Mohon tunggu...
Reva Khoirun Nisa
Reva Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Historis Dinasti Mughal Pada Masa Pemerintahan Sultan Akbar Tahun 1556-1605 M

29 Juni 2024   06:54 Diperbarui: 29 Juni 2024   06:54 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dinasti Mughal berhasil membawa perubahan besar ke tanah India dan membuat kemajuan yang stabil. Prestasinya tidak terbatas pada satu aspek saja, namun mencakup banyak bidang termasuk politik, militer, ekonomi, masyarakat, budaya, agama, seni, dan sains. Prestasi tersebut tidak lepas dari peran raja atau sultan dalam memegang kekuasaan. Dalam hal meraih ketenaran pada Dinasti Mughal, Sultan Akbar merupakan salah satu sultan yang berkuasa dari tahun 1556 hingga 1605 M. Dan mampu meraih ketenaran yang luar biasa.

 Latar belakang dan kondisi sebelum Akbar naik tahta. Dinasti Mughal masih dalam tahap awal pendiriannya. Kakeknya, Babur, mendirikan dinasti ini pada tahun 1526 M, namun wilayah kekuasaannya masih terbatas. Ayah Akbar, Humayun, menghadapi pemberontakan dan dipaksa keluar dari India selama beberapa tahun. Ketika Akbar naik tahta pada usia 13 tahun, dia harus menghadapi banyak tantangan. Wilayahnya masih kecil dan terancam oleh musuh-musuh internal dan eksternal. Masyarakatnya terpecah-belah berdasarkan agama, etnis, dan kasta.

 Berbeda dengan pendahulunya, Akbar dikenal dengan kebijakan toleransinya yang beragam, yang memungkinkan berbagai agama untuk hidup berdampingan secara damai di bawah pemerintah Mughal. Ia juga menciptakan sistem administrasi yang efisien dan mendukung seni budaya, yang mempengaruhi perkembangan budaya India secara keseluruhan. Essay ini akan menjadi lensa untuk mengamati pencapaian luar biasa Sultan Akbar yang membawa Dinasti Mughal menuju masa keemasan. Kita akan menganalisis kebijakan-kebijakan inovatifnya yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, mulai dari strategi militer yang brilian hingga reformasi ekonomi yang brilian. Lebih lanjut, kita akan menkaji kontribusinya yang tak ternilai dalam bidang seni, sastra, dan arsitektur, yang melahirkan karya-karya monumental seperti Taj Mahal. Essay ini akan mengeksplorasi pendekatan toleransi beragama Sultan Akbar yang terdepan pada masanya, yang mempersatukan masyarakat yang beragam dan menciptakan lingkungan yang dinamis secara intelektual. Melalui analisis yang komprehensif ini, kita akan melihat bagaimana kepemimpinan visioner Akbar tidak hanya memperkuat dan memperluas wilayah Mughal, tetapi juga meletakkan dasar bagi perkembangan peradaban India yang kaya dan multikultural.

Dengan mengkaji era keemasan Dinasti Mughal di bawah Sultan Akbar, kita tidak hanya akan menambah wawasan tentang sejarah India, tetapi juga memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya kepemimpinan yang berpikiran maju, kebijakan yang inklusif, dan toleransi dalam membangun masyarakat yang kuat dan dinamis.

BIOGRAFI SULTAN AKBAR 

 Sultan Akbar merupakan raja ketiga dari Dinasti Mughal setelah Raja Humayun berakhir. Tetapi sebelum Raja Humayun kekuasaan Mughal di kuasai oleh Zhahuruddin Muhammad Babur. Humayun disertakan oleh Babur dalam ivansi ke India pada tahun 1525. Kekuasaannya pada saat itu dinikmati dalam jangka pendek dikarenakan ia terjatuh dipepustakaannya dan meninggal pada tahun 26 Januari 1556.

Akbar dilahirkan di Amarkot, Sindh, India pada tanggal 15 Oktober 1542 M waktu itu ketika ayahnya, Humayun, menjadi seorang pengembara yang tidak mempunyai tempat tinggal. Pasca kematian Humayun, Akbar sedang berada di medan perang di bawah bimbingan Bairan Khan. Akbar seperti karakter kakeknya, memulai karier militernya sejak masih kanak-kanak. Karena dilahirkan sewaktu ayahnya menjadi seorang pelarian, dia tidak menerima pendidikan formal seperti yang lainnya. Sehingga dia tidak bisa membaca tetapi keunggulan dia mempunyai ingatan yang kuat dan mempunyai keinginan besar untuk menuntut ilmu. Tetapi masa Akbar dipenuhi dengan gejolak politik. Ketika dia berusia 12 tahun, ayahnya diusir dari India oleh Sher Shah Suri, seorang penguasa Pashtun. Akbar dan keluarganya terpaksa hidup dipengasingan dalam beberapa tahun. Pada tahun 1555, Humayun berhasil merebut kembali Delhi, tetapi dia meninggal tak lama kemudian. Akbar yang baru berusia 13 tahun, naik tahta sebagai penguasa Mughal.

KEJAYAAN POLITIK DAN MILITER YANG TAK TERDANDINGI

Kepemimpinannya yang visioner dan kebijakannya yang cerdas mengantarkan kerajaan pada puncak kejayaan politik dan militer, menjadikannya salah satu penguasa paling berpengaruh di masanya. India pada tahun 1556 M memberikan gambaran yang gelap serta rumit. Seluruh negeri berada dalam keadaan kacau balau dan negeri sekitarnya sedang mengalami kelaparan yang luar biasa. Kerajaan-kerajaan merdeka di berbagai bagian Sher Shah, Ibrahim Sur, dan Sikandar Sur yang saling memperebutkan tahta. Di barat laut, Mirza Muhammad Hakim, saudara seayah Akbar, memerintah Kabul hampir secara merdeka. Kondisi politik yang beragam Kesultanan Delhi, yang didirikan oleh Dinasti Turki pada tahun 1206 M, telah mengalami serangkaian kekalahan dan pemberontakan internal selama beberapa dekade. Kekuatannya semakin melemah, dan wilayahnya menyusut. Dalam peristiwa politik penting ini terdapat pertempuran panipat pertama tahun 1526 M hingga 1556 M terutama merupakan cerita tentang persaingan Mughal-Afghan dalam merebutkan supremasi negeri ini.

Akbar mewarisi kejayaan yang rapuh dan terpecah belah. Dengan tekad dan strategi politik yang matang, ia berhasil memperluas wilayah Mughal secara signifikan. Kampanye militer yang gemilang membawanya menguasai hampir seluruh India utara dan sebagian wilayah Afghanistan. Akbar merestrukturisasi sistem pemerintahan Mughal, membangun birokrasi yang efisien dan terpusat. Ia menjadi pejabat yang cakap dan adil, serta menerapkan sistem pajak yang adil dan sistem hukum yang seragam. Kebijakan ekonomi yang tepat membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam kejayaan ini menimbulkan dampak positif diantaranya: Perdagangan berkembang pesat, industri baru bermunculan, dan standar hidup masyarakat meningkat. Kejayaan Mughal pada masa Akbar juga mendorong kemajuan budaya. Terdapat karya-karya yang berkembang sangat maju di bawah perlindungan kerajaan seperti sani, sastra, dan arsiktektur. Kejayaan politik dan militer Akbar meninggalkan warisan yang abadi bagi India. Ia dikenang sebagai pemimpin yang bijaksana, adil, dan visioner. Pengaruhnya masih terasa hingga saat ini, dan ia terus dihormati sebagai salah satu pemimpin paling terhormat dalam sejarah India.

TOLERANSI AGAMA DAN KEMAJUAN BUDAYA YANG LUAR BIASA

Akbar dikenal toleransinya terhadap berbagai agama dan budayanya. Espansi pemerintahan Akbar semakin meluas. Keberhasilan tersebut tidak dapat dilepaskan dari kondisi stabil dan intregasi masyarakat yang berada di bawah pemerintahannya berkat kebijakan shul-i kull (toleransi universal) selama kepemimpinannya. Akbar memperlakukan kesetaran derajat bagi semua warganya, menghapuskan jizyah bagi umat non Islam, menikahi perempuan Hindu, mengikuti perayaan agama Hindu, mendorong kajian perbandingan agama dengan membentuk ibadat khana (tempat peribadatan), serta menerapkan konsep elektik Din-i ilahi yang diharapkan dapat diterima oleh semua penganut agama di India, meskipun ada penolakan dari Syekh Ahmad Sirhindi.

Akbar dikenal sebagai pemimpin yang toleran dan pluralis. Ia mendirikan Din-i-Ilahi, agama sinkretis yang menggabungkan elemen Islam, Hindu, dan Jainisme. Din-i-Ilahi melambangkan toleransi dan inklusivisme Akbar, dan menjadikannya pemimpin yang dihormati oleh semua kelompok agama. Din Ilahi adalah instrumen birokrasi utama dalam dorongan legislatif Akbar, yang menciptakan kepemimpinan langsung di bawah komandonya. Para pengikutnya bersumpah untuk mengorbankan jiwa, harta, agama, dan kehormatan dalam pelayanan kepada Akbar. Din-i-ilahi bukanlah agama baru, tetapi merupakan perkumpulan keagamaan yang bertujuan agar semua orang masuk perkumpulan itu, terutama pembesar kerajaan (baik Islam maupun Hindu). Ada faktor-faktor yang mempengaruhi Din-i-ilahi itu muncul diantaranya adalah ulama dan pemimpin agama saling berbeda pendapat, mengecam, dan terpecah belah terkait masalah keagamaan. Selanjutnya keadaan dan penganut agama Hindu di India semakin fanatik serta sering bertikai karena pengaruh tokoh-tokoh agama dan pengaruh dari penasihat agama bersama penasihat politik Akbar. Oleh karena itu, kebijakan Akbar tampak sinkretik, liberal, dan berani mengorbankan nilai syariat Islam demi terciptanya intregasi dan kehidupan harmonis bersama semua masyarakat di wilayah kekuasaan Mughal.

PENGARUH KEBIJAKAN YANG DI TERAPKAN SULTAN AKBAR

Kebijakan-kebijakan Sultan Akbar membawa dampak bagi kehidupan masyarakat di India pada masa itu. Kebijakan dalam bidang politik bertujuan agar Dinasti Mughal dapat mencapai kejayaan dan dapat memperluas daerahnya. Kebijakan di bidang ini mempengaruhi India sebagai negara merdeka, pembagian  kerajaan, dan dukungan  rakyat. Kebijakan dalam bidang sosial Sultan Akbar adalah penghapusan sistem kasta di India, kesetaraan gender dan persamaan hak. Pengaruh bidang agama dan seni Sultan Akbar berpengaruh pada karya sastranya. Pengaruh dalam bidang ekonomi Sultan Akbar ini membawa kebijakan ekonomi dalam penghapusan pajak sehingga rakyat dapat menikmati hasil panen yang dimilikinya. Yang terakhir yaitu pengaruh pada bidang perluasan wilayah Sultan Akbar. Pada masa Sultan Akbar, ia mengorganisir pemerintahan yang tertib dan menerapkan sistem militeristik untuk melindungi wilayahnya.

Kesimpulan 

Dari pemaparan di atas, bahwa masa pemerintahan Sultan Akbar (1556-1605 M) menandai masa keemasan Dinasti Mughal. Pandangannya yang jauh ke depan dan kepemimpinannya yang mumpuni membawa Kerajaan Mughal ke garda terdepan dalam berbagai bidang dan menjadikannya salah satu era paling gemilang dalam sejarah India. Akbar  memperluas wilayah Kesultanan Mughal secara signifikan dan berhasil membangun kerajaan yang kuat dan stabil. Ia memperkenalkan sistem pemerintahan  terpusat dan efisien dengan birokrasi  terstruktur dan  militer  modern. Toleransi dan pluralisme menjadi ciri khas pemerintahannya dan tercermin dalam kebijakan Din-i Divine yang mengedepankan persatuan dalam keragaman agama dan budaya. 

Di bawah kepemimpinannya, perekonomian Mughal mengalami perkembangan pesat. Pertukaran perdagangan dan  budaya dipromosikan, infrastruktur dikembangkan, dan sektor pertanian dikembangkan. Hal ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Kekaisaran Mughal menjadi kekuatan ekonomi utama di kawasan Asia Selatan. 

Kemajuan seni dan arsitektur Mughal juga mencapai puncaknya pada masa Akbar. Monumen megah seperti Fatehpur Sikri dan Taj Mahal menjadi simbol kejayaan dan kemegahan dinasti ini. Perkembangan bahasa dan sastra Urdu pun menarik perhatian besar dan memperkaya khazanah budaya Mughal. Prestasi Sultan Akbar tidak hanya terpatri dalam sejarah Kerajaan Mughal tetapi juga di seluruh India. Kebijakan visioner, toleransi dan semangat progresifnya meletakkan dasar bagi pembangunan India di masa depan. Ia dianggap sebagai salah satu pemimpin terhebat dalam sejarah India dan prestasinya terus menginspirasi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun