Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu, ketika saya sendiri masih menyandang status seorang mahasiswi disebuah perguruan tinggi swasta dikota Jogja. Berawal dari sebuah Kuliah pagi yang mengharuskan saya bangun pagi juga karena selain tugas yang harus dikumpulakan hari itu, ternyata dari mata kuliah yang lain akan ada quiz mendadak, satu hal lagi, praktikum. Jadi mau tak mau saya tidak boleh absen hari itu.
Setelah memasukan beberapa Modul untuk praktium dan mematikan laptop, buru-buru saya sarapan dan mengambil tas ransel saya lalu bersiap berangkat kuliah. Awal-awal saya kuliah duliah dulu berangkat maupun pulang kuliah naik bus kota, itu sebelum saya memiliki banyak teman. Namun setelah banyak teman alhamdulilah mereka sering memberi tumpangan gratis, meski ujung2nya mintak dibuatkan tugasnya..ahahaha
#korban Copet
Setelah berdiri dipinggiran jalan menunggu bus yang biasa saya tumpangi tak kunjung datang juga, akhirnya saya memutuskan berjalan kaki sampai perempatan wirobrajan. Disana saya bisa naik bus, tapi bus apa saya lupa, intinya bus tersebut melewati jalan magelang-terminal jombor, setelah itu naik bus lagi jalur 19.
Kebetulan saat itu ada bus datang, saya langsung naik saja daripada makin terlambat sampai kampus. Jumlah penumpang saat itu, ada saya satu ibu-ibu yang sudah setengah baya, 3 bapak-bapak, satu sopir satu kernetnya. Dari awal saya sama sekali tidak curiga kalau saya satu bus dengan pencopet, dan sebelum kejadiaan Naas *lebay waktu itu terjadi, berikut kronologinya.
Posisi duduk saya waktu itu dibelakang sendiri, lalu disebelah kiri saya satu bapak dengan mukak gak begitu familiar dan bersahabat, brewokan, abstrak pokoknya, masih mending pak jarwo :D dan bapak-bapak yang didepan biasa aj sih mukaknya, menurut saya yang paling beringgas adalah samping saya. Kebetulan satu penumpang si ibu tadi turun disekitar jl.magelang, otomatis perempuannya tinggal saya sendiri. Tiba-tiba saja firasat saya gak enak banget selain samping saya ada si brewok saya juga jadi satu-satunya penumpang yang paling cantik dalam bus ini, ya iyalah secara semua cowok ko.
Saya mencoba menetralisir hati saya dan membuang jauh firasat buruk serta pikiran-pikiran negatif yang ada dan menari-nari indah dalam otak saya, namun sebelum saya sempat membuang jauh pikiran tersebut, jantung saya malah semakin kencang berdetak. Entahlah mungkin mereka saling mensikronisasi atau apa. Saya benar-benar labilisasi dan kontroversi hati saat itu.
Ketika bus hendak sampai perempatan jombor. Saya buru-buru berdiri untuk segera turun, namun tiba-tiba baru satu langkah saya maju kedepan kaki saya terasa berat untuk melanjutkan langkah berikutnya, dan ternyata..ohh Tuhan, kaki ku di cengkeram begitu kuat oleh si brewok tadi, dan pada saat yang bersamaan ketika saya hendak meronta agar kaki saya dilepaskan, si bapak yang berada didepan tadi merogoh saku celana serta membuka tas saya. Yang benar saja, saya gak bisa berbuat apa-apa. Ini sama sekali gak fer satu banding 3. Sudah pasti saya kalah.
*gambar dari google
Kalau ditanya perasaan saya waktu itu? jengkel iya, marah pasti, enek apalagi, takut? bangets lah komplikasinya. Andai saja saat itu saya sudah menjadi seorang wonder woman dan bisa silat seperti iko uwais atau joe taslim, sudah pasti saya kasih pelajaran mereka, kalau perlu sedikit strecing dan pasang kuda-kuda menghajar sekelompok pencopet itu ampe babak belur terutama si brewok yang sudah berani betul memegang aurat *kaki saya. kita kan bukan muhrim pak brewok. Tapi aku mah apa atuh :D
Ngomong-ngomong tentang pencopet, kejahatan pencopetan dikenal dalam istilah hukum sebagai
kejahatan pencurian, Konon yang saya lihat diberita dan tv ada sebuah sekolah yang mendidik mereka untuk menjadi pencopet handal. Siswanya pun tidak hanya laki-laki dewasa, namun juga anak berusia 10-15 tahun, kebayang gak generasi muda masa depan kita dididik seperti itu? Dan lagi tentang mereka #pencopet tersebut, sebelum menjalankan aksinya, mereka biasanya menyusun rencana seperti memilih sasaran dan kemudian menyusun taktik, untuk menggaet uang milik sasaran mereka. Para korban biasanya tidak menyangka, bocah-bocah yang ada didekat mereka adalah penjahat yang cerdik.
Agak sulit dimengerti anak-anak ini sudah bisa memanfaatkan wajah dan penampilan mereka yang masih lugu untuk berbuat jahat. Namun kenyataan hidup yang keras, tampaknya membuat anak-anak ini meniru jalan pintas yang dilakukan oleh para penjahat dewasa.
Pesan saya kepada penumpang bus kota, dan ibu-ibu yang biasa ngemoll ataupun belanja dipasar agar lebih waspada dan berhati-hati dalam setiap kondisi yang terjadi, dan jaga barang-barang bawaan anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H