Sementara itu, tercatat pula sebanyak 8 jenis rumput laut, di antaranya E. acoroides, T. hemprici, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis and Halodule pinivolia dan 20 hektar terumbu karang yang dapat dinikmati pengunjung jika ingin menyelam atau sekedar snorkeling dengan menyewa peralatan yang sudah di sediakan pengelola.
Jika kamu ingin menikmati rimbunnya menjelajah hutan mangrove, ada 2 pilihan akses yang dapat kamu coba, pertama dengan menaiki perahu pecadik kecil yang disewakan oleh warga pengelola setempat, atau kamu dapat melewati jembatan setapak yang sudah dibagun membelah hutan mangrove. Konon, pembuatan jembatan ini sama sekali tidak merusak vegetasi mangrove, karena didesain mengikuti jalur tumbuh mangrove.
Di penghujung jembatan, pengunjung akan dibuat terkesima dengan hamparan karpet pasir putih alami yang disembunyikan rimbunan mangrove di Pantai Tanjung Kemala.
Kuliner di Rumah Terapung
Untuk wisatawan yang berminat menikmati suasana Desa Bahoi dengan cara yang berbeda, wisatawan dapat  berkunjung ke rumah terapung khas Bahoi yang berlokasi di pinggir DPL.
Rumah terapung  ini menyajikan sajian makanan khas Bahoi yang mayoritas berbahan ikan. Menu-menu seperti Ikan Roa, Ikan Bakar Dabu-Dabu, Ikan Cakalang Fufu dan yang paling menarik adalah Ikan Roa Kuah Sashi atau ikan bakar kuah, dapat pengunjung nikmati di tempat ini.
Selain menyediakan kuliner yang memanjakan indra perasa, rumah ini juga memiliki kamar tidur yang disediakan bagi pengunjung yang ingin menginap di daerah Desa Ekowisata.
Surga tersembunyi ini hanya bisa dinikmati di Likupang-North Sulawesi. Sebuah peninsula cantik yang hanya ada di Indonesia Aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H