Mohon tunggu...
Reta Lismaya
Reta Lismaya Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa bimbingan dan konseling yang memiliki hobi salah satunya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Aspek Psikologis dalam Kelompok

25 Desember 2022   21:42 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:44 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelumnya, apakah kalian tau makna dari kelompok ?

Kelompok merupakan sekumpulan individu yang saling berinteraksi guna mencapai tujuan bersama, melakukan pengenalan lebih dalam dengan individu dalam kelompok, serta memandang individu lain sebagai anggota kelompok (Deddy Mulyana, 2005 dalam Tutiasri, 2016). Definisi kelompok juga disampaikan oleh Bass (dalam Hariadi 2011) yang megemukakan bahwa kelompok adalah kumpulan dari individu yang dapat memberikan hadiah/ dorongan positif bagi individu – individu didalamnya. Mills (dalam Hariadi, 2011) menyatakan kelompok sebagai sebuah kesatuan atas dua atau lebih individu yang saling berinteraksi untuk tujuan tertentu. Sedangkan, Fiedler menyampaikan pemikirannya mengenai kelompok yaitu sekumpulan individu yang saling menggantungkan dirinya. Pemaknaan mengenai kelompok tersebut sepemikiran dengan Cartwright dan Zander (1968) yang berpendapat bahwa kelompok merupakan kumpulan beberapa individu yang saling membina hubungan dan saling ketergantungan. Hariadi (2011) membuat kesimpulan dalam penelitiannya mengenai makna kelompok yaitu kumpulan dua atau lebih individu, menggambarkan interaksi, mempunyai tujuan, mempunyai pola hubungan antar anggota, dan merupakan satu kesatuan.  Abraham Maslow (dalam Tutiasri, 2016) menyatakan bahwa individu masuk dalam kelompok karena memiliki beberapa kebutuhan yaitu kebutuhan fisik, rasa aman, kasih sayang, prestasi dan pretise, serta kebutuhan untuk mandiri.

Kelompok memiliki tujuan bersama yang dapat dicapai dengan upaya anggota yang memiliki kepribadiannya berbeda – beda. Kelompok memiliki peraturan yang disepakati anggota kelompok dan harus dipatuhi yang dapat membentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok. Kelompok memiliki beberapa fungsi menurut Bungin, 2008 yang meliputi :

  • Fungsi hubungan sosial merupakan fungsi kelompok yang mencerminkan bagaimana kelompok dapat memelihara dan memantapkan hubungan sosial pada anggota kelompok.
  • Fungsi pendidikan merupakan fungsi yang mencerminkan bagaimana kelompok formal maupun informal bekerja untuk menggapai atau saling berbagi wawasan.
  • Fungsi persuasi merupakan fungsi yang mencerminkan pengaruh anggota kelompok terhadap anggota lainnya agar bertindak atau tidak bertindak terhadap suatu hal.
  • Fungsi pemecahan masalah merupakan fungsi yang mencerminkan penemuan solusi terhadap suatu permasalahan, dimana diantara beberapa solusi lalu didiskusikan untuk dibuat keputusan.

Lantas, apa saja aspek psikologis dalam suatu kelompok ?

Kartono (dalam Isfada, 2018) menyatakan bahwa proses kehidupan pada individu selalu diikuti  oleh aspek kognitif (pemikiran), aspek emosional (perasaan), dan aspek hubungan interpersonal (tindakan). Sehingga kelompok yang merupakan kumpulan individu, terdapat aspek psikologis didalamnya yang berupa :

A. Kognitif

Aspek kognitif menurut Kartono (1996) menggambarkan keadaan individu atau kelompok yang memberikan persepsi individu lain dan memasukkan apa yang dipersepsinya merupakan keadaan kategori tertentu. Aspek kognitif meliputi :

1. Prasangka, adalah evaluasi seseorang atau kelompok yang berdasar pada lingkungan agar nantinya diterima dilingkungan kelompoknya. Prasangka mengarah pada evaluasi yang negatif, walaupun dalam stereotype merupakan hal yang dapat bersifat positif meskipun dapat bersifat negative.

2. Belajar sosial, adalah teori dalam belajar yang menggambarkan setiap pembelajaran yang dilakukan perlu diperhatikan karena melaui pengamatan dari model atau contoh.                         

3. Motivasi, motivasi memiliki pandangan terhadap prasangka sebagai hal untuk memenuhi kebutuhan individu atau kelompok agar dapat mencapai kesejahteraan.

4. Pengamatan, merupakan hasil dari tindakan jiwa secara aktif dan menaruh perhatian penuh sehingga menyadari adanya pemicu.

5. Ingatan, merupakan kemampuan jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan membangkitkan kembali hal – hal yang lalu.

B. Emosi

Hude (2006) dalam Isfada (2018) mengemukakan emosi sebagai suatu gejala psikofisiologis yang mengakibatkan pengaruh pada persepsi, sikap, dan tingkah laku. Kualitas sebuah emosi bergantung pada tiga faktor yaitu peristiwa yang menyakitkan, pembawaan dimana terdapat orang yang sangat perasa atau bahkan tidak peka, dan tergantung pada suasana hati. Hude (2006) dalam Isfada (2018) mengemukakan empat fungsi emosi dalam kehidupan manusia :

1. Emosi sebagai pembangkit energi

Emosi membangkitkan dan menyalurkan energy individu. Misalnya marah mendorong individu untuk melakukan penyerangan, takut mendorong individu untuk berlari, dan cinta mengarahkan individu untuk melakukan pendekatan.

2. Emosi sebagai pembawaan informasi

Keaadaan diri individu dapat diketahui melalui emosi yang ditampakkannya. Misalnya marah berarti individu sedang dihambat atau diserang, sedih berarti individu kehilangan sesuatu yang berarti, bahagia berarti individu mendapatkan sesuatu yang kita senangi.

3. Emosi sebagai komunikasi

Emosi memiliki fungsi sebagai komunikasi intrapersonal dan interpersonal.

4. Emosi sebagai sumber informasi keberhasilan seseorang, menginginkan kesehatan dan mengetahuinya ketika individu merasa sehat walafiat, mencari keindahan dan mengetahui bahwa memperolehnya ketika merasakan kenikmatan estetis dalam diri.

C. Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal merupakan hubungan yang terdiri atas dua individu atau lebih yang berinteraksi secara konsisten (Lestari, 2010). Sears mengemukakan bahwa hubungan interpersonal merupakan hubungan dua individu, kehidupan individu akan terjalin dengan individu lain, serta adanya pengaruh antar sesama individu. Hubungan interpersonal dapat berupa komunikasi, emosi, dan perilaku yang terjalin antar individu dilingkungannya. Kelompok dapat menciptakan suatu interaksi sosial antar individu. Interaksi dalam anggota kelompok dapat membawa pengaruh terhadap perubahan perilaku dan psikologis anggota kelompok. Peristiwa psikologis dalam kelompok mencakup berbagai kejadian yang hampir terjadi apabila dua individu atau lebih berada dalam sebuah kelompok dan terjadi sebuah hubungan. Proses hubungan dapat terjadi antara lain berupa :

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan proses dimana individu menyalurkan stimulir (verbal) untuk melakukan pengubahan terhadap perilaku individu lain. Hubungan antar individu terjadi melalui pesan yang disampaikan, baik melalui penyampaian pesan secara verbal maupun nonverbal.

2. Konflik

Konflik adalah proses yang menggambarkan perilaku individu terhambat oleh perilaku individu lain atau peristiwa diluar kendali. Konflik juga dapat terjadi pada diri orang sendiri yang dikarenakan beberapa kepentingan penting yang harus dipenuhi dalam waktu dan kesempatan yang sama.

3. Kerjasama

Kerjasama digambarkan oleh solidaritas dan suasana kondusif yang mendorong keefektifan dan produktifitas kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

4. Rasa percaya

Rasa percaya yang dijalin oleh sesama anggota kelompok dapat mendorong terciptanya keefektifan kelompok.

5. Keterbukaan

Keterbukaan merupakan sikap individu yang merasakan bahwa informasi tentang dirinya yang diketahui oranglain bukanlah ancaman yang dapat membawa bahaya bagi keselamatan individu tersebut.

6. Perwujudan diri

Maslow mengemukakan bahwa perwujudan diri merupakan kebutuhan individu yang paling sulit dilakukan identifikasi karena setiap individu akan berusaha memenuhi kebutuhan dengan caranya sendiri yang berbeda (hersey dan blanchard, 1982).

7. Saling ketergantungan

Saling ketergantungan merupakan kondisi mental anggota kelompok dengan saling mengandalkan anggota lain dalam menjalani realitas sosial dalam kelompoknya (Schachter, 1951).

8. Umpan balik

Umpan balik dapat digunakan individu untuk menjelaskan kesalahpahaman dalam hubungan dan interaksi dengan individu lain / kelompok.

Aspek – aspek psikologis kelompok dipengaruhi oleh faktor apa saja ?

1. Tujuan berdirinya kelompok dan aktifitas dalam kelompok.

2. Jumlah anggota, organisasi, serta peranan kelompok

3. Kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan anggota untuk membina hubungan sebagai teman, kebutuhan diterima, keamanan, bantuan moral, dan lainnya

4. Hambatan antar individu sebagai anggota kelompok yang terlibat

Nah, diatas sudah disajikan beberapa hal mengenai aspek psikologis kelompok sehingga diharapkan kita dapat memiliki pemahaman lebih dalam mengenai aspek psikologi dalam kelompok.

REFERENSI 

Arifin, B. S. (2015). Dinamika kelompok.

Tutiasri, R. P. (2016). Komunikasi Dalam Komunikasi Kelompok. Jurnal Channel, 4(1), 81-90.

Isfada, K. (2018). Dinamika Psikologis Mahasiswa Penghafal Al-Qur’an di Iain Tulungagung : Sebuah Studi Fenomenologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun