hanya sekedar memberikan solusi jangka pendek, tetapi beliau juga membuat rancangan sistem berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu contohnya adalah:
1. Zakat dan Sadaqah
Nabi Muhammad SAW mewajibkan zakat sebagai bagian dari pilar utama agama islam. Zakat adalah kewajiban bagi umat muslim dengan cara membagikan sebagian hartanya kepada yang lebih membutuhkan. Tidak hanya sebagai memberikan bantuan kepada orang miskin, tetapi menciptakan redistribusi kekayaan dan mungurangi kesenjangan sosial.
2. Perdagangan
Nabi Muhammad SAW tidak hanya mendorong umatnya untuk berusaha dan bekerja keras dalam mencari nafkat, tetapi beliau juga mempromosikan cara berdagang yang adil dan transparan, serta mengajari cara berbisnis yang bertanggung jawab dan beretika
3. Membangun Solidaritas
Nabi Muhammad SAW membangun sebuah komunitas yang mendasari pada rasa saling peduli dan saling menolong. Beliau menekankan pentingnya tolong menolong, terutama kepada orang yang lemah dan membutuhkan, baik secara moral maupun material.
4. Menegakkan Keadilan
Nabi Muhammad SAW menegakkan keadilan dalam semua aspek kehidupan, mulai dari distribusi, dan perlakuan terhadap orang yang kurang beruntung. Beliau menentang penindasan dan ekploitasi terhadap kaum lemah.
Melalui pendekatan ini dapat memberikan landasan yang kuat terhadap pembangunan sosial dan ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan di era modern, dengan mengadopsi nilai dan prinsip yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, masyarakat diharapkan dapat menciptakan lingkungan dengan sistem yang adil bagi semua anggotanya.Â
Dalam mengatasi masalah kesenjangan sosial, dan kemiskinan, Nabi Muhammad SAW menggunakan langkah yang konkret yaitu mendirikan lembaga sosial seperti Baitul Mal untuk mengelola sadaqah dan zakat, yang tujuannya untuk membantu individu atau keluarga yang membutuhkan, dan mengatur sistem distribusi yang transparan dan adil.Â
Contoh nyata yang beliau lakukan secara aktif adalah dengan cara membantu dan memberi sokongan kepada para sahabat yang kurang mampu, Â serta membentuk solidaritas dalam sebuah komunitas agar dapat memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dan terpinggirkan di masyarakat. Beliau juga memberikan pendidikan gratis dan pelatihan kepada para umatnya demi membentuk keterampilan dan kemampuan ekonomi mereka, sehingga diharapkan dapat hidup secara mandiri secara finansial, dan tidak bergantung selamanya. Tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi cara ini memberikan solusi yang berkelanjutan juga.
Relevansi Terhadap Kehidupan Modern
Pendekatan-pendekatan yang diambil dari ketauladanan Nabi Muhammad SAW dalam mengatasi masalah kesenjangan sosial, dan kemiskinan memiliki relevansi yang besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi modern. Konsep zakat dan sadaqah masih sering dilakukan sebagai instrument redistribusi kekayaan yang efektif dalam mengurangi kesenjangan antara si kaya dan miskin.Â
Pemberdayaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sangat sesuai dengan solusi membangun keberlanjutan dalam mengembangkan keterampilan dan kondisi ekonomi. Rasa solidaritas beliau juga mengajarkan kita betapa pentingnya membangun masyarakat yang inklusif dan saling peduli terhadap kesejahteraan.Â
Sikap adil yang dilakukan dan ditekankan oleh beliau juga masih sangat relevan dalam mengatasi isu masa kini, seperti akses terhadap layanan publik, ketimpangan sosial, dan perlindungan bagi kelompok yang rentan. Dengan mengadopsi pendekatan tersebut, diharapkan dapat membangun fondasi yang kuat sehingga dapat menciptakan kesempatan yang merata, dan kesejahteraan bagi semua umat.
Â
Kesimpulan
Dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan kesenjangan sosial, melalui pendekatan ajaran Nabi Muhammad SAW memberikan kita landasan utama yang kokoh dan tetap relevan dalam membangun kehidupan sosial modern. Nilai-nilai seperti empati, keadilan, dan solidaritas, dapat membangun perubahan yang signifikan di dalam masyarakat.Â
Konsep zakat dan sadaqah, keadilan sosial, solidaritas, dan pemberdayaan yang dipromosikan oleh beliau dapat menjadi panduan terhadap kebijakan di era modern. Dengan mengadopsi cara ini, kebijakan-kebijakan seperti pembangunan sosial dan ekonomi dapat menciptakan kemajuan yang signifikan dan inklusif dan merata bagi seluruh anggota masyarakat serta berkelanjutan secara komprehensif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H