Mohon tunggu...
Retno Junita
Retno Junita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Retno Junita memiliki hobi jalan jalan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran yang Dipersonalisasi untuk Mahasiswa Penyandang Disabilitas

25 Juni 2024   21:41 Diperbarui: 25 Juni 2024   22:05 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Retno Junita Rahmawati 

202310180311056

Ejonomi Pembangunan 

Universitas Muhammadiyah Malang 

Abstrak

Artikel ini mengeksplorasi pentingnya pembelajaran yang dipersonalisasi bagi siswa penyandang disabilitas, menyoroti manfaat pendekatan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran individu. Metode pengajaran tradisional yang bersifat universal sering kali gagal mengakomodasi beragam kebutuhan siswa penyandang disabilitas, sehingga menyebabkan kesenjangan pembelajaran dan penurunan prestasi akademik.
Pembelajaran yang dipersonalisasi, di sisi lain, menawarkan solusi yang menjanjikan dengan memanfaatkan teknologi, prinsip-prinsip Desain Universal untuk Pembelajaran (UDL), dan kemitraan kolaboratif antara guru, siswa, dan keluarga. Dengan menggabungkan teknologi adaptif, alat bantu, dan kurikulum inklusif, pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mudah diakses, menarik, dan efektif dalam mendorong keberhasilan akademis.
Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi, pendidik dapat membantu siswa penyandang disabilitas mengatasi hambatan dalam belajar, membangun kepercayaan diri, dan mencapai potensi penuh mereka. Artikel ini memberikan strategi dan wawasan praktis kepada para pendidik, pembuat kebijakan, dan keluarga untuk mendukung pengembangan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan efektif.

Latar Belakang

Pendidikan adalah hak mendasar bagi semua individu, terlepas dari kemampuan atau disabilitas mereka. Namun, siswa penyandang disabilitas sering kali menghadapi hambatan besar dalam belajar, termasuk kurikulum yang tidak dapat diakses, strategi pengajaran yang tidak memadai, dan kurangnya akomodasi. Akibatnya, mereka mungkin kesulitan mencapai kesuksesan akademis, yang menyebabkan penurunan motivasi, rendahnya harga diri, dan terbatasnya peluang karir.
Pendekatan pendidikan tradisional sering kali berfokus pada kurikulum dan metode pengajaran standar, yang mungkin tidak efektif bagi siswa penyandang disabilitas. Sebaliknya, pembelajaran yang dipersonalisasi menawarkan pendekatan yang disesuaikan yang mengenali kekuatan, kebutuhan, dan gaya belajar unik setiap siswa. Dengan menggabungkan teknologi adaptif, alat bantu, dan kurikulum inklusif, pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mudah diakses, menarik, dan efektif

Permasalahan

Pembelajaran yang dipersonalisasi mempunyai potensi untuk meningkatkan hasil pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas, namun ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

*Kurangnya Guru yang Terlatih : Banyak guru yang kurang memiliki pelatihan dan keahlian untuk merancang dan melaksanakan rencana pembelajaran yang dipersonalisasi untuk siswa penyandang disabilitas.
*Sumber Daya yang Tidak Memadai : Sekolah sering kali kekurangan sumber daya yang diperlukan, termasuk teknologi bantu dan materi adaptif, untuk mendukung pembelajaran yang dipersonalisasi bagi siswa penyandang disabilitas.
*Aksesibilitas Terbatas: Banyak situs web, aplikasi, dan sumber daya digital pendidikan tidak dapat diakses oleh siswa penyandang disabilitas, sehingga menciptakan hambatan terhadap pembelajaran yang dipersonalisasi.
*Kesulitan dalam Mengidentifikasi Kebutuhan Siswa : Pendidik mungkin kesulitan mengidentifikasi secara akurat kebutuhan pembelajaran dan kemampuan siswa penyandang disabilitas, sehingga sulit merancang rencana pembelajaran pribadi yang efektif.
*Kolaborasi yang Tidak Memadai : Kurangnya kolaborasi antara guru, keluarga, dan penyedia layanan terkait dapat menyebabkan tidak memadainya dukungan bagi siswa penyandang disabilitas dan rencana pembelajaran pribadi yang tidak efektif.
*Biaya Tinggi : Pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi mungkin memerlukan investasi besar dalam teknologi, pelatihan, dan personel, yang dapat menjadi hambatan bagi banyak sekolah dan kabupaten.
*Hambatan Budaya dan Linguistik : Rencana pembelajaran yang dipersonalisasi mungkin tidak sensitif secara budaya atau bahasa, sehingga berpotensi memperburuk marginalisasi siswa penyandang disabilitas dari berbagai latar belakang.
*Kurangnya Bukti Empiris : Penelitian empiris mengenai efektivitas pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi untuk siswa penyandang disabilitas masih terbatas, sehingga sulit untuk menginformasikan desain pembelajaran dan pengambilan kebijakan.
*Akomodasi yang Tidak Memadai : Rencana pembelajaran yang dipersonalisasi mungkin tidak memberikan akomodasi yang memadai bagi siswa penyandang disabilitas, sehingga menyebabkan akses terhadap pendidikan yang tidak setara.
*Hambatan Kebijakan dan Peraturan : Kebijakan dan peraturan yang ada mungkin tidak mendukung penerapan pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi untuk siswa penyandang disabilitas, sehingga menciptakan tantangan tambahan bagi para pendidik dan pembuat kebijakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun