Mohon tunggu...
Retno Asih
Retno Asih Mohon Tunggu... Administrasi - Retno Asih

Halo. Aku Retno,

Selanjutnya

Tutup

Horor

Makanya, Kalau Maghrib-maghrib tuh Jangan Kelayapan!

17 Juni 2024   03:06 Diperbarui: 17 Juni 2024   03:37 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu, kami hendak berkeliling menggunakan sepeda motor. Panggil saja aku isna dan adekku sani. Bersama kakak sepupu kami, mbak linda dan nita.

Hari itu budhe membeli 2 sepeda motor baru, untuk diberikan kepada mbak linda dan nita. Jadi mbak linda mengajakku dan sani berkeliling untuk mereyen sepeda motornya. Aku berboncengan dengan mbak linda, dan sani berboncengan dengan nita.

Kami mulai berkeliling setelah sholat ashar, kesana kemari tak tentu arah saking senengnya menaiki sepeda motor baru.

"mau kemana lagi ini, na?" tanya mbak linda padaku.

"terserah mbak wae wis, aku ngikut aja." Jawabku.

Akhirnya makin sore makin kesana kemari tak tentu arah. Tak terasa perut pun mulai lapar, akhirnya kami jajan bakso terlebih dahulu untuk mengisi perut. Tapi ternyata waktu sudah sore, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore. Kami bergegas untuk pulang takut dimarahi orang tua kami.

Karena kami sudah melaju cukup jauh, jadi untuk sampai rumah pun memakan waktu yang cukup lama. Tak lama kemudian, adzan maghrib satu persatu mulai berkumandang, mbak linda melajukan sepeda motornya lebih cepat, disusul nita dan sani di belakang.

"grek.."

Tak ada hujan, tak ada angin, tiba-tiba sepeda motor mbak linda berhenti, macet, gamau jalan.

Mbak linda menoleh kebelakang, terlihat nita dan sani yang menuntun sepeda motornya,

"kenapa sepeda motormu, ta?" tanya mbak linda ke nita sambil menepikan sepeda motornya.

"gatau mbak, tiba-tiba berhenti tadi. Mbak, motornya gamau digas. aku takut dimarahin ibukk, masa sepeda motor baru dipake sekali udah aku rusakin." Jawab nita dengan ketakutan dan panik. Mungkin takut dimarahi ibunya kalo speda motornya rusak.

Suasana sekitar mulai gelap, adzan maghrib belum selesai berkumandang. Rasanya lamaaaaaa bangett. Kami yang diliputi rasa panik sampai tidak berani mengamati sekitar, sudah sampai manakah kita.

Setelah memberanikan diri mengamati sekitar, ternyata kami berada tepat dibawah pohon beringin tua. Letaknya didepan bangunan sekolahan SD di desa kami.

Pohon beringin tua itu, dengan seribu misteri yang dimilikinya, umurnya sudah tua, pohonnya juga besaaaar dan tinggi. Berakar gantung yang lebatt jadi menambah kesan horror dan mistis.

"mbak isnaaa, aku takut" rengek sani hampir menangis sambil menunjuk pohon beringin tua didekat kami.

Entah kenapa hari-hari yang biasanya ramai orang berlalu-lalang. Petang itu rasanya sepiii sekali.

Kami hanya diam memaku diselimuti perasaan takut dimarahi orang tua dan takut karena kami berada tepat dibawah pohon beringin tua yang ditakuti banyak orang. Kami berempat bersembunyi berjongkok disamping sepeda motor kami yang macet.

Adzan maghrib masih berkumandang, beberapa sudah mulai pujian dan beberapa sudah iqomah. Dan kami masih merunduk ketakutan disamping sepeda motor, sambil menunggu ada orang yang lewat dan kami akan meminta bantuan.

"Mba, aku takutt. Coba nyalain lagi sepeda motornya." Rengekku bersamaan dengan sani pada mbak linda.

Mbak linda dengan ketakutan terpaksa berdiri dan mencoba menyalakan sepeda motornya, bergantian mencoba meghidupkan sepeda motor milik nita. Nihill. Sepeda motor masih mati seperti sediakala. Dicoba beribu-ribu kali pun tetap gamau menyala. Padahal bensin pun maish full.

Adzan maghrib yang seharusnya hanya berapa menit saja, anehnya petang itu rasanya sangat lama, berasa berjam-jam bagi kami.

"ayo mbak, coba lagi. Nita takutt" rengek nita lagi.

Mbak linda walaupun ketakutan, tetapi berusaha menenangkan kami ber tiga. Dengan keringat dingin yang masih bercucuran, ia berusaha menyalakan sepeda motornya Kembali. Nita pun ikut berdiri dan mencoba menghidupkan sepeda motornya.

"ngeeng-ngeeng"

"ngeeeeeenggggg"

"alhamdulillah ya allah sepeda motornya nyala lagi" ucap mbak linda dan nita bersamaan.

Ketika sepeda motor mbak linda dan nita bisa nyala Kembali, anehnya bertepatan adzan maghrib selesai berkumandang.

Dengan perasaan lega dan takut, kami segera melajukan sepeda motor secepat mungkin untuk Kembali menuju rumah.

"tidak lagi-lagi dah aku maghrib-maghrib masih kelayapan diluar" suara mbak linda serak ketakutan sambil melajukan sepeda motornya sekencang mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun