Mohon tunggu...
Retno Setianingrum
Retno Setianingrum Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Blog

Hello :D Suka menulis hal-hal yang nggak jauh-jauh dari topik: produktivitas, media, gaya hidup, dan ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

#SawitBaik: Kampanye yang Tidak Tepat di Waktu yang Salah

20 September 2019   19:02 Diperbarui: 20 September 2019   19:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sawit Baik adalah kampanye nasional yang bertujuan untuk memberikan informasi seputar kelapa sawit yang selama ini belum diketahui oleh publik. Kampanye sawit baik muncul di twitter dengan nama #SawitBaik @SawitBaikID dengan keterangan: didukung oleh Kemeterian Perekonomian, Kemenkominfo dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit.

Kampanye #SawitBaik dilakukan untuk memberi literasi kepada masyarakat tentang seluk-beluk perkebunan sawit berupa manfaat sawit, penyerapan tenaga kerja dan kontribusi dalam perekonomian. 

Kampanye sawit baik sah-sah saja dilakukan tetapi harusnya menunggu waktu yang tepat. Bukankah kampanye bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan maksud mempengaruhi untuk diikuti dan didukung? Jika waktunya tidak tepat maka sulit pula untuk mencapai tujuan dari kampanye tersebut.

Kabut asap di beberapa daerah di Indonesia yang disebabkan oleh pembakaran areal sawit untuk membuka lahan baru, kabut asap terjadi di beberapa wilayah di Indonesia yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan. 

Menurut Data Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, korban yang diakibatkan oleh kabut asap 1-16 September 2019 terdapat sekitar 100.000 jiwa penduduk di Sumatera dan Kalimantan yang mengalami ISPA.

Kampanye #SawitBaik rilis pada tanggal 3 September 2019 di media sosial twitter. Kabut asap belum mereda bahkan lahan yang terbakar semakin meluas karena belum turun hujan, penduduk yang mengalami ISPA bertambah, aktivitas sekolah banyak yang diliburkan tentu membuat masyarakat di Indonesia ikut berempati terhadap bencana kabut asap yang terjadi hampir setiap tahun di beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan. 

Bukan hal yang tepat dan tentu saja tidak etis dilakukan kampanye #SawitBaik untuk menggiring opini masyarakat supaya berpikir tentang dampak positif perkebunan sawit. 

Akan lebih baik jika mengkampanyekan kecaman terhadap perusahaan pembakar lahan atau boleh saja mengkampanyekan tentang sawit baik tapi tidak sekarang, tunggu sampai masalah kabut asap selesai supaya tujuan kampanye tercapai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun