Di Jerman dan sebagian besar negara barat, jurnalisme online menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di dalam 20 tahun terakhir.
Sejak awal, potensi Internet telah tunduk pada harapan dan ketakutan visioner.
Perkembangan pesat dalam teknologi media baru dipandang sebagai kekuatan besar yang bahkan dapat mengubah wajah jurnalisme di masa depan.
Media Jerman termasuk negara yang pertama bereksperimen dengan jurnalisme online.
Jurnalisme di Jerman diawali oleh kemunculan mesin cetak dan surat kabar.
Seiring berjalannya waktu, internet muncul membuat eksistensi dan ketenaran media cetak semakin menurun.
Namun, para ahli mengatakan bahwa jurnalisme online disambut dengan antusias sebagai "revolusi" Â dan "masa depan jurnalisme" (Quandt, T., & Hanitzsch, T., 2006).
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah dan perkembangan jurnalisme di Jerman, yuk simak artikel ini
MESIN CETAK DITEMUKAN
Pada awalnya, dunia persuratkabaran mengalami revolusi setelah ditemukannya mesin cetak.Â
Penemuan mesin cetak ini muncul pada tahun 1450 an oleh Johannes Guttenberg yang menjadi awal jurnalisme di Jerman.
Pada tahun yang sama, informasi pertama dicetak di kertas dengan menggunakan mesin ini.
Kemunculan mesin cetak ini juga memunculkan koran pertama pada tahun 1457 di Nurenberg, Jerman.
Pengumuman hasil ekspedisi Christopher Colombus ke Benua Amerika pada tahun 1493 menjadi salah satu peristiwa besar yang diberitakan secara luas melalui surat kabar.
Sebuah koran bernama Relation aller Furnemmen und gedenckwurdigen Historien atau orang-orang menyebutnya dengan "The Relation" menjadi salah satu surat kabar yang pertama kali diterbitkan di Jerman
Surat kabar ini diterbitkan pada tahun 1605 oleh keluarga Johan Carolus.
Seiring berjalannya waktu, mesin cetak ini sudah tersebar di 250 kota di penjuru Eropa dan menciptakan 27.000 judul buku pada tahun 1500.
Penemuan mesin cetak berpengaruh terhadap berkembangnya ribuan lembaran berita, pamflet singkat berisi laporan berbagai acara, peristiwa, kisah balada yang biasanya dicetak pada satu sisi kertas.
Lembaran-lembaran ini lalu disebar ke Eropa dan daerah koloni Eropa, yaitu Amerika.
Sejak tahun 1610, surat kabar cetak berkembang pesat di Eropa.
Walau media cetak berkembang di Eropa namun dari sisi isi, media-media ini tidak bebas memberitakan mengenai keadaan negara mereka.
Isi pemberitaan pada media cetak Jerman lebih banyak memberitakan tentang negara lain.
Hal ini dikarenakan percetakan tempat surat kabar kabar dicetak diatur secara ketat.
Rata-rata percetakan membutuhkan izin pemerintah dan gereja untuk beroperasi.
Pada era selanjutnya, surat kabar berperan di dalam perdagangan, beberapa di antara seperti dapat memuat iklan, melaporkan situasi pasar, dan mencantumkan daftar harga.
Di Jerman, pada tahun 1625 terdapat koran yang terbit 2x seminggu.Â
Selain itu, pada tahun 1650, Einkommende Zeitung menjadi koran yang terbit setiap hari.
Kemudian, pada awal abad 18, pemuatan komentar sosial dan politik sudah terdapat pada koran.
MUNCULNYA INTERNET
Kemunculan internet dan semakin ketatnya persaingan media membuat ketenaran media cetak mulai menurun.
Pada tahun 2012, Asosiasi Penerbit Majalah Jerman VDZ sempat melakukan kampanye guna menekan kembali luasnya jangkauan iklan melalui media cetak.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah para pemasang iklan untuk beralih dari media cetak ke media online yang cenderung lebih efektif dan memiliki jangkauan luas.
Selain itu, penjualan dan pengedaran koran-koran di Jerman semakin lama semakin mengalami penurunan.Â
Bahkan, beberapa koran sudah menghilang dari pasaran dan beberapa lainnya akan segera tutup karena tidak mampunya perusahaan koran untuk membiayai penerbitan korannya.
Penjualan koran terus menurun karena semakin banyaknya masyarakat yang beralih untuk membaca media online yang cenderung gratis dan dapat diakses di mana saja dan kapan saja.
Media online sudah 10 tahun lebih berada di dunia media Jerman dan memberikan informasi pemberitaan yang sebelumnya didominasi oleh koran, televisi, majalah, dan radio.
Koran dan media cetak lainnya cenderung akan sulit mencari pembeli karena saat ini masyarakat lebih memilih untuk mendapatkan informasi yang cepat dan aktual yang bisa didapatkan melalui media online.
Namun sebenarnya, media cetak dan jurnalisme berkualitas tetap masih dibutuhkan.
Menurut Klaus Meier, media cetak dan media online di masa depan akan saling melengkapi.
Koran kemungkinan akan terbit dalam seminggu 1-2 kali.
Sedangkan, di internet nantinya akan dipublikasikan berita yang aktual dan interaktif.
Kualitas jurnalisme bergantung pada model bisnis yang berkembang di dalam dunia pemberitaan.
Untuk mendapatkan konten online, beberapa penerbit nantinya akan meminta bayaran kepada para pembacanya jika ingin membaca berita secara lengkap.
MEDIA CETAK KE ONLINE
Peralihan media cetak ke media online menjadi salah satu cara yang digunakan oleh beberapa perusahaan koran guna mempertahankan eksistensinya.
Yuk simak audio ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fuchs, R. (2012, Desember 28). Tantangan Media Cetak di Jerman. Dw.com. https://www.dw.com/id/tantangan-media-cetak-di-jerman/a-16484467
Gual, Y. A. (n.d.). Sejarah Awal Perkembangan Media Cetak di Eropa dan Amerika Serikat. Diakses pada September 18, 2022, dari https://adoc.pub/sejarah-awal-perkembangan-media-cetak-di-eropa-dan-amerika-s.html
Nurhidayati, A. F. (2021). Sejarah Pers dan Jurnalistik. https://www.researchgate.net/publication/350235838_Kelompok_1_B_Sejarah_Pers_dan_Jurnalistik
Quandt, T., & Hanitzsch, T. (2006). AMERICAN AND GERMAN ONLINE JOURNALISTS AT THE BEGINNING OF THE 21ST CENTURY. Journalism Studies, 7(2), 171. https://www.academia.edu/17457610/AMERICAN_AND_GERMAN_ONLINE_JOURNALISTS_AT_THE_BEGINNING_OF_THE_21ST_CENTURY
Sihotang, K. (2021, Juli 22). Koran Pertama Di Dunia. Www.validnews.id. https://validnews.id/catatan-valid/koran-pertama-di-dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H