Jadi, jika barang yang dilihat kurang cocok, calon pembeli ini boleh urung membeli barang tersebut.
Sedikit berbeda dengan konsep COD yang diterapkan marketplace sekarang ini, meskipun sama-sama pembayaran dilakukan secara tunai.
Di marketplace (toko oren, toko hijau, dsb) pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung. Mekanismenya, setelah pembeli memilih barang yang diinginkan, pembeli akan dikirimi barang oleh penjual melalui kurir.
Di sini kurir hanya berfungsi mengantarkan dan meminta uang pembayaran, bukan sebagai perwakilan dari penjual.Â
Jadi, jika barang yang diantarkan tidak sesuai, kurir tidak bertanggung jawab, tetapi pembeli harus tetap membayar.
Yahh, rugi dong kalau gitu? Tenang, ada fitur complain untuk pelanggan yang memiliki masalah terkait barang yang diterimanya.
Misal barang yang kamu terima tidak sesuai, kamu tetap bisa menghubungi penjual dan meminta pertanggung jawaban, apakah akan di-refund atau akan ada pengiriman ulang. Tentu, sesuai syarat dan ketentuan dari masing-masing toko.
Pastikan ini saat COD-an, agar tak baper kemudian
- Mau COD perseorangan atau dari marketplace, pastikan akun penjual asli bukan abal-abal. Kalian dapat melihat review, lewat rating dan jejak komentar yang tertera.
- Untuk COD perseorangan, pastikan nomor kontak yang dihubungi tidak bermasalah, dapat dilacak melaui aplikasi get contact atau true caller.
- Baca instruksi dari penjual, hal ini berkaitan dengan kebijakan antar satu toko dan toko lainnya berbeda. Jangan sampai ada masalah dan menyesal kemuadian dan berdalih, "Biasanya COD-an enggak gini!"
- Selalu dokumentasikan unboxing barang lewat video, hal ini sangat menolong jika ingin melakukan complain. Tengsin doong udah complain panjang lebar, tapi pas dimintai buktinya engga bisa nunjukkin.
****
Pada dasarnya, setiap metode pembayaran memiliki risikonya masing-masing. Pada praktik COD-an, masalah seringkali timbul karena salah pemahaman mekanisme antara pembeli terhadap penjual.