Pandanan, 17 November 2022. Salah satu Dusun yang berada di Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Mempunyai tradhisi yang menarik, yaitu mengadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk pada tiap hari Kamis Wage atau malam Jumat Pon. Pagelaran diselenggarakan di bangsal Sri Sidamulya  yang merupakan salah satu petilasan di Dukuh Pandanan.
Menurut penjelasan Kyai Karsoredjo dalam tulisan Nurwachid Febri Effendi, S.H, kegiatan merti desa atau bebersih desa diadakan tiap bulan asura tanggal ke 8 tanpa jeda. Â Kegiatan tersebut rutin diadakan dengan tujuan mengucapkan syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan berkah yang telah dilimpahkan kepada khususnya warga Pandanan dan umumnya kepada masyarakat sekitar. Dan wujud dari doa agar dijauhkan dari segala musibah serta marabahaya.Â
Selain itu, kegiatan pagelaran wayang yang dilaksanakan pada tiap bulan Sura, menumbuhkan kepercayaan tersendiri terhadap dalang yang sedang mementaskan wayang di Bangsal Sri Sidamulya tersebut. Para Dalang percaya setelah melaksanakan pementasan seakan-akan mempunyai perasaan-perasaan tertentu. Selain pagelaran wayang dalam merti desa, seiring berjalannya waktu warga masyarakat Pandanan juga mengadakan pagelaran wayang selama selapan hari sekali. Yang diadakan pada malam Jumat Pon dengan lakon wayang beraneka ragam dan dalang yang berganti-ganti.
Dalam memperingati hari wayang nasional tahun 2022 , Pepadi Klaten, Dewan Kesenian dan RSPD Klaten bersama-sama mengadakan pagelaran wayang kulit III dengan lakon "Laire Wijokangko" dan dipentaskan sebelas dalang, yaitu: Ki Slamet Kuncung, Ki Joko Kuswanto, Ki Pulung Wicaksono, Ki Sunandar, Ki Andi Sandono, Ki Agus Pedan, Ki Ananda Bontot, Ki Harinto, Ki Dru Wendra Wedhatama, Ki Gilang Setiawan, Sigro Jumangkah ( Dalang Anak). Pagelaran wayang tersebut akan dilaksanakan pukul 19.30 di Bangsal Sri Sidamulya, Pandanan, Soropaten, Karanganom Klaten.
Pagelaran wayang yang diadakan merupakan wujud dari cara masyarakat dalam melestarikan salah satu budhaya Jawa yang sarat akan pitutur luhur dalam kehidupan. Memberikan gambaran kehidupan dan juga tuntunan hidup agar menjadi manusia yang waskitha. Agar tradisi ataupun kebudayaan wayang tetap lestari dan generasi penerus bisa menikmati dan ikut serta dalam melestarikan kebudayaan lokan yang mendunia.
