Mohon tunggu...
Christopher.H
Christopher.H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar SMA

Hanya menumpang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anekdot Gus Dur - Kritik dan Sindiran Ditenun dengan Humor

21 Mei 2023   22:39 Diperbarui: 21 Mei 2023   23:00 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hal yang menurut saya paling menarik dari artikel tersebut, adalah cara Gus Dur menyampaikan kritik maupun sindiran, yaitu melalui teks - teks anekdot. Sebuah hal yang sangat langka, apalagi pada seorang tokoh nasional, seorang Presiden. Teks anekdot beliau juga bukan hanya sekedar teks lelucon, namun juga berisi dengan humor yang baik, dan juga dengan pesan yang tersirat, maupun tersurat.

Namun, apa itu sebenarnya teks anekdot? Teks anekdot adalah sebuah teks singkat yang berisi sindiran, kritikan maupun lelucon. Teks anekdot biasanya dibuat agar dapat menarik perhatian orang, sekaligus menghibur dan menyampaikan pesan si penulis kepada mereka. Teks anekdot secara umumnya adalah sebuah teks yang digunakan untuk menyampaikan kritikan maupun sindiran, namun dibungkus dengan bahasa yang menarik, dan mempunyai kesan lucu.

Salah satu anekdot lain dari Gus Dur adalah sebagai berikut:

Suatu hari, saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara. Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut. "Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?" tanya seorang menterinya."Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda...!"   

Di anekdot tersebut, Gus Dur sedang menyindir dan mengkritik berkaitan dengan larangan bemo dan becak. Berdasarkan teks anekdot tersebut, Gus Dur menyampaikan kritikan karena menurutnya larangan tersebut tidak perlu. Hal yang membuat teks anekdot Gus Dur unik adalah bagaimana ia bisa membuat lelucon dari hal tersebut, karena semua kendaraan tersebut beroda tiga. Maksud "Roda Tiga" dalam teks anekdot tersebut adalah obat untuk mengusir dan membunuh nyamuk, secara kebetulan topik rapat mereka pun mengenai wabah demam berdarah yang disebabkan oleh para nyamuk sendiri.

Dari teks anekdot tersebut dan juga teks anekdot yang sering disampaikan Gus Dur kita dapat melihat bahwa sebenarnya teks anekdot tersebut menyampaikan sebuah kritikan maupun sindiran si penulis, namun dibungkus menggunakan bahasa humoris. Ini merupakan fungsi dominan dari teks anekdot, untuk menarik perhatian, sehingga para pembaca dapat melihat apa yang si penulis ingin sampaikan. Melalui cara ini, sang penulis pun juga dapat menyuarakan apa yang ia pikirkan kepada para pembaca dengan baik, dan para pembaca sendiri dapat terhibur oleh teks anekdot sang penulis.

Teks anekdot dapat dikaitkan dengan peristiwa - peristiwa yang terjadi di sekitar. Kita dapat melihat peristiwa - peristiwa tersebut dan menyampaikan kritikan maupun sindiran kita sendiri dalam bentuk teks anekdot. Kita dapat membuat lucon yang kreatif, yang dapat memnbuat teks kita menarik, sehingga secara tidak langsung teks kita dapat menarik perhatian lebih banyak orang, dan apa yang kita pikirkan pun juga dapat disampaikan kepada audiens yang lebih luas.

Kesimpulan yang dapat kita tarik adalah: teks anekdot merupakan sebuah karya literasi yang sangat berguna dan efektif jika digunakan dengan benar. Kritikan dan sindiran yang jujur apabila digabungkan dengan humor yang lucu seakan dapat membawa kesan yang lucu namun tetap mengandung unsur keseriusan. Namun hal yang paling penting adalah untuk menyadari apa sebenarnya fungsi teks anekdot, yaitu untuk menyampaikan kritikan dan sindiran.

RM/32

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun