Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Mindful Learning Saat Mengikuti Pelatihan Daring ASN

14 November 2024   15:45 Diperbarui: 14 November 2024   19:13 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mindfulnes (Sumber Gambar: campuspedia.id)

Saat ini Pemerintah berupaya untuk mewujudkan Smart ASN, sehingga ASN pun dituntut dapat menjadi ASN pembelajar. Dalam rangka untuk mewujudkannya, ASN didorong untuk menyelenggarakan atau mengikuti berbagai program yang bertujuan menciptakan ekosistem belajar (learning ecosystem). Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil, dimana setiap PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan kompetensi dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja dan penilaian kompetensi PNS yang bersangkutan. Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 JPL dalam 1 tahun.

Dalam upaya mewujudkan pengembangan kompetensi ASN, pemerintah  menghimbau setiap instansi pemerintah untuk menyelenggarakan berbagai program pengembangan kompetensi melalui pendekatan sistem pembelajaran terintegrasi Corpu (Corporate University). Corporate University merupakan kebijakan teknis dari LAN RI terkait sistem pembelajaran pengembangan kompetensi terintegrasi. Peraturan LAN RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Sistem Pembelajaran Pengembangan Kompetensi Secara Terintegrasi (Corporate University) menyebutkan ASN Corpu adalah entitas kegiatan pengembangan kompetensi ASN yang berperan sebagai sarana strategis untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dalam bentuk penanganan isu-isu strategis melalui proses pembelajaran tematik dan terintegrasi dengan melibatkan instansi pemerintah terkait dan tenaga ahli dari dalam/luar instansi pemerintah.

Bentuk pengembangan kompetensi sendiri dapat berupa pelatihan klasikal dengan proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dan non klasikal dengan proses pembelajaran praktik kerja dan/atau pembelajaran di luar kelas.  Pelatihan klasikal diantaranya pelatihan struktural kepemimpinan; pelatihan manajerial;  pelatihan teknis; pelatihan fungsional; pelatihan sosial kultural; seminar/konferensi/sarasehan; workshop atau lokakarya; kursus; penataran; bimbingan teknis; sosialisasi; dan/atau jalur pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan klasikal lainnya. Sedangkan pelatihan non klasikal dapat berupa coaching; mentoring; e-learning; pelatihan jarak jauh; detasering (secondment); pembelajaran alam terbuka (outbond); patok banding (benchmarking); pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/BUMN/ BUMD; belajar mandiri (self development); komunitas belajar (community of practices); bimbingan di tempat kerja; magang/praktik kerja; dan jalur pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal lainnya.

Perkembangan teknologi informasi di era new normal saat ini berjalan sangat pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang dapat kita lihat adalah yang terjadi di dunia pendidikan dan pelatihan. Perubahan metode pembelajaran dari konvensional ke metode pembelajaran elektronik tidak dapat dihindari lagi. Metode on class yang mengharuskan tatap muka mulai beralih ke off class sudah menjadi tuntutan perkembangan di dunia pendidikan dan pelatihan saat ini. Pada dunia pembelajaran ASN sendiri, pasca pandemi Covid-19 juga telah menerapkan pelatihan dengan metode serba digital, melalui pembelajaran jarak jauh yakni dengan menerapkan metode e-Learning maupun blended learning (hybrid learning).

Berdasarkan situs yang dilansir https://lan.go.id, adanya keterbatasan anggaran realitanya selalu menjadi kendala dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi ASN secara tatap muka atau klasikal. Belum semua instansi pemerintah mampu menyediakan anggaran dalam pengembangan kompetensi ASN secara optimal. Berdasarkan hasil studi Pusat Kajian Reformasi Administrasi Lembaga Administrasi Negara (2015) bahwa sebuah instansi pemerintah pusat membutuhkan anggaran sejumlah Rp 6 miliar untuk dapat melakukan program pengembangan kompetensi terhadap 50% pegawainya. Meskipun telah disusun perencanaan anggarannya pun, belum tentu dapat memenuhi kebutuhan seluruh pegawai dalam mengembangkan kompetensinya. Oleh karena itu, khususnya di era new normal pasca pandemi Covid-19 mulai banyak dilaksanakan pengembangan kompetensi secara non-klasikal dalam bentuk daring atau e-learning sebagai solusi menghadapi keterbatasan anggaran pengembangan kompetensi ASN.

Kaitannya dengan penyelenggaraan e-learning, dalam tulisan ini, Ibun Enok mencoba menyoroti pembelajaran atau pelatihan dengan metode daring/e-learning ASN karena terdapat fenomena yang cukup menarik disini. Seperti yang kita ketahui bersama sejak masa pandemi Covid-19, ASN terbiasa untuk mengikuti pelatihan-pelatihan daring atau melalui zoom meeting dan youtube streaming, yang merupakan bentuk pelatihan e-learning. Ditambah lagi dengan adanya tuntutan pemenuhan mengikuti pengembangan kompetensi sebanyak minimal 20 JPL dalam 1 tahun, ASN kian terdorong untuk mengikuti pelatihan e-learning yang lebih banyak ditawarkan dari berbagai instansi pemerintah maupun lembaga pelatihan swasta. Di satu sisi hal ini merupakan angin positif untuk mewujudkan smart ASN. 

Namun, pada realitanya di lapangan, ternyata tidak semua ASN menurut pengamatan penulis benar-benar mengikuti pembelajaran e-learning dengan sungguh-sungguh. Ada yang motivasinya hanya dalam rangka pemenuhan jumlah JPL, terlihat hanya mengisi daftar hadir yang pada beberapa instansi penyelenggara diberikan kemudahan di awal, beserta kuesioner penilaian dan evaluasi, tanpa mengikuti keseluruhan pembelajaran yang diselenggarakan.

Dengan munculnya fenomena tersebut, apa sebenarnya yang dibutuhkan agar pembelajaran daring/e-learning dapat berjalan dengan efektif?. Ya, faktor mindful learning menurut Ibun Enok diperlukan dalam efektivitas pembelajaran e-learning. 

Mindful Learning

Mindfulness menjadi istilah yang sedang kekinian saat ini dalam berbagai aspek kehidupan kita. Mindfulness menjadi sebuah pendekatan yang paling sering diaplikasikan selain Cognitive Behavior Therapy oleh para praktisi psikologi. Mindful sangat dibutuhkan dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari agar berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Tidak hanya dapat diterapkan dalam terapi psikologi untuk kesehatan mental, mindful saat ini juga mulai diterapkan sebagai contoh dalam pengajaran (mindful teaching), pembelajaran (mindful learning), bahkan dalam perilaku makan (mindful eating).

Germer, Siegel, dan Fulton (2005) menyebutkan mindfulness adalah suatu kondisi kesadaran pada saat ini dengan penuh penerimaan. Mindfulness menekankan pada kesadaran, menjadi sadar sepenuhnya pada hal yang terjadi saat ini dengan mengalihkan pengalaman yang lain, diterima sepenuhnya tanpa penilaian (Mace, 2008). Willard (2016) dalam bukunya Growing Up Mindful menyatakan bahwa kesadaran pikiran membantu kita mengembangkan kecerdasan emosional, menambah kebahagiaan, meningkatkan rasa ingin tahu dan keterikatan, mengurangi kecemasan dan depresi, meringankan rasa sakit karena trauma, dan membantu anak-anak (serta orang dewasa) untuk focus, belajar, dan membuat keputusan yang lebih baik.

Mindfulness merupakan suatu keterampilan dalam memberikan perhatian dengan berfokus pada satu tujuan, saat ini, dan tidak menilai (Kabat-Zinn, 1990). Dengan kata lain, mindfulness merupakan suatu kondisi dimana pikiran, perasaan, dan tubuh berada pada saat ini (here and now), fokus dan penuh kesadaran ketika melakukan suatu aktivitas. Pikiran benar-benar fokus pada satu tujuan dan tidak kemana-mana. Orang yang bahagia atau sehat jasmani rohani akan mengembangkan kehidupan yang mindful. Pikirannya tidak mengembara kemana-mana, baik ke masa lalu ataupun masa depan. Biasanya orang yang hidup di masa lalu masih memendam penyesalan, kecewa, marah, kesal, dendam, dan perasaan bersalah. Sedangkan orang yang hidup di masa depan merupakan tipe orang yang cemas dan khawatir berlebihan, selain itu hidupnya juga cenderung terburu-buru dan tidak tenang.

Penggunaan mindfulness sebagai pendekatan intervensi psikologi berkembang pesat selama dua dekade ini. Hal ini tercermin dari jumlah publikasi ilmiah yang terdata oleh American Mindfulness Research, yang mencapai lebih dari 4000 publikasi. Tren jumlah tersebut semakin meningkat sejak tahun 1980 sampai dengan 2016. Penelitian tentang intervensi mindfulness di Indonesia sendiri mulai berkembang 10 tahun belakangan ini di berbagai Fakultas Psikologi dan Kedokteran. Bahkan beberapa sekolah kedokteran, seperti Monash University, University of Rochester, dan McGill University telah mengintegrasikan konsep mindfulness ke dalam kurikulum inti pendidikan dokter. Selain agar mahasiswa bisa mindful dan enjoy dalam menempuh pendidikan, sekolah-sekolah kedokteran tersebut menyiapkan dokter generasi baru yang sesuai visi dan misi universitas.

Penerapan Mindful Learning dalam Mengikuti Pelatihan

Mindful learning sendiri didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan akal yang rasional dalam memutuskan suatu keputusan, melakukan tindakan dengan mengetahui apa dampak tindakan tersebut bagi dirinya secara spesifik (Siahaan, 2018). Konsep mindfulness dapat diterapkan pada seseorang yang ingin memusatkan semua kondisi agar tetap tenang dengan penuh kesadaran. Mindfulness mengacu pada kehadiran pikiran yang didasarkan pada kemampuan untuk mengingat kembali pengalaman masa lalu untuk memperluas perhatian dan kesadaran sesaat untuk mengumpulkan kebijaksanaan. Seseorang yang memiliki kebijaksanaan akan memperoleh ketenangan dalam dirinya sehingga mempermudah menerima materi dalam proses belajar.

Inti dari pembelajaran dengan mindfulness atau mindful learning adalah memfokuskan perhatian dan kesadaran secara penuh pada saat melakukan kegiatan pembelajaran yang berlandaskan keyakinan bahwa pikiran, ucapan serta tindakan akan menghasilkan kebaikan. Sebagaimana dibuktikan pada penelitian-penelitian sebelumnya bahawa mindfulness dapat meningkatkan minat dan hasil belajar, Selain itu, kunci dari kebahagiaan dalam mencari ilmu adalah kita menyenangi ilmu tersebut terlebih dahulu. Terlepas dari berbagai metode atau teknik belajar, jika kita menyukai ilmu itu maka jalan untuk menempuh ilmu tersebut secara otomatis akan dibukakan dengan mudah oleh Tuhan Yang Maha Mengetahui. Oleh karena itu, pendekatan mindful learning berupaya agar kita menyukai proses pembelajaran yang dilalui. Mindful learning membuat kita lebih fokus dan resisten terhadap stres.

Lalu bagaimana cara untuk mempraktekkan mindful learning dalam mengikuti e-learning agar pembelajaran dapat efektif? Berikut terdapat 5 cara sederhana yang dapat dilakukan dalam mindful learning agar dapat lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, lebih fokus belajar, tanpa stres, menyerap materi dengan baik dan tentu saja mendapatkan hasil yang diharapkan (Fachrudin, 2017).

1. Niat.

Niat merupakan komponen penting dalam mindfulness. Sebelum melakukan aktivitas belajar niatkan diri untuk belajar sehingga dapat mengurangi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengganggu selama proses belajar. Pentingnya membangun motivasi "every day and every where is learning" yaitu akan selalu ada pembelajaran dalam segala aktivitas kita. Atau dengan kata lain kita bisa mendapatkan pembelajaran dari pengalaman pekerjaan sehari-hari. Budaya dan motivasi belajar para pegawai menjadi kunci keberhasilan dalam memanfaatkan tempat kerja sebagai media belajar.

Narasumber atau trainer pelatihan e-learning dapat mengajak peserta pelatihan untuk bersama-sama memulai pelatihan dengan merenung sejenak untuk meluruskan niat belajar selama pelatihan. Selain itu, "trust and believe" juga perlu dibangun bahwa tempat kerja dapat bermanfaat sebagai media dan sumber pembelajaran. Perlu kita sadari bersama bahwa setiap orang wajib belajar dan setiap orang adalah sumber belajar bagi orang lain.

2.  Beginners mind

Beginners mind didefinisikan sebagai suatu sikap pembelajar yang mengijinkan dirinya untuk mengembangkan opennes to novelty atau keterbukaan terhadap hal baru (pengetahuan baru yang akan didapatkan). Beginners mind dapat mencerminkan rasa penasaran, ketakjuban, dan keinginantahuan. Belajar akan menjadi lebih menyenangkan ketika kita "merasa bodoh", belajar dari nol dan terus ingin tahu. Tanpa adanya beginners mind, belajar akan jadi membosankan dan penuh penderitaan. Maka setelah niat dalam hati, selanjutnya kembangkanlah beginners mind agar mendapatkan manfaat yang optimal dari penerapan mindful learning ini. Dalam aplikasinya di pelatihan e-learning, narasumber dapat memulai dengan menanyakan siapa saja yang sudah pernah mendapatkan topik materi yang akan disampaikan. Apabila ada, narasumber dapat mengajak peserta untuk mengenolkan kembali pengetahuan, membayangkan seolah-olah masih kosong belum pernah mendapatkan materi yang akan disampaikan.

3.  Mindful breathing

Meskipun ketika belajar sudah berniat dalam hati untuk belajar lalu mengembangkan beginners mind, ternyata terkadang hati tidak dapat dibohongi, masih merasa resah dan gelisah penuh dengan ketakutan serta kegagalan. Tanyakan hati dan pikiran selama belajar, apakah kita belajar dengan nyaman dan mindful, ataukah bercampur dengan gelisah dan gundah gulana?. Pikiran-pikiran itu terkadang muncul begitu saja tanpa pernah diminta, mengembara jauh ke masa lalu, masa depan tertutup rasa takut, khawatir, cemas, dan kegagalan, sehingga dapat menghilangkan niat yang tulus untuk belajar dan rasa penasaran. Inilah yang disebut mind wandering yang menjadi tantangan kita pada saat belajar atau mencari ilmu sehingga dapat mengganggu proses belajar. Padahal pikiran-pikiran tersebut bisa jadi merupakan ciptaan kita sendiri dan atas intervensi mahluk yang iri dengki terhadap manusia (godaan setan).

Narasumber di awal pelatihan dapat melatih peserta untuk melakukan mindful breathing pada saat distraksi belajar terjadi, Hanya diam sejenak kemudian bernapas dengan lembut. Lakukanlah sambil duduk, sehingga cara ini disebut “DuDi” (Duduk Diam) atau bahasa kerennya being still. Semakin diam seseorang, maka ia mengijinkan dirinya untuk berada pada suatu sistem sempurna. Pikiran kita adalah sebuah sistem yang sangat kompleks, sehingga dengan diam mengijinkan pikiran dalam kondisi still, hening, jernih, dan bening. Saat pikiran jernih akan lebih mudah memahami ilmu.

4. Mengatur Energi

Belajar merupakan aktivitas mental yang melibatkan otak yang berperan dalam berbagai fungsi psikologi yang salah satunya learning. Manajemen energi menjadi suatu hal yang penting karena berpengaruh pada tingkat kefokusan individu selama belajar. Maka dalam belajar pun tidak boleh berlebihan. Pola belajar dengan mengatur energi dapat membuat kita tetap mempertahankan fokus belajar dan menjaga tetap berenergi selama pembelajaran. Perlu adanya jeda atau rehat sejenak. Misalnya setelah kita belajar selama 45 menit atau 1 jam dan istirahat 15 menit. Jeda berarti mengijinkan otak untuk beristirahat sejenak. Dengan hal ini, maka belajar pun menjadi produktif, stres berkurang, dan lebih mindful. Bagi para pendidik, guru, dosen, widyaiswara dan trainer perlu menyediakan jeda selama pembelajaran atau dapat melakukan ice breaking dengan kuis atau metode senam otak.

5. Cinta

Cara terakhir dalam mindful learning adalah dengan mengembangkan cinta. Terdengar klise, namun kenyataaannya segalanya akan menjadi lebih mudah jika ada cinta. Pilihan dalam hidup itu bukan soal membuat kita bahagia, tetapi akan jauh akan jauh berkualitas rasa bahagia itu jika kita juga bisa membahagiakan orang lain. Apalagi jika mereka adalah orang-orang yang sangat mencintai kita dan juga kita cintai. Cinta membuat segalanya menjadi nyata, khususnya keberhasilan dalam belajar. Dalam praktek pelatihan, narasumber dapat mengajak peserta sebelum pelatihan menuliskan hasil belajarnya akan dipersembahkan untuk siapa sebagai orang tercinta, sehingga dapat lebih memotivasi peserta.

Saran untuk Mendorong Mindful Learning dalam Penyelenggaraan Pelatihan Daring

1. Menciptakan e-learning sebagai suatu ekosistem belajar yang kondusif, yang mampu mendukung setiap ASN dapat belajar secara optimal di tempat kerjanya, dengan menyelenggarakan e-learning dengan mengambil topik-topik menarik, up to date, metode belajar yang menarik dan narasumber yang mumpuni.

2. Menekankan pentingnya mindfulness dalam pembelajaran, dengan memberikan pelatihan-pelatihan tentang mindful learning dan mindful teaching bagi narasumber atau trainer e-learning, sehingga dapat diterapkan pada saat pelatihan.

3. Narasumber atau trainer dapat mengembangkan teknik mindful learning sesuai dengan kreativitasnya.

Metode apapun yang dipilih dalam proses belajar tentunya dikembalikan kepada tekad dalam melaksanakan pelatihan ASN yang terbaik yang bertujuan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalitas ASN. Dengan menerapkan mindful learning pada peserta pembelajaran e-learning diharapkan dapat membuat proses belajar menjadi lebih efektif dan membawa hasil seperti yang diharapkan. 

Dalam jangka panjang diharapkan akan berdampak pada peningkatan kompetensi dan memberikan kinerja yang konsisten dan terus meningkat. Pengembangan kompetensi yang terintegrasi dengan pekerjaan akan bermanfaat langsung dalam peningkatan kinerja organisasi. Teknik-teknik dasar mindful learning seperti niat, beginners mind, mindful breathing, mengatur energi, dan cinta dapat diterapkan narasumber atau trainer e-learning sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil pembelajaran.

Selamat mengikuti pelatihan daring dengan mindful learning!

Referensi

Fachrudin, Duddy. 2017. Mindfulnesia: Ruang Belajar Mindfulness, Neurosains, dan Kesehatan Mental. https://www.mindfulnesia.id

Germer, C. K., Siegel, R. D., & Fulton P. R. (Eds.). 2005. Mindfulness and Psychotherapy. New York: Guilford Press.

Kabat-Zinn, J. 1990. Full catastrophe living: Using the wisdom of your body and mind to face stress, pain, and illness. New York: Bantam Dell.

Mace, C. 2008. Mindfulness and mental health: Therapy, theory, and science. New York: Routledge.

Rusman. 2009. “Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran”, dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Saputra, I Made Julio. 2020. “The Effect of Mindful Learning Toward Students’ Writing Competency at Twelfth Grade Students oof SMA Negeri 1 Kediri ini Academic Year 2018/2019”. https://repo.undiksha.ac.id/1472/

Siahaan, Nurmiwati. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Mindful Learning Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas IX SMP METHODIST-9 MEDAN T.A 2018/2019. https://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/1549.

Sinurat, Henry Prianto. 2022. Pengembangan Kompetensi Sebagai Pemenuhan Kesejahteraan ASN. https://lan.go.id/?p=9939

Sugata, Ary. 2022. Pengaruh Mindfulness terhadap minat belajar mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha Jinarakkhita Bandar Lampung Tahun 2021. esearchgate.net/publication/366713994_Pengaruh_Mindfulness_Terhadap_Minat_Belajar_Mahasiswa_Sekolah_Tinggi_Ilmu_Agama_Buddha_Bandar_Jinarakkhita_Lampung_Tahun_2021

Rosadi, Imam. Pilihan Metode Pelatihan di Era New Normal. 2020. https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/pilihan-metode-pelatihan-di-era-new-normal

Willard, Christopher. 2016. Growing Up Mindful. Yogyakarta : Bentang Pustaka.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan LAN RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Sistem Pembelajaran Pengembangan Kompetensi Secara Terintegrasi (Corporate University).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun