Mohon tunggu...
Reta Lismaya
Reta Lismaya Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa bimbingan dan konseling yang memiliki hobi salah satunya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Hubungan Perilaku Narsisme dengan Harga Diri (Self Esteem) pada Remaja?

22 Desember 2022   16:38 Diperbarui: 22 Desember 2022   16:40 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAGAIMANA HUBUNGAN PERILAKU NARSISME DENGAN HARGA DIRI (SELF ESTEEM) PADA REMAJA ?

Oleh : Reta Lismaya

 

Apa itu narsisme ?

Perkembangan zaman dan teknologi pada era sekarang, memunculkan perilaku narsisme pada individu terutama remaja. Istilah narsisme sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Narsisme merupakan suatu penyakit psikologis yang menggambarkan kepercayaan diri dan kecintaan diri yang berlebihan pada diri individu sendiri yang digunakan untuk keperluan pribadinya. Narsisme berasal dari bahasa Belanda yang berarti berlebihan dalam mencintai diri pribadi. Selanjutnya, Marrison (1997) dalam Pahla (2019) mengemukakan jika perilaku narsisme pada individu dapat mendorong terciptanya persepsi terhadap kebutuhan dan relasi dengan individu lain. Menurut mitologi Yunani, narsisme berasal dari kisah Narcissus seorang dewa yang tertarik akan dirinya sendiri karena ketampanannya yang luar biasa. Ia menjadi angkuh dan tidak menghargai orang lain karena merasa bangga akan kelebihannya. Narsisscus mendapat kutukkan yaitu mencintai bayangan dirinya. Suatu saat dia berkaca pada air sungai dan ingin meraih bayangannya. Lalu dia tenggelam karena tindakannya tersebut. Sigmund Freud adalah tokoh yang memperkenalkan narsisme dan mengemukakan bahwa individu memiliki kepribadian yaitu menginginkan mendapat pujian, minim sikap empati, dan merasa iri terhadap individu yang memiliki kemampuan atau sesuatu yang lebih baik darinya. 

Narsisme dapat terjadi karena terdapat kesenjangan antara diri ideal dengan diri yang sebenarnya. Narsisme merupakan hal yang berasal dari konsep dan kepercayaan pada diri, kepercayaan terhadap diri itu diwujudkan dalam perilaku misalnya memandang dirinya unik, mempunyai intelegensi yang lebih tinggi, dan mempunyai kemampuan diri yang melebihi individu lain sehingga tidak dapat menerima diri akibat melebih -- lebihkan kemampuan dan keadaan sesungguhya. Narsisme terdiri dari beberapa jenis menurut Maulana (2016) dalam Pahla (2019) yang meliputi :

  • Grandiose Narsistic, merupakan perilaku narsisme yang umumnya terjadi dengan individu yang memiliki sifat terlalu terbuka, menguasai percakapan, dan memiliki keinginan untuk selalu mendapatkan perhatian.
  • Vulnurable Narsistic, merupakan perilaku narsisme pada individu yang cenderung memiliki sikap pendiam tetapi mudah terbawa perasaan, tidak banyak berbicara, memiliki tingkat sensitive yang lebih terhadap hinaan, serta tidak suka didiamkan oleh individu lain.

Individu dengan jenis vulnarable narsistic lebih jarang ditemui dilingkungan sekitar kita dibandingkan dengan grendiose narsistic.

Apakah narsisme menimbulkan dampak negatif ?

Dampak yang ditimbulkan oleh perilaku narsisme cenderung negatif. Narsisme mendorong individu untuk membayangkan dirinya sebagai yang paling luar biasa dan paling berkuasa. Individu yang memiliki perilaku narsisme berarti memiliki permasalahan terkait dirinya, mereka menjadikan dirinya bukan individu lain sebagai objek akan cinta yang berlebihan. Individu dengan perilaku narsisme akan suka mengabadikan dirinya lalu mengunggah pada media sosial dan suka membanggakan dirinya pada individu lain. Bukankah hal ini seringkali kita jumpai di era sekarang ? Ya tentu saja, hal ini dibuktikan dalam penelitian Hardika (2019) menyebutkan bahwa tahun 2018 banyak ditemui kecenderungan perilaku narsistik yaitu pada media sosial instagram. Banyak ditemukan remaja baik perempuan ataupun laki -- laki yang mengunggah fotonya di instagram. Mereka melakukan hal tersebut karena ingin mendapatkan perhatian dan respon yang positif dari masyarakat atau pengguna instagram lainnya. Mereka ingin dinilai sebagai pribadi yang menarik secara fisik seperti yang ditampilkan dalam media tersebut. Hal ini juga terjadi pada flatform media sosial lainnya.

Selain itu, narsisme juga membawa dampak negatif lain bagi diri individu. Jennifer Golbeck (Widiyanti, 2017) menyatakan bahwa individu yang memiliki perilaku narsisme akan cenderung tidak disenangi individu lain.  Ojanen et  al. (2012) dalam (Widiyanti, 2017) mengemukakan adanya keterkaiatan antara narsisme, sifat temperamen, agresi secara fisik, dan agresi relasional pada pertamanan dengan teman sebaya remaja. Individu yang memiliki perilaku narsisme akan beresiko mengalami permasalahan dalam pertemananya. Perilaku narsisme merupakan hasil dari aktualisasi diri remaja yang susah untuk dibatasi karena naluriah dimana bertujuan untuk mendapatkan rasa kagum dan berharga dari lingkunga sosialnya. Narsisme juga menimbulkan kesenjangan pada keadaan diri, cenderung berfokus pada kenyamanan dan sikap individualis.

Apakah perilaku narsisme itu wajar atau malah menjadi gangguan kepribadian ?

Tak sedikit masyarakat yang mengganggap perilaku narsisme dimedia sosial merupakan suatu kewajaran. Namun hal tersebut tidak selaras dengan DSM-V   (Diagnostic   and   Statistical   Manual   of   Mental Disorders,   Fifth Edition) yang menganggap narsisme sebagai gangguan kepribadian (tidak berat). Narsisme disebut sebagai penyakit psikologis yang bernama Narcistic Personality Disorder (NPD). Individu yang mengalami NPD dapat bertindak diluar nalar, untuk menunjukkan dia lebih segalanya daripada individu lain. Individu dianggap memiliki perilaku narsisme jika mencerminkan lima dari sembilan ciri --ciri berikut, yaitu : (1)  bersikap berlebihan dalam membanggakan kemampuan diri (2) mempercayai bahwa pribadinya sebagai pribadi yang spesial dan memiliki keunikan, (3) Memiliki fantasi yang berlebihan terhadap kesuksesan, kekuasaan, penampilan fisik, (4) memiliki kebutuhan yang diluar nalar untuk dikagumi individu lain, (5) merasa bahwa dirinya layak untuk diperlakukan spesial oleh individu lain, (6) mencerminkan minimnya empati terhadap individu lain, (7) memanfaatkan secara tidak tepat dalam hubungan dengan individu lain, (8) merasa iri dengan kehidupan orang lain atau memandang individu lain merasa iri terhadap dirinya, (9) bersikap angkuh (DSM-V). Individu dengan kecenderungan narsisme memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) Kesulitan dalam berelasi sosial, (2) Sulit berempati, (3) Kesulitan dalam mengakui kelemahan diri, (4) Kesulitan dalam memberikan pujian kepada orang lain, dan (5) Sulit menerima kritikan. Budiman, seorang psikolog profesional menyatakan mengenai gejala narsisme pada individu : (1) melakukan sesuatu aktivitas agar mendapat pujian dari individu lain. (2) Tidak mencerminkan sikap empati dalam diri individu dan memandang dirinya lebih sukses dibandingkan individu lain. (3) Bersikap melebih -- lebihkan kemampuan dalam dirinya. 

Bagaimana hubungan perilaku harga diri dengan harga diri (self esteem) ?         

Sebelum kita gali lebih lanjut, kita pahami dahulu apa itu harga diri (self esteem). Self esteem merupakan cara individu dalam memandang dirinya apakah cenderung positif atau negatif. Chaplin (2006) mengemukakan bahwa  harga diri adalah penilaian terhadap diri yang didasarkan pada sikap, interaksi, penghargaan, dan penerimaan individu lain terhadap dirinya. Setiap individu memiliki harga diri yang berbeda -- beda. Individu yang memiliki penilaian baik maka harga dirinya positif, sebaliknya jika penilaian terhadap dirinya buruk maka menggambarkan harga diri yang rendah. Harga diri dipengaruhi oleh faktor faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (diluar diri). Faktor internal meliputi gender, kemampuan intelegensi, serta keadaan fisik pada individu. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sosial, lingkungan pendidikan, dan lingkungan keluarga. Individu dengan harga diri yang tinggi cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi pula. Sebaliknya jika individu memiliki harga diri rendah maka cenderung minim kepercayaan diri.  Remaja yang berperilaku narsisme, misalnya di media sosial dipandang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi sehingga harga dirinya juga tinggi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa harga diri rendah karena ingin menutupi ketidakpercayaan dirinya melalui interaksi di media sosial.

Individu dengan harga diri (self esteem) yang rendah akan sangat rentan atau sensitif pada kegagalan dan kritikan. Individu dengan harga diri rendah akan membuat seseorang berusaha menaikkan self-esteemnya  dengan  berbagai  cara. Hal ini juga berlaku pada remaja. Remaja yang tidak dapat mewujudkan tingkah lakunya secara langsung maka akan berupaya keras untuk menunjukkan eksistensi dan perwujudan dirinya secara tidak langsung. Ini dilakukan dengan eksplorasi terhadap dunia maya, misalnya mengupload dokumentasi diri pribadi atau membuat status mengenai aktifitas di kehidupannya disosial media. Remaja melakukan hal tersebut karena menginginkan perhatian, pujian, dan penghargaan dari individu lain. Begitu pula dengan remaja yang memiliki harga diri (self esteem) tinggi, mereka akan lebih mudah mewujudkan dirinya dihadapan individu lain di sekitarnya karena kebutuhan akan perhatian dan penghargaan oranglain juga semakin tinggi.

REFERENSI

Hardika, J., Noviekayati, I. G. A. A., & Saragih, S. (2019). Hubungan Self-Esteem Dan Kesepian Dengan Kecenderungan Gangguan Kepribadian Narsistik Pada Remaja Pengguna Sosial Media Instagram. PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Psikologi), 14(1), 1-13.

Pahla, R. N. (2019). Perancangan Persuasi Narsisme Melalui Videografi (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).

Widiyanti, W., Solehuddin, M., & Saomah, A. (2017). Profil perilaku narsisme remaja serta implikasinya bagi bimbingan dan konseling. Indonesian Journal of Educational Counseling, 1(1), 15-26.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun