Ketika kita mencoba untuk mencari bantuan dari orang lain, baik teman, saudara, maupun psikolog pun, solusi permasalahan sebenarnya tergantung sepenuhnya dari diri sendiri. Mereka hanya membantu mendengarkan dengan empati maupun mendorong memunculkan insight dalam diri kita untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapi.
Kata syukur secara umum berarti berterima kasih atas apa yang telah dicapai atau dimiliki. Sedangkan dalam ilmu agama, bentuk sederhana dari menerima kenyataan yaitu dengan bersyukur. Bersyukur menuntun seseorang agar dapat menyingkirkan sisi negatif dalam hidupnya. Berlatih menerima kenyataan dengan rasa ikhlas dan sabar menghadapi cobaan dalam hidup dapat membuat seseorang sehat secara mental. Namun terkadang sikap membanding-bandingkan kehidupan dengan orang lain dan overthinking dapat membuat seseorang terlalu melihat ke atas dan lalai untuk bersyukur atas apa yang sudah dimiliki yang belum tentu dimiliki orang lain.
Istilah syukur lainnya menurut Ibnul Qayyim mengacu pada adanya nikmat Tuhan pada diri seseorang. Syukur melalui lisan berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri telah diberi nikmat oleh-Nya. Syukur melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Tuhan. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan (https://buletin.k-pin.org).
Sebaliknya, apabila tidak bersyukur diistilahkan sebagai kufur nikmat, yaitu tidak mau menyadari atau mengingkari bahwa nikmat yang telah didapatkan berasal dari Sang Pencipta. Orang yang kufur nikmat tidak dapat menerima kenyataan dan selalu gelisah dalam hidupnya.
Bersyukur pun ternyata membawa banyak manfaat diantaranya:
- Membantu terhubung dengan dunia luar, yaitu dapat membentuk baik relasi sosial yang baru maupun memperkuat relasi yang sudah ada.
- Membuat seseorang untuk lebih termotivasi. Sebagai contoh bersyukur karena masih diberi kehidupan setelah sakit keras adalah salah satu jalan untuk memotivasi seseorang dalam menjalani hari dengan lebih sehat lagi.
- Membawa kebahagiaan. Kekayaan belum tentu membawa kebahagiaan sejati bagi seseorang karena selalu merasa tidak puas terhadap apa yang sudah dimiliki.
- Meningkatkan kesehatan fisik dan psikis. Dengan bersyukur akan merasa lebih bahagia dan dapat meningkatkan respons imun tubuh dan menurunkan resiko stres, sehingga dapat membantu meredakan peradangan dan melawan penyakit. Emosi positif dari rasa syukur membuat lebih memaknai hidup dan melakukan hal-hal positif, seperti rutin berolahraga, makan makanan bergizi, dan aktivitas lain untuk menjaga kesehatan tubuh.
- Membiasakan diri bersyukur akan membuat bangkit dan berdamai dengan masalah yang sedang dihadapi
- Membuat merasa cukup dan optimis dalam menjalani hidup, karena bersyukur lebih memfokuskan pikiran pada hal-hal yang positif dari diri. Hal ini dapat menumbuhkan kepuasan tersendiri dan harga diri sehingga menjadi lebih percaya diri dan terhindar dari sifat minder atau iri dengan orang lain.
Rasa syukur, sabar dan ikhlas bisa jadi datang secara tiba-tiba. Namun, terkadang tidak semua orang menyadari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, rasa syukur perlu dilatih secara konsisten agar menjadi suatu kebiasaan positif. Beberapa cara menerapkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan cara menerapkan mindfulness, yaitu memusatkan perhatian dan kesadaran penuh atas pikiran dan perasaan saat ini, tanpa harus menghakimi. Penerapan mindfulness dapat menumbuhkan rasa syukur dan membuat seseorang menjadi lebih rileks.
Selain itu, bersyukur dapat dilakukan dengan mengingat hal-hal kecil atau momen-momen sederhana yang telah dilewati atau segala sesuatu yang ada saat ini, meluangkan waktu sejenak untuk berterima kasih kepada Tuhan, diri sendiri, dan orang-orang yang ada di sekitar, serta beribadah, yang merupakan salah satu cara menciptakan dan meningkatkan rasa syukur. Dengan ibadah bisa mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengingatkan akan kebesaran-Nya.
Syukur ternyata tidak hanya terbatas atas hal-hal yang disukai, tapi juga atas hal-hal yang dibenci. Bersyukur atas hal yang dibenci berarti dalam diri manusia tersebut ada keridhaan atau rela atas segala ketentuan Allah. Disinilah rasa ikhlas akan muncul menyertai rasa syukur. Ikhlas akan mendekatkan jiwa dan hati manusia dalam ketentraman. Ikhlas dan bersyukur atas hal-hal yang dibenci akan mampu menjaga mental tetap sehat dalam menghadapi berbagai masalah.
Kesimpulan akhirnya, salah satu kunci kesehatan mental yaitu dapat menerima kenyataan hidup. Didukung pula dengan rasa syukur, sabar dan ikhlas dalam menghadapi permasalahan sehingga menjadi manusia yang tangguh.
“Rocks in my path? I keep them all. With them I shall build my castle.” ― Nemo Nox
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H