Sebagian besar orang masih mengira bahwa bela negara hanya dapat dilakukan dengan mengangkat senjata dan mempertaruhkan nyawa demi kedaulatan bangsa. Nyatanya bela negara tidak hanya dapat dilakukan dengan mengangkat senjata, kegiatan kecil seperti memakai produk lokal merupakan salah satu contoh dari bela negara itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan salah satu nilai bela negara yang berbunyi "Mencintai Tanah Air", dengan memakai produk lokal maka kita bangga dengan hasil produksi dari negara kita. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa produk kita juga memiliki kualitas yang bagus yang tidak kalah dengan produk-produk import.
Definisi dari bela negara itu sendiri adalah sebuah gagasan yang dibuat oleh pemerintah dan petinggi negara tentang patriotisme individu, kelompok, atau seluruh negara untuk menjaga eksistensi negara. Konsep ini dapat didefinisikan secara fisik sebagai upaya untuk melindungi negara dari serangan atau agresi fisik dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut. Di sisi lain, konsep ini dapat didefinisikan sebagai upaya untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan bangsa dan negara melalui pendidikan, moral, sosial, dan peningkatan kesejahteraan warganya.
Di era globalisasi, penerapan nilai-nilai bela negara pada perilaku keuangan bagi seorang akuntan menjadi semakin kompleks. Dalam mewujudkan nilai-nilai bela negara, akuntan memiliki banyak kode etik yang harus dipatuhi supaya laporan keuangan yang dihasilkan sesuai, tidak ada manipulasi, dan dapat dipertanggungjawabkan. Seorang akuntan haruslah menerapkan nilai-nilai bela negara dengan mempertahankan sikap integritas, profesional, dan transparansi. Hal tersebut semakin menjelaskan bahwasannya nilai-nilai bela negara tidak hanya sekedar mengatasi ancaman militer tetapi juga dapat mengatasi ancaman non-militer.Â
Akuntansi memerankan peran penting dalam menjamin bahwa pengelolaan keuangan negara yang efisien dan juga transparan. Efisiensi dalam hal ini berarti memanfaatkan anggaran untuk mencapai hasil optimal dengan biaya seminimal mungkin. Sedangkan transparansi mengacu pada keterbukaan informasi keuangan yang memungkinkan masyarakat maupun tenaga ahli yang bergerak dalam bidang ekonomi dapat dengan mudah mengakses bagaimana anggaran negara digunakan. Keduanya sangat penting untuk membangun pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan bertanggung jawab.
Pencatatan atas setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan negara secara sistematis dan akurat merupakan tanggung jawab dari seorang akuntan. Tujuan dari pencatatan ini adalah untuk membuat laporan pengelolaan keuangan menjadi transparan, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan keuangan yang terorganisir dengan baik dapat membantu pemerintah untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan strategis. Selain itu, dengan adanya laporan keuangan pemerintah dapat mengevaluasi keefektifan dari program-program yang dibiayai oleh anggaran negara dan memastikan bahwa dana publik digunakan untuk tujuan nasional.
Dalam memastikan pengelolaan keuangan negara yang efektif dan bertanggung jawab, akuntansi memerankan peran penting dalam mendukung penerapan pengendalian internal. Pengendalian internal sendiri adalah serangkaian prosedur, kebijakan, dan mekanisme yang dirancang untuk mencegah kehilangan aset akibat kecurangan ataupun penyalahgunaan kekuasaan. Prinsip utama dari pengendalian internal adalah pemisahan tugas dan tanggung jawab, dimana berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan, pengelolaan, dan pengawasan laporan keuangan dilakukan oleh orang yang berbeda. Tujuan dari pemisahan ini adalah untuk menghindari konflik kepentingan dan mencegah satu pihak memiliki kendali penuh atas proses pelaporan keuangan.
Penerapan pengendalian internal melalui akuntansi merupakan upaya nyata untuk melindungi aset negara dari potensi penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi. Apabila pemerintah memiliki pengendalian internal yang ketat, maka praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dapat diminimalkan, sehingga keuangan negara tidak dipergunakan untuk hal yang tidak semestinya. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, pemerintah akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat karena masyarakat beranggapan bahwa pemerintah kompeten dalam mengelola keuangan negara. Selain itu, apabila keuangan negara dikelola dengan baik maka akan memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial.Â
Transparansi laporan keuangan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi. Laporan keuangan yang transparan dapat memungkinkan adanya pengawasan masyarakat, lembaga pengawas, dan auditor independen. Dalam konteks pencegahan dan pemberantasan korupsi, akuntansi memberikan kontribusi penting melalui penyediaan data keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila laporan keuangan yang ada bersifat akurat, dapat memungkinkan auditor dan lembaha hukum untuk dapat melacak dari mana dana tersebut berasal dan tujuan dari dana tersebut sehingga memudahkan pengungkapan praktik korupsi.
Lebih dari itu, transparansi laporan keuangan dapat memungkinkan masyarakat turut serta dalam pengawasan keuangan negara. Peran masyarakat juga tidak kalah penting dalam mengawasi pengelolaan keuangan negara. Dengan adanya akses publik terhadap laporan keuangan negara, masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam mengkritik pengelolaan anggaran dan dapat melaporkan apabila dirasa terdapat dugaan kecurangan melalui mekanisme pengaduan publik. Pengawasan dari masyarakat inilah salah satu contoh nyata dari bela negara, di mana rakyat turut serta dalam menjaga kekayaan negara dari penyalahgunaan kekuasaan.Â
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel, dan bertanggungjawab merupakan wujud dari bela negara yang tidak selalu berhubungan dengan perjuangan fisik. Untuk menjamin pencatatan keuangan yang akurat, pengendalian internal yang ketat, dan transparansi dalam pelaporan keuangan, akuntansi memegang peranan yang penting. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan dana, korupsi, dan menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah.