Mohon tunggu...
Retna Pangesti
Retna Pangesti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog klinis

Bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Keajaiban Dampak Psikologis Sabar

3 Januari 2024   19:01 Diperbarui: 3 Januari 2024   19:10 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keajaiban Dampak Psikologis Sabar

 

Tujuan manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Tuhan. Manusia berusaha meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam kehidupan sehari -hari, manusia tidak pernah luput dari  masalah, cobaan, dan ujian. Bagaimana seseorang menyikapi dan menghadapinya? Jawabannya tentu tergantung kondisi masing-masing orang, termasuk apakah ia sabar atau tidak dalam menghadapinya.

Mengapa harus sabar? Pernahkah kita melihat seseorang yang sedang marah? Pernahkah kita melihat seseorang yang sedang tergesa-gesa? Pernahkah kita melihat seseorang yang sedang berkeluh kesah. Mengapa ia melakukan itu? Jawabanya karena ia tidak sedang sabar menghadapi permasalahan. Sabar dalam hal apa? Jawabnya adalah sabar dalam segala hal. Sabar dalam menghadapi cobaan, sabar dalam meninggalkan hal-hal yang dilarang, dan sabar dalam menjalankan ketaatan.

Penting bagi kita untuk memahami makna sabar. Sabar berarti menahan, baik secara fisik-material maupun psikis-immaterial. Contoh sabar secara fisik-material yaitu menahan penderitaan atau sakit badan dan pekerjaan yang melelahkan. Sementara itu, sabar dalam pengertian psikis-immaterial contohnya menahan hawa nafsu, seperti menahan diri untuk menanggung penderitaan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan atau bila kehilangan sesuatu yang disenangi 

Menurut Ibnu Qoyyim, sabar adalah ketika hati tidak merasa marah terhadap apa yang telah ditakdirkan dan mulut tidak mengeluh. Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa kesabaran itu ada 2 macam, yaitu sabar menerima atas sesuatu yang tidak kau inginkan dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau inginkan.

Sejalan dengan hal itu, Subandi (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa konsep sabar mencakup 5 kategori, yaitu 1) pengendalian diri: menahan emosi dan keinginan, berpikir panjang, memaafkan kesalahan, toleran terhadap penundaan; 2) ketabahan: bertahan dalam situasi sulit dan tidak mengeluh; 3) kegigihan: ulet, bekerja keras untuk mencapai tujuan, dan mencari pemecahan masalah; 4) menerima kenyataan pahit dengan ikhlas dan bersyukur; dan 5) sikap tenang, tidak terburu-buru.  

Bagaimana caranya agar kita mampu bersabar? Yang pertama kali harus dilakukan adalah berniat sungguh-sungguh untuk menuju kesabaran. Sabar perlu diniatkan. Setelah niat, kita harus membangun syukur atas segala nikmat yang telah kita terima, sekecil apa pun. Penting untuk tidak berkeluh kesah terhadap apa yang telah terjadi dan ikhlas menerima segala apa yang menjadi ketentuan Allah .

Bersabar adalah proses yang terus-menerus. Perlu disadari bahwa cobaan yang datang adalah untuk membuat kita mengerti apa arti kata sabar. Sabar tidak berarti diam saja ketika ditimpa musibah, tetapi berusaha mencari jalan keluar ketika musibah datang.

Sabar itu tidak ada batasnya. Jika seseorang berkata kesabaran itu ada batasnya atau mengatakan, "Kesabaranku sudah habis!", di situlah terlihat bahwa ia sedang tidak sabar. Sabar itu ilmu tingkat tinggi, harus belajar setiap hari, berlatih  setiap saat, ujiannya sering tidak terduga, dan sekolahnya seumur hidup. Setiap orang yang bersabar adalah orang-orang yang lulus dari ujian kehidupan. Ujian pasti datang dan kesabaran kita menentukan kualitas nilai kita saat menghadapi ujian .

Apakah yang dirasakan sebagai hasil sabar? Apabila sabar dilakukan dengan benar, dapat dipastikan kita akan merasakan dampaknya. Dampaknya adalah sebuah keajaiban psikologis yang sangat membahagiakan. Sabar ketika mendapat musibah dan mengucapkan inna lillahi dan inna ilaihi raji'un (sesungguhnya  kami  adalah milik Alllah, dan   hanya kepada-Nya lah kami kembali). Kita     memahami bahwa janji-janji Allah dalam Al-Qur'an adalah benar. Betapa bahagianya bila  kita dicintai  oleh Allah apabila sabar terhadap cobaan-Nya (QS 3: 146), betapa senangnya bila  kita selalu dibersamai oleh-Nya (QS 8: 46), diberikan ampunan dan pahala yang besar (QS 11: 11), dan mendapatkan martabat yang tinggi di surga (QS 25: 75).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun