Mohon tunggu...
Retno Anggraeni
Retno Anggraeni Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer/PRMN

Menulis, membaca

Selanjutnya

Tutup

Roman

Mereka Tahu Aku Mencintaimu

2 Desember 2023   23:42 Diperbarui: 2 Desember 2023   23:49 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sini aku aja yang kerjain" Ucap Bagas saat melihat Rani menggerutu tiada henti ketika masih harus mengerjakan pekerjaannya sementara Vino sudah menjemput dan menunggunya di lobi selama satu jam lebih.

"Terima kasih ya." Balas Rani dengan wajah yang sangat lelah.

"Kamu kenapa sih marah terus?" Tanya Bagas saat melihat Rani duduk di mejanya dengan wajah yang sangat kesal sambil mengemasi barang-barangnya. 

"Capek." Ucapnya singkat sambil  menghelas nafas panjang.  "Capek lihat mereka cuek dan gak peduli sama orang lain." Imbuhnya tanpa menatap Bagas yang sedang duduk di sampingnya.

Rani terlihat sangat frustrasi karena usahanya yang sungguh-sungguh dan tulus tidak diimbangi dengan tanggung jawab dari anggota timnya yang lain. Selama ini Rani menunggu kesadaran dari teman-temannya untuk membantunya menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, namun tanggapan yang didapatnya hanyalah sikap acuh dan keengganan untuk bersama-sama menyelesaikan projek itu. 

Melihat hal itu, Bagas berusaha menenangkan Rani dan mencoba menawarkan bantuan kepadanya karena bagaimanapun Bagas adalah ketua tim yang harus bertanggung jawab dengan projek ini. Namun karena terlanjur kesal, Rani tidak merespon tawaran bantuan dari Bagas dengan baik. Rani justru bersikap acuh dan meningalkan Bagas seorang diri menyelesaikan projek itu.

"Gas, aku balik duluan ya. Aku sudah dijemput sama Vino." Ucap Rani berpamitan kepada Bagas.

"Iya, kamu balik aja. Biar ini aku yang lanjutin." Balas Bagas sembari melempar senyum untuk Rani.

Walaupun dalam hati Bagas sangat kesal karena diabaikan oleh Rani. Tapi ia berusaha untuk terus memahami keadaan Rani saat ini dan ia masih bisa tersenyum mengantar langkah Rani untuk beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkannya seorang diri dengan pekerjaannya yang menumpuk.

"Kalian keterlaluan banget sih, ini bukan projek Rani sendiri loh." Ucap Bagas kepada rekan kerjanya sepeninggal Rani dari ruang kerjanya.

"Apaan sih, Gas. Itu kerjaan sehari-harinya Rani kali. Dia yang ahli di bidang itu, jadi buat apa kita bantu kalau malah bikin kacau." Balas Cindy sinis sambil mengemasi barnag-barangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun