Mohon tunggu...
Retno Wahyuni
Retno Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

do not cry nor be sad :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edukasi Kelola Sampah saat Kegiatan MPLS di SD Muhammadiyah Ngupasan Yogyakarta: Sekolah Ramah Lingkungan

4 Oktober 2024   12:33 Diperbarui: 4 Oktober 2024   19:00 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi PPL PPG UAD gel 1 Tahun 2024 SD Muhammadiyah Ngupasan Yogyakarta

Menanamkan Kesadaran Lingkungan Sejak Dini

Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ngupasan Yogyakarta tahun ini menyisipkan tema penting: edukasi pengelolaan sampah. Sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan ramah lingkungan, kegiatan ini bertujuan menanamkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah sejak usia dini.

Para siswa kelas 1 yang baru pertama kali memasuki lingkungan sekolah, diperkenalkan pada berbagai konsep dasar pengelolaan sampah dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. MPLS bukan hanya tentang pengenalan ruang kelas dan peraturan sekolah, tetapi juga bagaimana siswa dapat berkontribusi menjaga kebersihan lingkungan.

Pengenalan Macam-Macam Sampah

Sebagai bagian dari edukasi pengelolaan sampah, para siswa diperkenalkan pada macam-macam jenis sampah yang ada di sekitar mereka. Pengenalan ini dilakukan dengan cara visual, di mana guru memberikan edukasi tentang berbagai jenis sampah melalui PowerPoint dan memberikan penjelasan singkat tentang cara pengelolaan yang tepat.

  1. Sampah Organik
    Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan alami dan dapat terurai dengan sendirinya. Contoh sampah organik yang diperkenalkan kepada siswa meliputi sisa makanan, daun-daun kering, dan kulit buah. Siswa diajarkan bahwa sampah organik dapat dimanfaatkan kembali, misalnya dengan membuat kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah.

  2. Sampah Anorganik
    Sampah anorganik terdiri dari bahan-bahan yang tidak mudah terurai, seperti plastik, kaleng, kaca, dan kertas. Siswa diajarkan untuk memilah sampah anorganik dengan benar dan menyadari pentingnya daur ulang. Contoh konkretnya adalah mengumpulkan botol plastik dan kertas bekas untuk didaur ulang atau digunakan kembali dalam kegiatan seni.

  3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
    Meskipun sampah B3 tidak selalu ada di lingkungan sekolah, siswa dikenalkan dengan konsep ini untuk membedakan sampah yang memerlukan penanganan khusus. Contoh dari sampah B3 termasuk baterai bekas dan limbah elektronik. Siswa diajarkan bahwa sampah jenis ini tidak boleh dibuang sembarangan dan harus diproses dengan cara yang aman.

Praktik Memilah Sampah

Setelah mendapatkan penjelasan tentang macam-macam sampah, siswa diajak untuk mempraktikkan cara memilah sampah sesuai dengan kategori yang tepat. Tempat sampah di sekolah telah disediakan dengan label yang jelas untuk sampah organik, anorganik, dan sampah B3. Melalui kegiatan ini, siswa belajar dengan langsung memisahkan sampah mereka dan memahami bagaimana proses pemilahan yang benar dapat membantu dalam pengelolaan sampah secara keseluruhan.

Kreasi Daur Ulang: Belajar Kreativitas dari Sampah

Setelah memahami konsep dan praktik mengelola sampah, siswa juga diajak untuk berkreasi dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membuat karya seni dari bahan daur ulang, seperti botol plastik dan stik es krim. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan siswa untuk memanfaatkan kembali barang-barang yang ada di sekitar mereka, tetapi juga melatih kreativitas.

Siswa dibimbing oleh guru dalam membuat berbagai benda sederhana, seperti tempat pensil dari botol bekas. Karya-karya ini kemudian dipamerkan di ruang kelas sebagai penghargaan atas upaya mereka dalam mengelola sampah dan berkreasi. Dengan adanya kegiatan ini, siswa diajak untuk melihat bahwa sampah tidak selalu berarti sesuatu yang harus dibuang, tetapi bisa menjadi bahan yang berguna jika dikelola dengan baik

Membangun Generasi yang Peduli Lingkungan

Edukasi pengelolaan sampah yang dilakukan sejak masa MPLS ini diharapkan tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan tentang sampah, tetapi juga membentuk kebiasaan positif yang akan bertahan hingga mereka dewasa. SD Muhammadiyah Ngupasan percaya bahwa dengan memulai dari langkah kecil ini, mereka dapat berkontribusi dalam menciptakan generasi yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Kesadaran lingkungan adalah investasi jangka panjang yang dapat membawa perubahan nyata di masa depan. Dengan menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, SD Muhammadiyah Ngupasan Yogyakarta menunjukkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter siswa yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di sekitar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun