Mohon tunggu...
Florentina Retno Parwiyati
Florentina Retno Parwiyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Simple life to be a better person

Menulis sejak 2015 Menulis untuk menumpahkan rasa. Menulis dengan cara sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kopi Lumbung Mataram: Ngopi Istimewa di Bangunan Tua

11 Januari 2021   00:19 Diperbarui: 11 Januari 2021   00:43 8349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi bungkus daun jati yang jadi andalan, dokpri

Sore itu cuaca sangat cerah, tidak seperti biasa karena beberapa hari hujan. Seolah semesta mendukung kami bertemu dengan teman-teman Kompasianer untuk pertama kalinya di tahun 2021. Berharap ini menjadi awal yang baik untuk kami kembali melakukan berbagai kegiatan bersama setelah hampir 10 bulan hanya di rumah saja.

Mengawali tahun 2021 dengan dolan kulineran bareng teman-teman Kompasianer Jogja sungguh menyenangkan, sekaligus melepas rindu setelah sekian bulan tak bertemu.

Tujuan kami ke arah Kotagede. Kawasan bersejarah dengan ciri khas banyaknya bangunan cagar budaya dan bangunan tua yang sengaja diabadikan. Kawasan Kota gede juga menjadi tempat favorit wisatawan asing maupun lokal karena sejarah dan peradaban Kotagede yang masih terpelihara hingga saat ini. Memang tidak semuanya utuh, ada pula yang harus direnovasi sana sini karena usia, bahkan akibat gempa  2006 lalu.  

Sebenarnya tidak terlalu sulit menemukan lokasi yang kami tuju, yaitu Warung Kopi Lumbung Mataram. Melalui aplikasi google map kami berenam berangkat tanpa tersesat. Awalnya agak ragu karena melewati gang sempit. Tapi inilah cirikhas mengunjungi kawasan Kotagedhe. Seorang teman berkata, " Ini adalah jalur sepedaan wisatawan asing yang pernah saya antar dulu".

Meskipun jalannya sempit tapi mobil pribadi masih bisa lewat kok, asal tetap hati-hati. Memasuki area Lumbung Mataram, ternyata ada kebun mini, merupakan kebun swadaya dari masyarakat sekitar dalam upaya meningkatkan ketahan pangan. Kami pun diarahkan oleh seorang bapak yang kebetulan ada diarea tersebut menuju kearah warung kopi yang kami cari.

Ternyata lumayan luas juga halaman depannya, bisa untuk parkir sepeda, motor dan mobil. Ada sebuah pintu kecil, mengarahkan kami untuk masuk ke sebuah bangunan tua. Dari luar pintu terlihat tempat cuci tangan, tenda dengan meja kursi di halaman dan juga pendopo. Pikiran pun langsung melayang ini bangunan berapa usianya? Sambil berjalan,  kami disambut ramah oleh Ibu Ida, salah satu pengelola Warung Kopi Lumbung Mataram. 

Suasana ngobro sore bareng sahabat, dokpri
Suasana ngobro sore bareng sahabat, dokpri

Senyum ramah beliau menyambut kami, sambil menunggu teman lain yang belum datang kami dipersilahkan duduk ataupun  berkeliling untuk mengambil gambar. Perpaduan gaya klasik yang sempurna. Ini yang ada dipikiran saya. Bagaimana tidak, di halaman tampak meja dan kursi minimalis ala rumah makan out door dengan tenda.

Lalu ada pendopo dengan bangku dan kursi ala tempo dulu, sebuah sepeda tua dipajang untuk mengajak berpikir, menebak berapa usianya.  Di teras rumah sebelah pendopo ditampilkan meja kursi tua koleksi keluarga yang usianya pasti lebih tua dari Ibu Ida. 

Nasi bungkus daun jati yang jadi andalan, dokpri
Nasi bungkus daun jati yang jadi andalan, dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun