Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadan dan Pembatasan Sosial

24 April 2020   05:00 Diperbarui: 24 April 2020   05:27 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan adalah bulan yang berbeda dengan bulan-bulan lain sepanjang tahun. Ramadan dikenal sebagai bulan penuh rakmat, dimana semua amalan baik kita dan ketaatan kita pada Allah mendapat pahala berlipat jumlahnya.

Tak heran pada bulan Ramadan banyak kegiatan yang akan mendapat amalan berlipat diadakan seperti buka puasa bersama anak yatim, atau berbuka dengan kolega dan teman kantor atau klien. Beberapa pusat perbelanjaan atau mall biasanya juga menyelenggarakan kegiatan sale yang meriah dan banyak dikunjungi oleh para pembeli.

Pada bulan Ramadan kita biasanya juga disibukkan dengan salat tarawih di masjid, juga tadarus dan beberapa kegiatan lainnya kita habiskan di masjid. Begitu juga salat subuh berjamaah.

Tapi Ramadan kali ini berbeda dengan Ramadan sebelumnya. Tak akan ada lagi salat tarawih bersama di masjid. Juga tadarus dan salat subuh berjamaah. Salat tarawih, tadarus dan salat subuh harus dilakukan sendiri di rumah.

Masyarakat juga dilarang untuk melakukan buka bersama juga berkumpul-kumpul di caf atau restoran . Pusat perbelanjaan juga akan dilarang melakukan kegiatan yang mengundang banyak orang berkumpul.

Perbedaan suasana Ramadan karena adanya pandemic global Covid-19 yang begitu ganas. Jutaan orang jadi korban meninggal karena penyakit ini. Kita bisa melihat kenyataan ini di Wuhan, China dan banyak negara lain semisal Spanyol, Italia, Amerika Serikat dan lain-lain yang memang membuat kita kawatir soal penyakit ini dan menyebarannya yang dahsyat.

Karena Covid-19 dan Ramadan memang membuat Ramadan kali ini berbeda. Mobilisasi kita terbatas, jangkauan kerja kita terbatas, kita tak bisa lagi bepergian dengan nyaman apalagi mudik di tempat asal.

Ketentuan-ketentuan baru berupa pembatasan sosial mulai diberlakukan yang mungkin membuat kita tak merasa nyaman tapi sama halnya dengan puasa saat Ramadan adalah membatasi nafsu kita tapi punya tujuan mulia yaitu menang melawan hawa nafsu yang mungkin sudah membelenggu kita. Puasa juga baik untuk tubuh kita, membuat system percernaan bisa berisitirahat dan kemudian bekerja kembali dengan baik.

Pembatasan sosial pada masa pandemic korona seperti ini bertujuan baik, yaitu memutus mata rantai penyebaran virus korona yang begitu menakutkan bagi dunia. Jika Pembatasan sosial bisa kita patuhi dengan baik, maka kemungkinan besar kita bisa terbebas dari Covid-19 lebih cepat dari prakiraan semula.

Jadi sesuatu hal yang terbatas atau sebuah pembatasan, bisa bertujuan baik dan mulia yaitu demi kebaikan kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun