Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Hari Remaja Internasional: Perilaku Seks dan Remaja Zaman Now

15 Agustus 2024   05:00 Diperbarui: 15 Agustus 2024   09:06 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Remaja Internasional (Sumber Gambar: rri.co.id)

Sedangkan berkaitan dengan penyakit infeksi menular seksual, hanya 61% remaja pernah mendengar mengenai HIV dan AIDS dan 34% pernah mendengar tentang penyakit seksual lainnya (cis.bkkbn.go.id).

Berdasarkan situs yang dilansir kemekopmk.go.id menyebutkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 (dilakukan per 5 tahun) mengungkapkan, sekitar 2% remaja wanita usia 15-24 tahun dan 8% remaja pria di usia yang sama mengaku telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan 11% diantaranya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. 

Di antara wanita dan pria yang telah melakukan hubungan seksual pra nikah 59% wanita dan 74% pria melaporkan mulai berhubungan seksual pertama kali pada umur 15-19 tahun.

Melihat fenomena perilaku seks remaja jaman now, disinilah perlunya kerja sama berbagai pihak (orang tua/keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah) dalam mencegah dan mengatasi permasalahan ini. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui pendidikan seks mulai dari lingkup keluarga, penyuluhan di masyarakat maupun masuk ke dalam kurikulum sekolah. Pemerintah pun seharusnya semakin ketat dalam pembatasan media-media tayangan di atas 13+ apalagi 17+. 

Pendidikan seks dapat dilakukan secara kompeherensif untuk mengatasi permasalahan seputar seksualitas pada remaja. Pendidikan seksualitas yang kompeherensif menurut WHO yaitu pemberian informasi yang akurat terkait isu seksualitas dan kesehatan reproduksi dengan melihat kesesuaian materi dengan usia (age appropriate).

Di Indonesia sendiri, sebenarnya beberapa sekolah telah menyisipkan pendidikan seks dalam mata pelajaran terkait misalnya biologi. Ada juga yang terpisah dalam mata pelajaran, misalnya dalam bentuk penyuluhan dari guru Bimbingan dan Konseling, sponsor CSR perusahaan maupun lembaga kesehatan. 

Pada tahun 2015, materi kesehatan reproduksi telah diupayakan agar bisa masuk ke dalam kurikulum nasional. Namun sayangnya, MK (Mahkamah Konstitusi) telah menolak usulan ini karena para pemohon dianggap tidak memiliki legal standing atau kedudukan hukum.

Beberapa organisasi masyarakat juga mulai peduli dengan isu seksualitas di kalangan remaja. Aisiyah misalnya, memiliki program Like-R yaitu program edukasi dan penyedia layanan kesehatan seksual dan reproduksi serta penurunan tengkes (stunting) bagi kelompok remaja, termasuk kelompok remaja rentan.

Pendidikan seks saat ini menjadi penting terus dilakukan, mengingat hal ini adalah salah satu bagian dari hak dasar manusia. Selain itu, pendidikan seksual yang komprehensif juga dapat menjadi bekal bagi remaja untuk mengurangi resiko penyakit menular seksual, kekerasan seksual, dan kehamilan yang tidak diinginkan. 

Dengan demikian remaja sebagai generasi muda diharapkan akan memiliki masa depan yang sehat, aman, terencana, dan berkualitas. Sudah tidak jamannya lagi menganggap seks sebagai permasalahan yang tabu untuk dibicarakan. Justru ketika berbagai pihak menganggap tabu, remaja akan semakin penasaran untuk mencari tahu sendiri. 

Bagi yang terlanjur sudah mengalami kasus perilaku seks bebas dan menyimpang, pemerintah perlu lebih banyak melakukan program-program pendampingan terapi yang biasanya dibantu oleh LSM di bidang perlindungan anak dan remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun