Bagi saya pribadi, kehadiran Kompas dan media cetak lainnya masih merupakan kebutuhan untuk memperoleh berita yang obyektif dan akurat. Keterlibatan pewarta warga dalam media elektronik merupakan bumbu yang akan memperkaya isi dari media konvensional.
Seorang pewarta warga dari Inggris, yang juga mantan jurnalis profesional, mengatakan bahwa memang di belahan Barat sana media cetak cenderung semakin ditinggalkan. Tetapi menurutnya, di benua Asia media cetak masih memiliki perkembangan yang cukup menggembirakan.
Kehadiran jurnalisme warga di Indonesia sebenarnya merupakan sarana untuk masuk ke dalam tahap lanjutan perkembangan surat kabar di Indonesia. Kalau dulu saya belajar membaca bersama Kompas, maka sekarang saatnya generasi muda belajar berbicara dan menulis bersama Kompas. Hal ini memang terlihat dalam rangkulan harian Kompas ke berbagai komunitas dan juga ke generasi muda Indonesia.
Dengan bertumbuh bersama, mungkin ada proporsi yang berubah komposisi, tetapi saya yakin media cetak tidak akan ditinggalkan masyarakat. Sama seperti radio yang tetap menjangkau masyarakat walaupun ada media cetak dan televisi, maka media cetak akan tetap hadir dan bertumbuh selama mereka tetap bertumbuh bersama kebutuhan masyarakat, tetap menjadi panutan (kompas) dalam keriuhan dunia global, dan tetap dipercaya sebagai saluran suara rakyat yang obyektif dan akurat. Tantangan ke depan adalah menghadirkan eksistensi bangsa Indonesia dalam dunia global, dan saya percaya harian Kompas masih akan terus berjuang bersama-sama dengan pembacanya untuk menghadirkan Indonesia yang semakin utuh dan kokoh dalam perspektif dunia. Selamat ulang tahun Kompas, selamat berjuang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H