Mohon tunggu...
Retty Hakim
Retty Hakim Mohon Tunggu... Relawan - Senang belajar dan berbagi

Mulai menulis untuk portal jurnalisme warga sejak tahun 2007, bentuk partisipasi sebagai warga global.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini dan Webinar 4.0

24 April 2020   00:14 Diperbarui: 24 April 2020   00:16 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wiwiek Setyawati Firman, yang bertugas di negeri 1000 danau; Finlandia, serta Estonia, memperkenalkan beberapa srikandi Indonesia di negara tempatnya bertugas. Seorang warganya bahkan bekerja sebagai perawat yang tentunya menjadi bagian dari pelayanan garis depan pada saat pandemi virus korona ini.

Sama seperti Kartini yang menyadari bahwa keluarga adalah unit dasar masyarakat, maka WNI adalah keluarga para Duta Besar ini di perantauan. Dalam kondisi pandemi dengan pembatasan keluar masuk suatu negara, tidak bisa bertemu dengan keluarga inti mereka (suami dan anak) memang bisa menjadi suatu keadaan yang tidak bisa dihindari. Bila suami dan anak karena tugas mereka berada di negeri tercinta Indonesia, tentunya sementara waktu mereka hanya sanggup bersua lewat bantuan teknologi.

Bertugas demi negara, mau tidak mau menjadikan prioritas utama mereka adalah keselamatan warga negara yang harus mereka bantu. Kehadiran bantuan dari Kedutaan Besar Indonesia merupakan cara untuk memperlihatkan bahwa negara hadir buat mereka.

Dari Quinto, Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono yang sedang mempersiapkan 40 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Ekuador menjelaskan bagaimana staff Kedubes yang mayoritas perempuan menjadi lebih kreatif dan memberikan bayak ide untuk acara-acara virtual kedutaan. Penangguhan kegiatan besar yang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari sempat membuat mereka secara psikologis merasa terpukul, tetapi dengan penuh semangat mereka tetap bekerja dengan aktif dan antusias.

Rupanya di tengah masalah pandemi Covid 19, ada juga negara yang mengalami pergantian pimpinana pemerintahan. Hal ini dialami antara lain oleh Wieke Adiyatwidi Adiwoso yang bertugas di Slovakia. Di negara yang sedang dipimpin oleh Presiden Zuzana Caputova, presiden perempuan pertama Slovakia itu, pergantian Perdana Menteri terjadi empat hari setelah kondisi darurat pandemi covid 19 dinyatakan. 

Solidaritas dan kerjasama untuk saling membantu, memanfaatkan jaringan diplomatik, serta kemampuan untuk bertindak cepat dan tegas dalam situasi darurat merupakan hal yang sangat penting bagi para Duta Besar ini.

Niniek Kun Naryatie, Duta Besar Indonesia di Argentina yang juga bertanggung jawab atas hubungan dengan Paraguay dan Uruguay mengisahkan bagaimana kondisi saat virus merebak, yang merupakan musim liburan. 

Dalam kondisi perencanaan penutupan kota, pihak kedutaan harus berpikir tenang dan terus mencari informasi agar bisa mengevakuasi WNI yang saat itu sedang mengunjungi sebuah taman nasional yang letaknya cukup jauh dari Buenos Aires. Demikian pula masih akan ada sekitar 500 orang Anak Buah Kapal (ABK) yang akan merapat ke Uruguay dan Argentina dalam bulan Mei mendatang.

Dari negara yang sangat terdampak oleh pandemi virus korona di Eropa, Esti Andayani yang menjadi Duta Besar Indonesia di Italia juga berkisah mengenai ABK yang harus dibantu oleh Kedutaan. Cukup banyak  ABK dari kapal pencari ikan, maupun ABK dari kapal pesiar yang perlu dibantu. Bantuan dalam hal perpanjangan izin tinggal maupun proses pemulangan ke Indonesia di tengah kegentingan suasana pandemi covid 19 itu. Bagaimana di antara ABK tersebut ada juga yang positif COVID sehingga baru bisa dikembalikan setelah hasil tes berulang negatif.

Esti Andayani berharap orang-orang di Indonesia bisa belajar dari keadaan di Italia, yang memburuk karena anak-anak muda memanfaatkan kondisi darurat untuk pulang kampung ke daerah selatan Italia. Hal itu membentuk titik penyebaran baru yang meluas di sana. Biarlah dalam kondisi terpisah, berjauhan, kita tetap disatukan oleh cinta. Karena itu, peraturan untuk tetap tinggal di rumah perlu dilaksanakan oleh semua orang. "Andra tutto bene, semua akan kembali baik," pesannya. 

Duta Besar Indonesia untuk Peru, Marina Estella Anwar Bey, mengagumi kecepatan tindakan pemerintah Peru. Dalam satu kali dua puluh empat jam setelah kasus pertama terekam, pemerintah langsung mengambil kebijaksanaan. Sebagai akibatnya, Kedutaan juga harus segera menginformasikan kepada WNI yang sedang berkunjung ke Peru untuk segera meninggalkan Peru. Bisa terbayangkan suasana jam malam dengan patroli polisi di jalan yang digambarkan bagai masa perang , tentunya membuat suasana hati ikut tercekam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun