Narasumber muda lainnya adalah Jose Amadeus. Walau berusia muda, ia bukan sekedar mendalang tetapi juga mencipta Wayang Geger Pacinan, Wayang Kronik, Wayang Purwa Semarangan. "Setidaknya saya sudah membuktikan pada Mak (Nenek) bahwa mendalang bisa untuk hidup," katanya mengenang perjuangannya untuk terus melakoni pewayangan.
Yori Antar, Endah Laras, Lalu Suryadi Mulawarna, Gadisa Alya Widiasari, dan Jose Amadeus sudah memberikan contoh kontribusi mereka. M.F. Nilo Wardhani, ketua ATSANTI Foundation berharap panitia dan peserta memperoleh makna dan menjadikannya sebagai obor pemantik semangat untuk terus maju dalam memajukan objek kebudayaan Indonesia.
Secara khusus para pendamping memuji kekompakan kerja panitia yang harus bekerja keras, di tengah peningkatan kewaspadaan terhadap varian baru Covid-19. Kekompakan tim kerja terlihat dalam kesigapan mereka ketika terjadi masalah teknis jaringan, dengan sigap mereka saling mendukung sehingga acara AYF II ini berlangsung lancar dan menginspirasi banyak orang.
Angelica Florentine Emanuella, Ketua Panitia AYF II mengajak semua generasi muda untuk menyadari peran mereka dalam memajukan budaya bangsa. "Marilah kita sebagai generasi muda, mau bergerak aktif demi kemajuan budaya. Karena kitalah yang menjadi kunci dan satu-satunya harapan untuk meneruskan perjuangan kemajuan bangsa. Jika bukan kita, siapa lagi?" Semoga pesannya bergaung dan menginspirasi rekan-rekannya di tengah gempuran budaya luar yang sangat mempengaruhi anak muda Indonesia masa ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H