COD atau Cash On Delivery, tentu sudah sangat familiar terdengar bagi pegiat belanja di online store. Metode pembayaran ini terbukti masih sangat diminati, di tengah maraknya metode pembayaran secara elektronik.
Alasan COD-an masih sangat diminati yakni, karena kepemilikan rekening bank oleh masyarakat di negeri +62 masih terbatas, juga kepercayaan pembeli pada penjual di online store masih kurang.
Yang tengah ramai di Twitter, seorang ibu-ibu dirajam umpatan oleh netizen karena memaki kurir pengantar paket.
Dalam video yang menunjukkan ocehannya itu, ia merasa penjual akan menipunya, sebab barang yang datang tidak sesuai dengan yang ia pesan. Tetapi karena packaging-nya sudah dibuka oleh si ibu, menurut prosedur, si ibu harus tetap membayar.
Si ibu semakin berang, ngedumel dan tidak terima ketika kurir menagih uang pembayarannya. Kemudian, bertubi-tubi si ibu melontarkan kata-kata kasar, tanpa akhlak kepada kurir, sembari membungkus kembali barang pesananya. COD gagal, kurir kasihan.
Kejadian customer COD yang memaki kurir seperti ini, bukan kali pertama terjadi. Beberapa waktu lalu, seorang bapak-bapak berkaos merah juga menolak membayar sepatu yang sudah ia pesan, padahal kardus juga sudah dibuka.
Banyaknya kasus seperti ini, mengindikasikan jika customer belum paham betul bagaimana mekanisme COD yang sedang ia lakukan. Atau opsi lain, mereka memiliki pandangan tersendiri terkait praktik COD yang kerap mereka terapkan.
Sebelum era marketplace toko oren, toko hijau, toko merah dkk. K**kus dan F* adalah gudangnya pembelian lewat COD. Dengan toko yang dikelola akun perorangan, mekanisme COD sedikit berbeda dengan COD di marketplace seperti sekarang ini.
COD versi perorangan ini berarti mempertemukan antara calon pembeli dan penjual secara langsung di suatu tempat. Calon pembeli melihat langsung keadaan barang yang akan dibelinya, dan secara tunai langsung membayar ketika barang yang ia lihat cocok.
Jadi, jika barang yang dilihat kurang cocok, calon pembeli ini boleh urung membeli barang tersebut.
Sedikit berbeda dengan konsep COD yang diterapkan marketplace sekarang ini, meskipun sama-sama pembayaran dilakukan secara tunai.
Di marketplace (toko oren, toko hijau, dsb) pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung. Mekanismenya, setelah pembeli memilih barang yang diinginkan, pembeli akan dikirimi barang oleh penjual melalui kurir.
Di sini kurir hanya berfungsi mengantarkan dan meminta uang pembayaran, bukan sebagai perwakilan dari penjual.Â
Jadi, jika barang yang diantarkan tidak sesuai, kurir tidak bertanggung jawab, tetapi pembeli harus tetap membayar.
Yahh, rugi dong kalau gitu? Tenang, ada fitur complain untuk pelanggan yang memiliki masalah terkait barang yang diterimanya.
Misal barang yang kamu terima tidak sesuai, kamu tetap bisa menghubungi penjual dan meminta pertanggung jawaban, apakah akan di-refund atau akan ada pengiriman ulang. Tentu, sesuai syarat dan ketentuan dari masing-masing toko.
Pastikan ini saat COD-an, agar tak baper kemudian
- Mau COD perseorangan atau dari marketplace, pastikan akun penjual asli bukan abal-abal. Kalian dapat melihat review, lewat rating dan jejak komentar yang tertera.
- Untuk COD perseorangan, pastikan nomor kontak yang dihubungi tidak bermasalah, dapat dilacak melaui aplikasi get contact atau true caller.
- Baca instruksi dari penjual, hal ini berkaitan dengan kebijakan antar satu toko dan toko lainnya berbeda. Jangan sampai ada masalah dan menyesal kemuadian dan berdalih, "Biasanya COD-an enggak gini!"
- Selalu dokumentasikan unboxing barang lewat video, hal ini sangat menolong jika ingin melakukan complain. Tengsin doong udah complain panjang lebar, tapi pas dimintai buktinya engga bisa nunjukkin.
****
Pada dasarnya, setiap metode pembayaran memiliki risikonya masing-masing. Pada praktik COD-an, masalah seringkali timbul karena salah pemahaman mekanisme antara pembeli terhadap penjual.
Yuuk! Jadi smart buyer dengan membaca dulu informasi sebelum mebeli. Dan lagi, perkara memilih metode pembayaran, pilih yang mana menurutmu kamu mampu, paling nyaman, aman dan kamu tidak kerepotan.
Terima kasih sudah membaca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H