Apakah oli mesinnya masih bagus? Apakah air akinya masih menggenang? Apakah rantai atau Van belt-nya sudah aus?
Hobi berkendara sedikit banyak mengajarkan untuk tahu beda fungsi antara oli mesin dan oli samping, kampas rem dengan kampas kopling, juga lampu kota dan lampu utama.
Apalagi jika mau mengulik lebih, sesederhana bisa memperbaiki sendiri plat motor yang miring karena bautnya terlepas, memompa ban atau mengganti oli mesin. Percayalah, hal ini akan meningkatkan efikasi terhadap diri sendiri.
Mengasah sistem navigasi otakÂ
Pernah tersesat padahal sudah pakai GPS? Atau pernah dilewatkan rute ajaib yang jalannya di luar dugaanmu? Dilewatkan jalur lahar misalnya. Tidak perlu panik, ikuti instingmu saja.
Dengan demikian otak mampu menambahkan input database dan membuat peta sendiri di dalam sistemnya. Sebaliknya, ketika seseorang menggunakan GPS, seseorang tidak memanfaatkan hippocampus-nya dengan baik, yang justru memperburuk kinerjanya dalam mencari arah ketika tanpa bantuan GPS.
Untuk tetap memantik kinerja hippocampus, yuk sekali-kali berkendara tanpa GPS digital, boleh diganti dengan GPS lainnya, GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) alias tanya warga misalnya.
Manajemen problem solving
Bagi sebagian orang, aktivitas solo riding untuk tujuan yang jauh, nampaknya memang berat dan penuh risiko, khususnya bagi perempuan. Untuk mengurangi risiko yang ada, selain memastikan kondisi kendaraan prima sebelum berangkat, ada juga yang sudah siap sedia dengan spare part-nya sendiri.
Jangan kaget kalau saat memeriksa tas amunisi mereka, kalian akan menemukan ban dalam, atau busi misalnya. Buat berjaga-jaga saja kalau sewaktu-waktu ban bocor dan tempat tambalnya tidak menyediakan ban baru.