Tak salah sesungguhnya jika sastra kita jadikan luapan rasa. Bahkan memasifkannya lewat sosial media tentu akan bernilai positif untuk terus menghidupkan sastra. Akan tetapi, hanya perlu digarisbawahi, agar kita memahami dulu apa yang dikutip itu. Tahu teks aslinya, tahu pengarangnya, kita membaca dan menikmati karya sastra itu lebih dalam. Kita setidaknya tahu bahwa yang kita kutip adalah sebuah mahakarya yang bernilai dalam dan luas. Bukan sekadar mengutip yang akhirnya menjadikan sastra seolah kalimat-kalimat biasa yang tidak bernyawa. Belajarlah menghargai karya sastra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H