[caption caption="Perahu buatan pengrajin Mandar Polewali"][/caption]Biasanya, museum-museum di Indonesia tutup pada hari Senin. Tetapi, Senin ini, 19 Oktober 2015, pengunjung bisa tetap mengunjungi Museum Nasional Indonesia yang terletak di jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Museum ini sengaja membuka pintu untuk memberikan kesempatan bagi pengunjung menikmati Pameran "Jalur Rempah, the Untold Story". Pameran yang baru dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan semalam, berkisah tentang jalur rempah yang membawa pedagang dari berbagai negara untuk sampai ke kepulauan yang terletak di garis katulistiwa ini, Nusantara.
Bahkan menurut catatan seorang saudagar Arab Ibn al Faqih pada tahun 902, sudah dicatatkan nama Fansur (Barus) sebagai sebuah pelabuhan besar di pantai Barat yang menghasilkan cengkeh, kapur barus, kayu cendana, dan pala. Barus, yang sempat menjadi kota pelabuhan penting bagi jalur rempah, mungkin kini hanya sekedar diketahui oleh generasi muda kini karena nama kapur barus. Karena itu, pameran yang mengisi acara the Museum Week 2015 ini, menjadi suatu pameran yang menarik untuk dikunjungi oleh generasi muda Indonesia.
Pengunjung akan diajak berkeliling oleh relawan pemandu agar dapat lebih mengenal peranan rempah-rempah dalam membesarkan Indonesia. Dipadu dengan seni instalasi yang menarik, pameran ini juga mengajak generasi muda untuk mengingat besarnya peran dunia maritim dalam membangun kejayaan pelabuhan-pelabuhan yang memperkenalkan Indonesia dengan segala kekayaan rempahnya ke seluruh dunia.
Kejayaan maritim itu diperlihatkan dengan kehadiran pengrajin perahu dari Mandar Polewali yang membawa perahu tradisional buatan mereka yang dibuat secara tradisional. Perahu tersebut menyambut kedatangan pengunjung di halaman Museum Nasional.
Selain memasuki ruang pameran tertutup, pengunjung yang tertarik untuk mengikuti seminar, hari ini juga bisa mengikuti seminar "Jalur Rempah atau Jalur Sutra" di auditorium bawah Museum pada pukul 13.00 - 15.00 WIB, sementara seminar "Jalur Rempah: Pelayaran dan Perniagaan di Nusantara" akan berlangsung pada pukul 15.30 - 17.30 di tempat yang sama.
Pameran ini rencananya akan dibuka hingga pukul 21.00 WIB setiap harinya, dengan perkecualian bila ada kunjungan khusus kenegaraan.
Jangan terkecoh bila melihat pintu utama museum seakan tertutup, karena pada hari Senin ini, dan juga selama pameran dari tanggal 19 Oktober hingga 25 Oktober 2015 setelah jam tutup museum, pengunjung masuk melalui pintu masuk Gedung Arca, yaitu gedung baru yang berada di sebelah kanan gedung lama.
Rempah-rempah yang tampak biasa bagi orang Indonesia, karena setiap saat bisa ditemui di pasar, menjadi sebuah barang berharga bagi orang Indonesia di luar negeri yang ingin memasak dengan selera Indonesia. Bahkan, Mendikbud mengakui kalau dalam perjalanannya ke Frankfurt Book Fair 2015, beliau merasa masih ada yang kurang dalam masakan-masakan yang disantapnya. Begitulah, besarnya peran rempah dalam kehidupan. Begitu berarti, hingga membantu menjadikan Nusantara sebagai bagian dari perdagangan dunia sejak dahulu kala.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H