Mohon tunggu...
Retno hidayah
Retno hidayah Mohon Tunggu... Administrasi - ingin belajar untuk memngembangkan ilmu sebagai mahasiswa yang aktif

MAHASISWA STEBIS NUR ILMI AL ISMAILIYUN NATAR LAMPUNG SELATAN

Selanjutnya

Tutup

Money

Teori Produksi dalam Islam

22 Juni 2019   22:29 Diperbarui: 23 Juni 2019   07:53 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi Islam saat ini merupakan sebuah ilmu yang baru dimana telah timbul pemikiran atau sebuah karya manusia, akan tetapi dimuka bumi ini sudah timbul ilmu ekonomi islam itu sendiri. Dalam hal ini sudah diketauhi adanya mengenal teori ekonomi dalam islam yang dimana sudah menjadi bagian penting dari ajaran dan pedoman islam.

Teori Produksi mempunyai peranan penting dalam menentukan taraf hidup manusia dan kemakmuran suatu bangsa. Al-Qur'an telah menjelaskan landasan yang sangat kuat terhadap produksi. Al-Qur'an dan sunnah Nabi Saw banyak dicontohkan bagaimana umat Islam diperintahkan bekerja keras dalam mencari kebutuhan untuk hidup agar dapat melangsungkan kehidupannya dengan lebih baik.

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan merupakan prosen yang menghasilkan barang atau jasa, kemudian di konsumsi oleh para konsumen. Produksi sendiri adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian di manfaatkan oleh konsumen.

Produksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula Sektor produksi menjadi motor pembangunan yang menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja, dan menimbulkan permintaan atas faktor produksi lainnya. Menurut Lipsey (2000) dalam teori ekonomi kemampuan untuk memproduksi sesuatu digambarkan oleh grafik Production Possibility Frontier (PPF). Misalnya orang memiliki pilihan  untuk  memproduksi  dua  jenis  barang  yaitu  beras  dan  jagung dengan sumber daya yang dimilikinya. Sumbu X menggambarkan kemampuan memproduksi beras, sedang sumbu Y untuk jagung. Kurva PPF menggambarkan tingkat produksi maksimal yang mungkin dicapai dengan sumber daya yang dimiliki. Semakin besar PPF berarti semakin tinggi tingkat produksinya, semakin tinggi tingkat kekayaan negara tersebut.

- Neraca Pembayaran Positif

Ibnu Khaldun menegaskan bahwa neraca pembayaran yang positif akan meningkatkan kekayaan negara tersebut. Neraca pembayaran yang positif menggambarkan dua hal yaitu (1) tingkat produksi negara tersebut untuk suatu jenis komoditi lebih tinggi daripada tingkat permintaan domestik negara tersebut atau supply lebih besar dibanding demand, sehingga memungkinkan negara tersebut melakukan ekspor, (2) tingkat efisiensi negara tersebut lebih tinggi dibandingkan negara lain. Dengan efisiensi yang lebih tinggi maka komoditi suatu negara mampu masuk ke negara  lain  dengan  harga  yang  lebih  kompetitif.  Dalam  level  makro bahasan kita adalah kemampuan suatu produksi suatu negara, sedangkan dalam level mikro bahasan kita adalah kemampuan produksi suatu produsen.  Secara  grafis,  pendapat  Ibnu  Khaldun  dapat  digambarkan dengan tingkat utilitas yang berada di luar PPF. Hal ini berarti negara yang melakukan  perdagangan  internasional  akan  menikmati  tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan dengan tidak melakukan perdagangan internasional.

Dalam ilmu ekonomi konsep ini dikenal dengan gain from trade. Tanpa adanya perdagangan, maka tingkat kesejahteraan tertinggi dicapai ketika kurva utilitas bersinggungan dengan PPF yaitu pada titik autarky (titik memenuhi kebutuhan sendiri). Sedangkan adanya perdagangan akan mendorong kurva utilitas ke tingkat yang lebih tinggi yang tidak mungkin dicapai oleh PPF.

Pada titik autarky, relative price antara beras dan jagung digambarkan oleh garis harga (price line-Pau). Sekarang seandainya produsen ini mempunyai tingkat efisiensi yang relatif lebih tinggi dalam memproduksi  beras  dari  produsen  lain,  maka  ia  akan  mengalokasikan

lebih banyak sumber daya untuk memproduksi beras. Sehingga jumlah beras yang diproduksinya menjadi Qb2, dan jumlah jagung yang diproduksinya menjadi turun menjadi Qj2. Kelebihan produksi beras ini diperdagangkan dengan harga yang berlaku Pp. Dengan price line yang baru ini, produsen dapat menaikkan utilitasnya.

Gambar  1  Kurva  Teori  Produksi  Ibn  Khaldun  (Sumber  :  Adiwarman,

2001)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun