Another Seven YearsÂ
(Tujuh Tahun Lagi)
  Jehan, seorang gadis kelas sembilan SMP yang tak terkenal dan kehidupan nya cenderung biasa-biasa saja. Hari-hari nya ia lalui dengan berangkat sekolah, pulang, membereskan rumah, tidur dan begitu seterusnya. Kepergian ibunya kepada sang maha pencipta, mengharuskan Jehan menjadi anak yang mandiri dan mengurus keperluan dia sendiri. Ketika disekolah matematika dan fisika adalah musuh terbesar nya, namun untuk urusan olahraga jangan ditanya. Sama-sama hal yang dibenci juga oleh nya.
  Jam olahraga terasa seribu tahun lama nya bagi Jehan, seperti hari Selasa ini. Disaat semua teman-teman bersiap untuk bermain basket, hanya Jehan yang meneduh sambil tertunduk lemas. Sesekali diri nya kedapatan menguap dan menggaruk rambut. Tak memperdulikan teriakan teman-teman yang mengajak nya untuk bergabung di lapangan.
  Sampai akhirnya ada seorang anak laki-laki yang menghampiri dan kini berdiri tepat didepan Jehan. "Kau mau gabung atau aku absen alfa?" ia bertanya seraya melipat tangan didepan dada.
  Jehan hanya menoleh dengan malas, "Kan dah biasa, lagian cuma sebentar doang kan olahraga nya?"
"Kau ini... mau sampai kapan bermalas-malasan?!"
"Cerewet! Udah sana---"
  Tiba-tiba ucapan Jehan terpotong, karena Nathan segera menarik tangan nya menuju lapangan. Sementara Jehan hanya menunjukkan wajah pasrah dan kesal. Sejak awal duduk di bangku SMP ia sangat tidak suka dengan ketua kelas, karena sifatnya yang mengatur dan cerewet.
"Sekarang semuanya berbaris terpisah antara laki-laki dan perempuan ya!" Seru Nathan kepada semua teman-teman nya.