Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Nasionalisme Dunia Maya

5 Agustus 2018   22:21 Diperbarui: 5 Agustus 2018   22:25 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solidaritas Dunia Maya - jalandamai.org

Dunia maya memang tidak punya batas seperti dunia nyata, yang dibatasi teritori. Siapapun dan dari manapun, boleh bermain dan keluar masuk di dunia maya. Warga negara manapun bisa berkomentar dan beraktifitas apa saja di dunia maya, termasuk warga negara Indonesia. 

Dengan prinsip kebebasan itulah, dunia maya tak hanya memberikan dampak positif, tapi juga memberikan dampak negative. Seseorang bisa saling menjelekkan di dunia maya. Jika hal it uterus memanas, tidak menutup kemungkinan potensi konflik bisa terjadi di dunia nyata.

Maraknya ujaran kebencian di dunia maya, harus menjadi perhatian semua pihak. Jangan biarkan kebencian itu terus meluas, dan merusak pola pikir generasi muda. Dunia maya harus mampu menjadi media pemersatu, bukan media pemecah belah. 

Dunia maya harus bisa menjadi penyeru perdamaian, bukan penyeru kebencian. Dan sebagai masyarakat yang tinggal di negara yang toleran, maka kita juga harus aktif menebarkan toleransi di dunia maya. Sebarkanlah nilai-nilai Pancasila kepada siapa saja. Baik itu kepada masyarakat Indonesia ataupun masyarakat internasional.

Dengan menyebarkan semangat dan nilai-nilai budaya lokal, secara tidak langsung kita telah menjaga nasionalisme di dunia maya. Apa itu nilai budaya lokal? Salah satunya adalah semangat untuk tetap saling menghargai perbedaan dalam keberagaman. 

Semangat untuk tetap saling menolong, tanpa harus mempersoalkan apa latar belakangnya. Semangat untuk tetap ramah dan tersenyum kepada siapa saja. NIlai-nilai kearifan lokal inilah, yang hingga saat ini telah mengantarkan Indonesia menjadi negara yang berkembang.

Jika bukan kita sebagai generasi muda yang menyuarakan semangat nasionalisme, lalu siapa lagi? Dulu, karena generasi muda pula yang mengantarkan Indonesia menjadi negara yang merdeka. Dan kemerdekaan itu tidak hanya harus dipertahankan, tapi juga harus diisi dengan aktifitas yang positif dan memberikan manfaat. Sayangnya, lagi-lagi banyak orang atau oknum yang sengaja memanfaatkan kemerdekaan yang sudah didapat ini dengan pesan-pesan kebencian. Provokasi di dunia maya terus bermunculan.

Dulu, generasi muda kita tidak mengenal ujaran kebencian. Yang ada adalah bersatu dalam keberagaman demi upaya untuk menciptakan Indonesia damai. Bagaimana dengan generasi muda jaman now? Jika diantara kita masih belum menjadi generasi yang memberikan manfaat bagi negeri, mari kita lakukan mulai saat ini. Apalagi sebentar lagi Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya. 

Mari kita jadikan momentum ini untuk meningkatkan nasionalisme kita sebagai anak muda. Dan karena kita tinggal di generasi yang sudah maju, maka gunakanlah kemajuan zaman ini untuk tetap menjaga semangat nasionalisme.

Dan implementasi dari nasionalisme itu bisa bermacam-macam. Waktu dan tempatnya pun juga bisa kapan saja dan dimana saja. Namun, karena salah satu pusat beredarnya informasi itu ada di dunia maya, maka dunia maya harus bersih dari segala pesan negatif. Internet harus menjadi agen penyebar perdamaian dunia. Karena di era yang milenial seperti sekarang ini, bukan zamannya memanggul senjata. 

Juga bukan zamannya membawa bambu runcing seperti era kemerdekaan. Di zaman now, generasi muda harus menjadi generasi yang mampu menjaga keutuhan NKRI, dengan cara berperilaku dan berkata yang memberikan manfaat bagi kepentingan yang lebih luas. Semoga bisa jadi renungan di bulan kemerdekaan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun