Mohon tunggu...
Retty Hakim
Retty Hakim Mohon Tunggu... Relawan - Senang belajar dan berbagi

Mulai menulis untuk portal jurnalisme warga sejak tahun 2007, bentuk partisipasi sebagai warga global.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sound of Borobudur: Suara Masa Lalu yang Memanggil

16 Mei 2021   00:26 Diperbarui: 16 Mei 2021   00:36 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama ini, mengikuti virtual tour Kawasan Borobudur (ringkasannya dikisahkan Kompasianer Vika Kurniawati) membuat saya menyadari betapa Borobudur merupakan kekayaan milik masyarakat. Mengunjungi Borobudur tidak hanya sekedar mengunjungi candi dari masa lalu. Borobudur adalah milik masyarakat, bahkan dalam konteks kekinian sudah menjadi pusaka Indonesia yang menarik perhatian dunia. Menurut catatan Kompas, orang-orang penting yang mengunjungi dan terpukau pada Borobudur sangat beragam, dari Rabindranath Tagore, Che Guevara, Dalai Lama, hingga Barack Obama. Semua terpukau pada Borobudur!

Banyak hal di luar restorasi candi maupun dokumentasi sejarah yang menjadi bagian dari geliat Borobudur. Hal ini baru saya sadari ketika mengikuti virtual tour yang didukung oleh UNESCO, Citi Foundation, @KitaMudaKreatif, serta banyak pihak yang ingin menjawab tantangan Borobudur. Mengunjungi Borobudur adalah mengunjungi kehidupan di sekitarnya. Mengunjungi Borobudur juga bagaikan membuka perpustakaan sumber inspirasi.

Perjalanan musisi-musisi Indonesia dalam menggaungkan kembali suara Borobudur sebagai sebuah panggilan bagi generasi muda Indonesia, seperti kata Trie Utami, "Mereka harus menjadi putra-putri Pertiwi yang bermartabat, tangguh, cerdas, analitis, kritis, produktif, unggul, berkepribadian dan karya-karyanya diakui oleh dunia." (selengkapnya baca di sini). Trie Utami, Dewa Budjana, Purwa Tjaraka dan teman-temannya sudah mencoba menjawab panggilan itu. Semoga gaung Sound of Borobudur akan terus bergulir, melintasi roda waktu, melintasi pulau dan lautan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun