Peralatan menyimpan ASI Â antara lain meliputi: lemari pendingin (lemari es/refridgerator atau freezer), gel pendingin (ice pack), tas untuk membawa ASI perahan (cooler bag); dan alat sterilizer botol ASI.Â
Sedangkan peralatan pendukung lainnya yang dimaksud disini antara lain: meja tulis; kursi dengan sandaran untuk ibu memerah ASI; konseling menyusui kit yang terdiri dari model payudara, boneka, cangkir minum ASI, spuit 5cc, spuit 10 cc, dan spuit 20 cc; media KIE tentang ASI dan inisiasi menyusui dini yang terdiri dari poster, foto, leaflet, booklet, dan buku konseling menyusui); lemari penyimpan alat; dispenser dingin dan panas; alat cuci botol; tempat sampah dan penutup; penyejuk ruangan (AC/Kipas angin); nursing apron/kain pembatas/ pakai krey untuk memerah ASI; waslap untuk kompres payudara; tisu/lap tangan; dan bantal untuk menopang saat menyusui.Â
Lain halnya dengan tempat kerja, pengaturan standar untuk Ruang ASI di tempat sarana umum (ruang publik) lebih longgar, sekurang-kurangnya menyediakan : kursi dan meja, wastafel dan sabun cuci tangan. Namun ironisnya, kondisi senyatanya masih banyak fasilitas umum yang belum menyediakan ruang laktasi meskipun prasyaratnya hanya sedikit.Â
Pemerintah, dalam hal ini melalui Kementerian Kesehatan, lembaga pemerintah non kementerian, gubernur dan bupati/walikota sebenarnya telah melakukan upaya pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan penyediaan ruang ASI sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya masing-masing. Misalnya melalui upaya advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis peningkatan pemberian ASI Eksklusif, monitoring dan evaluasi. Â
Tujuannya untuk meningkatkan peran dan dukungan pengurus tempat kerja dan penyelenggara sarana umum untuk keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif. Namun, sepertinya masih belum ada kesadaran dari pemilik ruang publik di sektor swasta untuk mendukung secara penuh keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif dengan menyediakan ruang laktasi ini.Â
Buktinya Ibun Enok melihat sendiri belum semua hotel, supermarket, pasar, dan tempat wisata menyediakan ruang laktasi. Nampaknya perlu sosialisasi lebih lanjut khususnya bagi ruang publik yang belum menyediakan ruang laktasi. Bagi Sobat Kompasiana yang sedang menyusui dan/atau memerah ASI dapat mengantisipasi ketidaktersediaan ini dengan selalu menyediakan apron / penutup kain ketika bepergian. Peralatan pumping pun sekarang sudah ada yang wireless  dan rechargable (selain yang model  manual), sehingga praktis dibawa kemana-mana dan tanpa membutuhkan colokan listrik. Tapi tidak semua ibu merasa nyaman untuk menyusui dan/atau memerah ASI di ruang terbuka.
Mari dukung pemberian ASI Eksklusif!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H