Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Bersaudara, Jangan Saling Adu Domba

5 Desember 2017   07:06 Diperbarui: 5 Desember 2017   08:39 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini aksi adu domba begitu nyata terjadi di sekitar kita. Di dunia maya dan dunia nyata, jelas sekali bagaimana upaya untuk memprovokasi warga terjadi. Bahkan, ada yang mengatakan jelang pilkada serentak dan pilpres pada 2018 dan 2019, ujaran kebencian dan provokasi SARA diperkirakan intensitasnya akan meningkat. Jika ini benar terjadi, tentu kita bisa memperkirakan apa yang terjadi.

Akan banyak orang yang ditetapkan menjadi tersangka atas tuduhan pencemaran nama baik, akan banyak tindakan persekusi karena merasa dilecehkan, dan akan banyak ajakan untuk berjihad atas nama agama. Semua hal diatas pernah terjadi di Jakarta. Pada saat pilkada DKI, masyarakat terbelah karena provokasi SARA yang begitu kuat. Kita tentu hal itu tidak terjadi lagi di negeri ini. Momentum pemilihan kepala daerah, seharusnya bisa dilakukan riang gembira, tanpa harus saling hujat, caci dan membenci.

Karena semua orang itu bersaudara, semestinya kita bisa hidup berdampingan. Karena hal ini pula yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Di Madinah misalnya. Nabi berhasil mempersatukan kaum Muhajir daan Anshor. Masyarakat bisa hidup berdampingan, tanpa mempersoalkan perbedaan. Semuanya bisa hidup saling menghargai dan tolong menolong. Tidak ada yang menindas dan ditindas. Semuanya mempunyai kedudukan yang sama. Fakta ini lah yang kemudian bisa melahirkan perdamaian. Dan ketika perdamaian itu bisa dipertahankan, maka suasana damai itu akan memunculkan peradaban yang damai pula.

Islam menekankan memupuk rasa persaudaraan antar sesama manusia. Karena itulah, Rasulullah SAW menekankan pentingnya menjaga keberagaman etnis masyarakat ketika itu. Dan menjaga nilai-nilai persaudaraan, bisa menghilangkan jarak antar etnis. Semuanya bisa cair, hidup berdampingan satu sama lain dan saling tolong menolong tanpa mempersoalkan latar belakangnya. Bahkan A Quran pun menganjurkan kepada semua umat manusia, untuk saling mendamaikan jika terjadi konflik atau perbedaan pendapat.

Dalam Al Quran disebutkan, "dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang, hendaklah kamu damaikan antara keduanya. Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia elah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil. Sesungguhnya Alllah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu, dan takutlah terhadap Allah , supaya kamu mendapat rahmat." (QS Al Hujurat : 9-10).

Jika kita seorang muslim yang menjunjung perdamaian, semestinya mengimpelementasikan ayat diatas dalam keseharian. Saat ini banyak sekali sekelompok orang, yang selalu membawa nilai-nilai agama, tapi pada saat yang sama melakukan tindak kekerasan ataupun persekusi. Berteriak takbir setelah itu mencaci orang lain, dan lain sebagainya. Ironisnya, kelompok semacam ini hampir ada disetiap kota-kota besar di Indonesia. Untuk itulah, menjadi tugas kita bersama untuk saling mengingatkan. Damaikanlah. Hindarkan Indonesia dari sebagala bentuk provokasi dan adu domba, yang mengatasnamakan SARA atau kepentingan lain. Lebih baik kita hidup berdampingan, saling menghargai dan tolong menolong antar sesama. Jika semua orang bisa mewujudkan hal ini, perdamaian dan keadilan itu akan bisa dirasakan oleh semua orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun