Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memorabilia Sensasi Berhanami: Budaya Musim Semi yang Patut Dihargai

22 April 2024   04:00 Diperbarui: 22 April 2024   10:05 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melihat Bunga Lotus Raksasa di Kuil Dairen-ji (Sumber gambar:koleksi pribadi)

Melihat Tulip di Taman Pinggir Jalan (Sumber gambar: koleksi pribadi)
Melihat Tulip di Taman Pinggir Jalan (Sumber gambar: koleksi pribadi)

Melihat Bunga Lotus Raksasa di Kuil Dairen-ji (Sumber gambar:koleksi pribadi)
Melihat Bunga Lotus Raksasa di Kuil Dairen-ji (Sumber gambar:koleksi pribadi)

Hanami di No Gun Ri Park Korea (Sumber gambar: koleksi pribadi)
Hanami di No Gun Ri Park Korea (Sumber gambar: koleksi pribadi)

Selain di taman terdekat, Ibun Enok menyempatkan juga berhanami ke Taman Awaji Hanasajiki di Pulau Awaji, Prefecture Hyogo bersama dengan teman dari Malaysia dan Jepang. 

Jarak dari Kusatsu Shiga dengan Pulau Awaji cukup jauh, sekitar 2 jam perjalanan. Teman kami dari Jepang berkenan mengantar dengan mobilnya. Setelah sampai disana, Ibun Enok berdecak kagum dengan keindahan taman dengan hamparan berbagai macam bunga, termasuk tulip. 

Taman Bunga Awaji Hanasajiki (Sumber gambar: koleksi pribadi)
Taman Bunga Awaji Hanasajiki (Sumber gambar: koleksi pribadi)

Nilai Filosofis Hanami

Tradisi hanami ternyata tak sekedar menikmati keindahan bunga, tetapi juga mempunyai nilai-nilai filosofis yang tinggi terkait dengan prinsip harmoni yang dipegang teguh orang Jepang dalam berbagai hal, yaitu keselarasan antara hidup manusia dengan musim semi di Jepang. 

Disamping itu, agama Buddha Zen meyakini bahwa guguran bunga sakura menyimbolkan kefanaan yaitu masa hidup manusia yang singkat dan sementara. Hal ini mengingatkan kita bahwa hidup hanya sementara sehingga harus dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan menikmati keindahan alam. 

Bunga sakura hanya hidup selama kurang lebih 1-2 minggu dan selanjutnya kelopak bunga pada tiap dahan akan gugur dengan indahnya hanya dengan beberapa kali sapuan angin. Setiap kelopak bunga yang rontok menjadi simbol jiwa mulia para Samurai muda yang gugur di medan perang.

Oleh karena singkatnya waktu mekar bunga sakura pada musim semi dan menjunjung tinggi tradisi hanami, biasanya pemerintah Jepang akan memantau secara ketat waktu mekar hanami dan memberikan jadwal mekarnya bunga sakura di setiap distrik di Jepang. 

Dengan demikian warga maupun wisatawan pun tidak akan ketinggalan untuk ikut berhanami. Biasanya bunga pertama akan mekar pada awal bulan Februari di wilayah Jepang Selatan, kemudian naik ke utara hingga mencapai Tokyo pada awal bulan April. Ketika sakura yang terakhir mekar di wilayah Hokkaido, ini bertanda musim semi akan segera berakhir.

Manfaat Tradisi Hanami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun