Mohon tunggu...
Ilmu Sosbud

Mewabahnya Sikap Individualisme Pada Masyarakat Indonesia dan Mengatasinya

31 Oktober 2016   02:50 Diperbarui: 23 Agustus 2022   11:29 24884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Individualisme. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Hidup di zaman yang semuanya semakin canggih membuat seseorang semakin berubah mengenai gaya hidup dan cara berperilaku. 

Perkembangan teknologi yang tidak bisa dipungkiri semakin berkembang pesat dan arus globalisasi yang masuk ke Indonesia semakin memunculkan masalah yang baru bagi pergaulan atau perilaku masyarakat masa kini, khususnya di Indonesia. 

Sejak masuknya arus globalisasi dan didukung berkembangnya teknologi yang canggih membuat masayarakat indonesia mulai bersikap individualisme.

Padahal dulunya Indonesia pada sejarah nenek moyang merupakan negara yang menerapkan dan menjunjung tinggi semangat gotong royong, serta mempunyai sikap sosial yang tinggi.

Indonesia dulunya juga merupakan negara timur yang penduduknya ramah dan sopan, akan tetapi saat ini jarang sekali kita temui hal yang demikian. 

Hanya segelintir orang saja yang bersikap demikian. Mengapa hal itu terjadi? Karena masyarakat Indonesia saat ini mulai bersikap atau berprilaku individualisme.

Apa sih perilaku atau sikap individualisme? Sikap individualisme merupakan paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting dibandingkan dengan orang lain. 

Mereka yang bersikap individualisme selalu mementingkan dirinya sendiri, mereka tidak memperdulikan orang lain dan hanya peduli terhadap urusannya masing-masing. 

Seseorang yang individualis tidak dapat menilai apa yang ada disekitarnya, yang ada hanya bagaimana dia melakukan segala aktivitasnya dengan baik tanpa orang lain. Menjadi orang yang bersifat individualis terkadang cenderung lebih tertutup dalam mengerjakan sesuatu seperti apa yang dia inginkan.

Misalnya contoh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan, meskipun tidak begitu terlihat mencolok, namun pada kenyataannya sikap individualisme masyarakat perkotaan menjadi gambaran umum dimana ada beberapa sikap atau perilaku masyarakat kota yang menggambarkan sikap individualisme seperti :

  1. Kurangnya komunikasi antar satu orang dengan individu lainnya yang ada disekitarnya. (tetangga dan lingkungan sekitar)
  2. Kurangnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain yang ada di sekitarnya.
  3. Minimnya interaksi dengan orang lain, seperti tetangga disekitar rumah, rekan kerja yang biasanya paling sering bertemu dan bertatap muka.

Faktor-faktor munculnya masyarakat yang bersifat individualisme yaitu:

  1. Orang yang cenderung individualis tidak terbiasa dengan hal-hal yang ramai atau melibatkan banyak orang untuk bergaul.
  2. Orang yang individualis merasa dirinya tidak dibutuhkan oleh orang lain, sehingga ia lebih nyaman mengasingkan diri.
  3. Orang individualis muncul akibat krisis kepercayaan kepada orang lain, sehingga ia merasa apa yang ia lakukan itu selalu benar dan apa yang dilakukan orang lain salah.

Selain faktor-faktor munculnya masyarakat individualisme, adapula dampak negatif dari masyarakat yang bersikap atau berprilaku individualis, seperti :

  1. Kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama.
  2. Egoisme yang tak terbatas.
  3. Kesulitas dalam bersosialisasi.

Oleh karena itu untuk mengatasi masyarakat yang bersikap atau mempunyai sifat individualis di lingkungan sekitar masyarakat, maka ada beberapa cara untuk mengatasinya agar tidak semakin tumbuh pesat orang-orang yang bersikap individualisme.

  1. Yang pertama yaitu membuat prioritas berdasarkan moral.
  2. Kedua, menumbuhkan kembali semangat gotong royong, karena dengan cara gotong royong kegiatan yang dikerjakan lebih cepat selesai dan setiap individu dapat merasakan pentingnya gotong royong, selain itu dapat menumbuhkan tali persaudaraan atau silaturahmi masyarakat semakin erat.
  3. Ketiga, meningkatkan rasa solidaritas atau kepedulian antar individu yang satu dengan yang lain.
  4. Keempat, Menumbuhkan sifat rela berkorban.
  5. Kelima, bahwasanya manusia adalah makhluk sosial, jadi manusia tidak bisa hidup sendiri dan perlu bantuan orang lain.
  6. Keenam, Menanamkan kesadaran dan motivasi pada individu sehingga individu akan berubah dengan kesadaran dirinya.
  7. Ketujuh, harus bisa mengedepankan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Dll

Kita harus bisa mencegah sebelum terjadi dan bisa mengatasi jika sudah terjadi. Kita juga harus bisa menyaring apa yang baik kita ambil dan apa yang buruk kita tinggalkan. 

Dengan demikian kita tidak perlu menunggu waktu lama hingga individualisme terkikis dari budaya masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun