[caption id="attachment_354980" align="aligncenter" width="600" caption="buktidansaksi.com"][/caption]
Hari minggu kemarin saya berkunjung ke apartemen teman, dan di sana saya iseng membaca salah satu majalah koleksinya. Di majalah tersebut saya tertegun membaca mengenai kisah para perempuan heroik di Irak dan Suriah dalam berjuang menyelamatkan saudara sesamanya yang dipaksa dan terancam menjadi budak seks oleh ISIS. Sungguh perbuatan yang kejam!
Di majalah tersebut diceritakan bahwa ISIS telah lama memasang poster-poster seruan di beberapa kota yang berhasil dikuasainya, seperti kota Mosul di Irak. Di sana, ISIS menyerukan para penduduk untuk menyerahkan anak-anak gadis mereka yang belum menikah kepada pasukan ISIS. Bunyi poster seruan tersebut kurang lebih seperti ini:
"Kami menyerukan penduduk dari wilayah ini (Mosul) untuk membawa gadis-gadis mereka yang belum menikah untuk memenuhi kewajiban mereka dalam jihad seks bagi para pejuang Islam yang berada di kota ini, para pejuang Islam saudara kalian. Bagia setiap orang yang tidak menampakkan diri harus menghadapi kekuatan penuh syariah (hukum Islam) diberlakukan atasnya."
Saya yang membacanya saja langsung muak dan benci setengah mati pada ISIS. Sebagai perempuan, saya merasa harga diri perempuan dinjak-injak, dan saya tidak terima hal tersebut. Well, saya kemudian mencoba untuk tidak tersulut emosi berusaha dengan kepala dingin untuk menulis artikel ini sebagai upaya untuk menggalang dukungan luas penolakan ISIS dan aksi-aksi tidak terpujinya, khususnya mengenai penolakan terhadap jihad seks.
Beberapa informasi di internet menyebut bahwa jihad seks adalah perpanjangan makna harfiah dari kata jihadun nikah, di mana kemudian diartikan sebagai sebagai hal yang sah perempuan muslimah menawarkan kesucian mereka kepada para mujahid (pejuang jihad) yang berjuang untuk Islam. Hal tersebut kemudian mendasari sebuah fatwa di tahun 2013 lalu yang (konon kabarnya) dikeluarkan oleh ulama Wahabbi bernama Syaikh Muhammad al-Arifi. Fatwa tersebut menyerukan para muslimah untuk melakukan jihad seks demi mendapatkan keutaman surga.
Munculnya istilah jihad seks sesungguhnya adalah bentuk pelecehan dan penodaan terhadap syariah jihad yang suci, sebagaimana diajarkan oleh Islam. Hal tersebut juga merupakan bentuk penyesatan baru yang dibuat untuk mengaburkan makna jihad. Islam sendiri tidak mengenal adanya jihad seks, termasuk istilah jihadun nikah, itu tidak tepat.
Menikah dan seks adalah hal tang berbeda. Aktifitas seks sudah jelas bertujuan untuk memuaskan nafsu seksual belaka. Adapun menikah, meskipun di dalamnya terdapat aktifitas seks, lebih bertujuan untuk memuliakan perempuan agar hidupnya terjaga dan memiliki orientasi masa depan yang jelas berupa mahligai rumah tangga yang sakinah (tentram),mawaddah (cinta), dan warrahmah (kasih sayang).
Saya menduga ada tiga makna terselubung di balik istilah jihad seks. Dugaan pertama adalah, kemungkinan aktifitas jihad seks yang dilakukan oleh ISIS memang bentuk pelacuran murni (prostitusi) mengatas namakan jihad. Hal ini merujuk pada banyak pemberitaan bahwa pasukan ISIS sering kali bergonta-ganti pasangan berhubungan intim antara sebanyak puluhan kali.
Dugaan kedua adalah jika jihad seks yang dimaksud adalah jihadun nikah, maka kemungkinan praktek nikah mut'ah yang menurut Ahlussunah wal Jama'ah dianggap haram. Adapun dugaan ketiga adalah kemungkinan kedekatan makna pernikahan sah menurut Wahabbi, di mana dikenal dengan istilah mis-yaar (tamasya). Bentuk pernikahan ini tengah menjadi tren di Timur Tengah, khususnya di kalangan pengikut Wahabbi. Pernikahan ini tidak memiliki dalil dan cenderung merujuk pada budaya Arab jahiliyah, yakni sistem kawin kontrak.
Sudah jelas bahwa ISIS salah besar dalam menyerukan jihad seks. ISIS datang dengan tujuan konyol dan menyerukan melakukan hal konyol lainnya yang merugikan banyak orang, termasuk perempuan. Bahaya ISIS memang telah menyebar luas, dan kita sebagai warga negara Indonesia yang cinta damai, adalah kewajiban untuk menghalaunya. Tolak ISIS dan jihad seks! Ayo bantu sebarkan seruan penolakan ISIS ke lingkungan sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H