Hai, Aku Revalina anak dari kedua orang tua yang hebat.Â
Tidak terasa setiap jam, menit, detik sudah aku lewati dengan baik, walau mungkin tetap ada saja air yang jatuh dari kedua kelopak mataku. Sisa satu bulan lagi untuk berpindah tahun, tetapi isi pikiranku tidak akan pernah berubah, yaitu...
 "Apakah hari esok aku masih bisa membuka kedua kelopakku? walau hanya sekedar melihat kedua orang tuaku?"
"Apakah hari esok aku masih bisa melihat senyuman kedua orang tuaku?"
"Apakah hari esok aku masih bisa merasakan pelukan hangat dari kedua orang tuaku?"
"Apakah hari esok aku masih bisa mendengar tawa dan suara mereka yang melengking tetapi candu untuk di dengar?"
Semakin aku pikirkan, semakin aku takut untuk kehilangan kedua orang tuaku. Melihat orang tua yang makin menua, seakan waktu yang aku punya makin dibatasi setiap durasinya.
Meskipun begitu, selalu ku luangkan waktu untuk sekedar mengadu kepada-Nya tentang kekhawatiranku dan lemahnya kekuatanku.
Selalu kulangitkan doaku, meminta agar selalu memberikan kesehatan kepada orang tuaku dan keluargaku, lalu meminta agar aku diberi kesempatan untuk sekedar membahagiakan keduanya.Â
Aku pernah membaca kutipan yang bunyinya "Mengulang-ulang doa itu ibarat kamu mengayuh sepeda, suatu saat pasti akan membawamu ke tempat yang ingin kamu tujukan."Â bagus sekali kalimat ini. Semoga, doaku juga bisa membawaku dan keluargaku ke tempat yang ingin kami tuju, amiinn.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H