Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sumpah Pemuda dan Keberagaman Indonesia

31 Oktober 2024   00:11 Diperbarui: 31 Oktober 2024   00:22 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu, kita memperingati hari Sumpah Pemuda. Jika kita menghitung sejak diadakannya kongres pemuda pada tahun 1928, artinya 96 tahun lalu atau hampir seabad Sumpah Pemuda diadakan.

Perlu saya ingatkan di sini, Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak penting dalam Sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar Sumpah Pemuda yang berbunyi  Pertama, Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia. Kedua, Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Ikrar yang terjadi pada zaman yang tidak secanggih sekarang adalah hal yang luar biasa. Mereka mampu mengikrarkan itu di tengah banyak kesulitan dan keterbatasan pada masa itu.  Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Setelah gerakan Sumpah Pemuda, keinginan untuk merdeka dan bersatu sebagai negara berdaulat sangat kental terasa, meski keberagaman sangat terasa. Mereka berupaya sangat keras tidak saja dengan perlawanan fisik kepada penjajah, namun juga dengan diplomasi. Kita bisa membaca di Sejarah, bagaimana perlawanan mempertahankan kemerdekaan dan upaya negosiasi denga penjajah selama kurun setelah Sumpah Pemuda sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Lewat Sejarah, kita juga bisa tahu bagaiman sosok Soekarno dan Hatta berkali-kali "dibuang" oleh penjajah ke beberapa tempat seperti Bengkulu, Flortes , Digul, dll. Ini menunjukkan bahwa perjuangan mereka memang menghasilkan hal-hal yang sangat significant sehingga mengancam penjajah. Karena itu menurut mereka perlu disingkirkan.

Ketika kemerdekaan sudah kita raih dan berada pada tahapan mengisi kemerdekaan, Pemuda Indonesia yang merupakan pilar modal manusia (human resource), posisinya menjadi sangat strategis dan sekaligus tumpuan harapan bangsa untuk dapat memajukan negara dan menjaga keutuhan NKRI. Pesan yang harus abadi dari nilai sumpah pemuda diantaranya adalah semangat nasionalisme.

Karena itu pada era sekarang dimana informasi sangat berlimpah, pemuda Indonesia punya banyak tantangan diantaranya adalah neo imperalisme dan neo kolonialisme. Bukan penjajahan fisik namun ancaman ideologi transnasional yang jelas-jelas sudah masuk ke negara kita, pengaruh karakter yang negative dan neo kolonialisme yang lain. Kita bisa melihat bagaimana seseorang tidak lagi menghargai Pancasila, dan malah berpendapat bahwa Indonesia cocok dengan syariat Islam, hanya karena sebagian besar penduduknya adalah agama Islam dan kemudian menafikan umat lain.

Inilah hal yang perlu kita perangi karena bagaimana Indoensia adalah beragam, dan sumpah pemuda yang akhirnya membawa kemerdekaan bagi Indonesia dilingkupi dengan keberagaman juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun