Mohon tunggu...
Reta Lismaya
Reta Lismaya Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa bimbingan dan konseling yang memiliki hobi salah satunya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Self Efficacy dalam Perspektif Teori Kepribadian Albert Bandura?

20 Desember 2022   23:55 Diperbarui: 21 Desember 2022   00:17 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAGAIMANA SELF EFFICACY DALAM PERSPEKTIF TEORI KEPRIBADIAN ALBERT BANDURA ?

Oleh Reta Lismaya

Efikasi diri adalah perihal yang perlu diperhatikan oleh individu. Efikasi diri memiliki pengaruh penting dalam kehidupan karena mendukung mengembangan potensi diri dengan optimal. Bandura pada tahun 1977 menyatakan efikasi diri sebagai rasa yakin individu tentang kemampuan yang dimiliki dalam melakukan organisasi dan menuntaskan tugas yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai suatu hasil. 

Bandura dalam (Sihaloho, 2018) efikasi diri didefinisikan sebagai rasa yakin individu terhadap kemampuan untuk melakukan pengaturan dan bertindak agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Disisi lain dalam (Suseno, 2009), Bandura (1997) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah perasaan, pemberian nilai individu tentang kemampuan dan kompetensi yang dipunyai untuk menuntaskan tugasnya. 

Bandura dalam (Santrock, 2007) menyatakan jika efikasi diri memiliki pengaruh yang besar pada perilaku. Menurut Baron dan Byrne, efikasi diri adalah rasa yakin individu terhadap kemampuan atau kompetensi yang dimiliki terhadap kinerja tugas, mencapai tujuan yang diharapkan, atau menyelesaikan kesulitan. Efikasi diri adalah keyakinan pada individu tentang kemampuan dirinya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya pada pemikiran, dan tindakan yang dibutuhkan untuk mengontrol kejadian dalam hidup mereka (Wood and Bandura, 1989 :363). 

Efikasi diri juga diartikan sebagai penilaian mengenai kemampuan individu yang mengacu terhadap harapan yang didalami individu bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku maupun memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi tertentu (Schunk dalam Feldman 1997). Pajares dalam Woolfolk (2004) mengartikan efikasi diri adalah pemberian nilai mengenai kompetensi diri dalam melaksanakan tugas khusus didalam hal yang spesifik.

Efikasi diri merupakan perasaan individu jika dirinya berkemampuan dan efektif dalam melaksanakan tugas (Myers, 2005 dalam  Suseno, 2009). Berdasarkan pendapat Maddux tahun 2016 dalam (Ningsih & Hayati, 2020), efikasi diri dapat menentukan seperti apa pilihan sikap seseorang, usaha yang dikorbankan, sikap gigih ketika dalam kesulitan, serta pengalaman emosional seseorang. Efikasi diri menurut Yuliyani et al. (2017) merupakan keyakinan individu terkait kemampuannya dalam menuntaskan beragam keadaan yang timbul dalam kehidupannya. 

Geller dkk (2009) dalam (Yapono, 2013) mengemukakan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu melaksanakan perilaku ditahapan yang diutuhkan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Efikasi diri adalah sikap yakin terhadap kemampuan diri untuk menjalani dan mengentaskan masalah secara efektif. Efikasi diri dianggap sebagai keyakinan terhadap diri sendiri untuk meraih keberhasilan dan sukses (Yapono, 2013). 

Lahey (2004) memandang efikasi diri sebagai persepsi bahwa seseorang mampu melaksanakan sesuatu hal penting untuk meraih tujuan, yang terdiri atas perasaan mengetahui atas tindakannya dan mampu melakukan secara emosional (dalam Sandra, 2013). Sandra (2013) menjelaskan efikasi diri secara etimologi yaitu "self" yang bermakna unsur dalam struktur suatu kepribadian dan "efficacy" berarti penilaian terhadap diri, kemampuan untuk bertindak, dan kemampuan atau ketidakmampuan melakukan sesuatu hal yang disyaratkan. Selain itu Schultz (1994) dalam (Sandra, 2013) mengemukakan efikasi diri menjadi perasaan pribadi atas kecukupan, efisiensi, dan kemampuan dirinya untuk menjalani kehidupan.

Bandura (1977) dalam (Mahmudi & Suroso, 2014) membagi dimensi efikasi diri menjadi tiga yaitu : (1) Magnitude, merupakan tingkat kesulitan terhadap tugas yang dikerjakan seseorang. (2) Generality, berkaitan dengan luas bidang tugas yang dihadapi seseorang. (3) Strenght, merupakan kekuatan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya. Sedangkan, Simon dan Michael dalam (Priest, 2005) menjelaskan dimensi efikasi diri meliputi (1) Magnitude, mengarah pada derajat kepastian berkaitan dengan keberhasilan dan dipengaruhi oleh pandangan dampak dan kesulitan. (2) Strength, mengarah pada lamanya waktu individu berpegang pada harapan terhadap keberhasilan, walaupun informasi bertentangan. (3) Generality, mengarah pada tingkat pengiriman keyakinan efikasi diri dari situasi satu ke situasi lain.

Bandura (1997) juga mengemukakan bahwa proses psikologis dalam efikasi diri terdiri atas :

  • Proses kognitif (berpikir), Proses ini mencakup perolehan, pengaturan, dan pemakaian informasi. Seseorang dengan efikasi diri yang tinggi lebih suka membayangkan mengenai keadaan sukses, namun seseorang dengan efikasi diri yang rendah cenderung membayangkan pada keadaan gagal dan hambatan. 
  • Proses Motivasi, Motivasi manusia seringkali dibangun melalui pemikiran. Efikasi diri berpengaruh pada motivasi dalam hal menentukan tujuan, melakukan usaha, ketahanan menghadapi kesulitan, dan ketahanan menjalani kegagalan.
  • Proses Afektif, Adalah proses untuk mengatur keadaan emosi dan reaksi emosional. Bandura mengemukakan bahwa sikap yakin seseorang akan coping berpengaruh terhadap tingkatan stress dan depresi saat seseorang dalam keadaan yang sulit.
  • Proses Seleksi, Seseorang lebih menghindari kegiatan dan keadaan diluar batas kemampuannya dan seseorang akan mengikuti kegiatan dfan keadaan jika terdapat kemampuan dalam dirinya.

Bandura (1997) menjelaskan tiga komponen yang mendorong terciptanya efikasi diri yang meliputi:

  • Ekspektasi terhadap hasil (Outcome expectancy), merupakan harapan pada kemungkinan hasil dari perilaku. Ekspektasi ini berbentuk perkiraan pemikiran mengenai perolehan hasil dan tujuan yang akan dicapai.
  • Ekspektasi terhadap efikasi (Efficacy expectancy), merupakan ekspektasi pada timbulnya perilaku yang dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap kemampuan kinerja yang berhubungan dengan hasil.
  • Nilai terhadap hasil (Outcome value), merupakan makna nilai atas hasil yang didapatkan individu yang dapat menyebabkan seseorang termotivasi untuk mendapatkannya lagi.

Bandura (1997) menyatakan bahwa efikasi diri dapat dibentuk oleh pengalaman keberhasilan yang didapatkan individu, penilaian terhadap diri dalam menjalani kegiatan sehari -- hari, dan peristiwa pada individu lain yang seolah dialami oleh diri sendiri. Figur (individu lain) yang dimaksudkan disebut dengan model. Perilaku pengamat dapat berubah setelah melakukan pengamatan terhadap model karena model memberi contoh tindakan untuk menghadapi situasi yang tidak nyaman. Model juga menunjukkan berbagai strategi yang efektif untuk menangani ketidaknyamanan / ancaman.

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa efikasi diri merupakan hal yang sangat penting. Lantas bagaimana jika individu memiliki efikasi diri yang rendah ?

Teori sosial kognitif Bandura mengemukakan bahwa rendahnya efikasi diri dapat mengakibatkan bertambahnya kecemasan dan perilaku menghindar pada individu. Individu akan bersikap menghindar dari kegiatan -- kegiatan yang dirasa dapat menambah buruk situasi, ini disebabkan karena perasaan tidak mampu dalam menghadapi berbagai resiko (Bandura, 1997 dalam Rustika, 2012). 

Hasil dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri yang rendah mengakibatkan tingkat stress yang tinggi, efikasi diri rendah mengakibatkan bertambahnya kecemasan orangtua ketika menghadapi anaknya mengalami permasalahan. Selain itu efikasi diri yang tinggi juga dipengaruhi oleh kondisi fisik individu yang sehat. Efikasi diri yang rendah menyebabkan kepuasan kerja yang rendah pada individu.

Apa yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan efikasi diri ?

Efikasi diri yang rendah pada individu dapat ditingkatkan dengan memberikan persuasi verbal. Persuasi verbal dapat dilakukan dengan memeberikan motivasi bahwa individu dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Persuasi verbal tersebut akan mendorong individu untuk meningkatkan efikasi diri karena telah timbul rasa percaya terhadap pemberi informasi. Rasa percaya terhadap kemampuan diri yang meningkat membuat individu sulit untuk digoyahkan. Bandura (1997) dalam (Rustika, 2012) mengemukakan bahwa persuasi verbal dapat efektif jika pemberi informasi memiliki kemampuan dalam melakukan diagnosis terhadap kekuatan dan kelemahan individu, serta memiliki pengetahuan untuk membangun potensi diri individu.  Selain itu, keadaan fisik dan suasana hati individu dapat memberikan pengaruh pada efikasi diri.  Keadaan fisik yang sakit dan suasana hati yang sedih menyebabkan individu kurang yakin akan kemampuan dirinya. Individu dapat merubah keyakinan mengenai efikasi dirinya melalui memperbaiki keadaan tubuh, melakukan upaya menurunkan stress, merubah emosi yang negative, serta melakukan evaluasi mengenai pandangan terhadap kondisi diri (Bandura, 1997). Individu yang memperoleh keberhasilan ketika suasana hati positif akan menghasilkan efikasi diri yang tinggi. Sebaliknya, jika individu memperoleh kegagalan saat suasana hati negative akan menghasilkan efikasi diri yang rendah. Individu yang mengalami kegagalan dalam suasana hati positif akan berlebihan dalam memandang kemampuannya. Sedangkan individu yang berhasil dalam suasana hati negative akan merendahkan kemampuannya. Berdasarkan pendapat Ormond dalam (Raditiana, 2015) terdapat berbagai upaya untuk meningkatkan efikasi diri, diantaranya : (1) Pengetahuan dan kemampuan dasar diajarkan hingga individu menguasai. (2) Menunjukkan catatan atas progress siswa mengenai keterampilan -- keterampilan yang runyam. (3) Pemberian tugas yang mengarahkan pada persepsi siwa yaitu mereka dapat berhasil jika bekerja keras dan pantang untuk menyerah. (4) memberi keyakinan pada individu bahwa setiap orang bisa meraih kesuksesan, termasuk dirinya. (5) Memerhatikan kepada siswa mengenai model teman -- teman sebaya yang telah sukses. (6) Memberikan siswa tugas yang kompleks yang dibentuk dalam kegiatan -- kegiatan kelompok.

Referensi 

Adicondro, N. And Purnamasari, A., 2011. Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga Dan Self Regulated Learning Pada Siswa Kelas VIII (Vol. 8). Universitas Ahmad Dahlan.

Bandura, A. (1977). Self-Efficacy: Toward A Unifying Theory Of Behavioral Change. Psychological Review, 84(2), 191--215. Https://Doi.Org/10.1037/0033-295X.84.2.191

Barakatu, A.R., 2007. Membangun Motivasi Berprestasi: Pengembangan Self Efficacy Dan Penerapannya Dalam Dunia Pendidikan. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 10(1), Pp.34-51.

Harahap, D., 2008. Analisis Hubungan Antara Efikasi-Diri Siswa Dengan Hasil Belajar Kimianya.

JAUHAROTUNISA, R., 2019. PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Doctoral Dissertation, Program Studi Ilmu Perpustakaan).

Mahmudi, M.H. And Suroso, S., 2014. Efikasi Diri, Dukungan Sosial Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 3(02).

Ningsih, W.F. And Hayati, I.R., 2020. Dampak Efikasi Diri Terhadap Proses & Hasil Belajar Matematika (The Impact Of Self-Efficacy On Mathematics Learning Processes And Outcomes). Journal On Teacher Education, 1(2), Pp.26-32.

Rustika, I. M. (2012). Efikasi Diri: Tinjauan Teori Albert Bandura. Buletin Psikologi, 20(1-2), 18-25.

Sandra, K.I., 2013. Manajemen Waktu, Efikasi-Diri Dan Prokrastinasi. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 2(3).

SARI, A., & SUMIATI, A. (2016). HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMK BINA PANGUDI LUHUR JAKARTA. Jurnal Ilmiah Econosains, 14(2), 16-25. Https://Doi.Org/10.21009/Econosains.0142.02

Sihaloho, L., 2018. Pengaruh Efikasi Diri (Self Efficacy) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung. Jinop (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 4(1), Pp.62-70.

Suseno, M.N.M., 2009. Pengaruh Pelatihan Komunikasi Interpersonal Terhadap Efikasi Diri Sebagai Pelatih Pada Mahasiswa. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 1(1), Pp.93-106.

Yapono, F., 2013. Konsep-Diri, Kecerdasan Emosi Dan Efikasi-Diri. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 2(3).

Yuliyani, R., Handayani, S.D. And Somawati, S., 2017. Peran Efikasi Diri (Self-Efficacy) Dan Kemampuan Berpikir Positif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 7(2).

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun