Di Kota Lille Prancis, dari 124 pasien Covid-19, 85 diantaranya harus menggunakan Invasiv Mechanical Ventilation atau alat bantu pernafasan mekanis, yang mana rata-rata IMT setiap pasien tersebut diatas normal.
Sementara di California, dari sekitar 6000 pasien Covid-19, hasil dari studi kohort retrospektif menemukan bahwa pasien dengan IMT 40 kg/m2 memiliki risiko kematian lebih tinggi jika dibanding pasien dengan IMT 18,5 -- 24 kg/m2.
Hasil ini didukung penelitian dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di US, yang mengemukakan jika risiko kematian penyitas obesitas yang mengidap Covid-19 meningkat hingga 50 persen.
Mengapa demikian?
Kelebihan berat badan dituding dapat memperparah Covid-19 lewat penyakit penyerta (komorbid) yang ditimbulkannya. Sumber lain mengatakan juga jika, orang dengan berat badan berlebih cenderung berpeluang lebih tinggi mengalami peradangan dalam tubuh sehingga hal ini memperburuk kondisi sakit. Jadi, faktor-faktor tersebut mempersulit pasien untuk segera pulih dari Covid-19.
---
Di Indonesia sendiri, kenaikan berat badan menunjukkan tren naik selama masa pandemi, umumnya terjadi pada orang-orang yang beraktivitas dari rumah (Work Form Home, School From Home) yang membuat gerak mereka terbatas. Apalagi ditemani camilan-camilan kesayangan, dan tidak didukung dengan workout yang cukup. Hampir bisa dipastikan, tubuh mengembang seperti kue yang kelebihan baking soda.
Mungkin WLC ini bisa diterapkan bersama-sama untuk tetap menjaga berat badan ideal selama pandemi. Coba ajak sahabat, keluarga, atau sesama karyawan untuk melakukan tantangan ini dengan iming-iming hadiah menarik yang disepakati, seperti voucher liburan beserta tiket pesawat misalnya. Hehe
Terima kasih sudah membaca
Referensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7