Mohon tunggu...
Re -
Re - Mohon Tunggu... -

ketika hidup hanyalah sementara, apakah kita tetap akan berlomba mengumpulkan harta duniawi, daripada mengumpulakan harta sorgawi?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mantel Bulu Binatang

6 Juli 2011   18:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:53 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu ketika digelarlah pesta besar di suatu wilayah di daerah Eropa Barat. Semua orang diundang, diperbolehkan hadir, tidak peduli status sosial, jabatan, ataupun pendidikan. Mungkin di Indonesia disebut pesta rakyat, dimana para rakyat penduduk wilayah setempat juga ikut ambil bagian dalam pengadaan makanan dan pertunjukan.

Ntah bagaimana mereka mempersiapkan, akhirnya datang lah waktu yang ditunggu-tunggu. Berbagai macam cake dan anggur serta minuman non alkohol pun tersedia di berbagai stand. Mulai dari makanan tradisional sampai makanan yang sudah menginternasional bahkan tersedia.

Bagaimana layaknya sebuah pesta, semua tamu datang dengan menggunakan pakaian yang cantik dan mempesona. Hanya sebagian kalangan menengah kebawah yang mengenakan baju seadanya. Di dalam pesta itu juga terbagi menjadi beberapa kelompok. Kaum menengah keatas membentuk kelompoknya sendiri, begitu pun dengan kaum menengah kebawah, serta seniman.

Mereka bernyanyi, dambil menari, tertawa dan bersenda gurau sambil makan dan minum. Tiba-tiba datanglah seseorang ke tengah pesta itu dengan pakaian yang sangat sederhana. Dia pun mencuri perhatian sebagian besar dari para undangan itu. Tapi tidak ada yang menyambut dia, mempersilahkan dia atau bahkan menawarinya makanan serta minuman. Dengan hati kecewa pulanglah orang itu. Dia merasa tidak diterima di kalangan masyarakat itu.

Dia pulang kerumah dan melepas pakaiannya. Dia lalu berganti dan mengenakan sebuah mantel yang disebut PELS, mantel tersebut terbuat dari bulu binatang, misalnya beruang. Mantel itu adalah yang paling hangat dan paling mahal. Dia kemudian datang lagi ke pesta itu. Baru sampai diujung jalan, orang-orang itu sudah menyambutnya, mempersilahkan dia masuk, menawarinya tempat dan makanan serta minuman. Tetapi orang itu hanya tersenyum dan memberikan makanan serta minuman itu ke mantelnya.

Semua undangan yang ada di pesta itu terkejut dan bertanya kenapa orang ini bertingkah aneh. Dan orang ini menjawab :,,Saya tadi sudah ada di pesata ini tanpa mantel ini, tidak ada seorangpun yang memperlakukan saya seperti ini, mempersilahkan saya masuk, memberikan saya tempat serta kue dan anggur ini. Tetapi ketika saya datang dengan mantel ini, perlakuan orang terhadap saya pun berubah. Jadi saya pikir semua ini bukan untuk saya tetapi untuk mantel saya ini.’’

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun