Mohon tunggu...
Retno Setyowati
Retno Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - Psikolog Klinis

- Psikolog Klinis - Plant lovers

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prokastinasi dan Bayang-bayang Drop Out

5 Januari 2021   06:51 Diperbarui: 5 Januari 2021   06:58 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan IPK diatas 3,00 setidaknya secara kognitif masih mampu untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Penting juga untuk digali terkait dengan sumber kecemasan dan ketakutan apa saja yang dirasakan. Bisa saja ada trauma psikologis selama menjalani masa perkuliahan sehingga butuh bantuan dari psikolog klinis untuk mengatasinya.

Jika hal-hal yang terkait dengan kondisi internal sudah teratasi maka resources yang bersifat eksternal juga perlu diperkuat lagi. Sumber daya dari luar ini bisa berasal dari keluarga, dosen teman-teman disekitarnya dan fasilitas pendukung.  Ada baiknya mereka menanyakan hal-hal apa saja yang dibutuhkan agar ia merasa nyaman dan tenang selama menyelesaikan tugas. 

Jangan sampai bentuk dukungan yang diberikan malah menimbulkan persoalan baru. Sebagai contoh ada orang tua yang sangat peduli dengan anaknya dan memantau setiap perkembangannya dengan selalu menghubungi dosen pembimbing dan hal ini ternyata membuat anaknya merasa malu dan malah menarik diri.  Untuk itu diperlukan kebjaksanaan dari masing-masing pihak agar dapat menahan diri.

Dengan adanya dukungan sosial  yang tepat  maka  ia tidak akan merasa sendiri dan lambat laun akan muncul lagi rasa percaya diri serta punya kekuatan untuk melanjutkan skripsinya.

KELUAR DARI BAYANGAN DROP OUT 

Mendengar kata-kata drop out tentu saja yang terbayang adalah sesuatu yang kurang menyenangkan. Selagi masih kesempatan maka tetap harus optimis dan semangat. Tentu saja hal ini harus diwujudkan dalam bentuk action bukan sekedar wacana saja. Dapat dimulai dengan menyusun lagi jadwal dan membuat skala prioritas dalam beraktifitas hingga setiap langkah dapat dilihat kemajuannya dan gelar sarjana dapat diraih sesuai waktu yang ditentukan.  

REFERENSI

Burka, J. B. & Yuen, M.(2008). Procrastination. why you do it. what to do about it. Massachussets : Perseos Book.

Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. (1995). Procrastination and task avoidance: Theory, research, and treatment. New York: Plenum Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun