Hari ini bukan hanya langit yang mendung, tetapi hatiku juga terasa mendung. Aku terduduk sendiri, mengandai-andai jika kau berada di sampingku. Semua hal yang kulakukan bersamamu mulai berputar kembali di dalam pikiranku seperti komedi putar. Aku rindu suara yang selalu memanggil namaku dengan hangat, yang mengisi hariku dengan gelak tawa.Â
Aku rindu percakapan panjang yang sering kali membuat kita lupa dengan waktu. Aku rindu momen sederhana, duduk diam bersamanya, di mana tidak ada kata-kata yang terlontar, tetapi kehadirannya sudah cukup bagiku.
Dia pernah menuliskan surat di hari ulang tahunku, saat aku membacanya ada satu kalimat yang membuatku semakin rindu kepadanya. Dia menuliskan "Ku harap rindu, rindu itu berujung temu, ku harap momen-momen itu tidak dimakan umur, ku harap bila mana memori ini semakin berkarat, ku harap doa tetap saling terpanjat untuk masing-masing kita."Â Aku tahu, dia juga merindukanku.Â
Persahabatan memang tidak mengenal waktu dan tempat. Tetapi tetap saja, aku ingin bertemu dengannya, ingin tertawa sampai aku merasakan tepukannya pada lenganku, ingin mendengar ceritanya secara langsung, bukan hanya lewat pesan singkat.Â
Namun, suatu saat pasti kita akan duduk bersama lagi, menghidupkan kembali cerita-cerita yang sempat tertunda. Sampai hari itu tiba, aku akan selalu menyimpan rindu ini dengan setia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H