Pernah mendengar kisar seorang filantropi, Ronald James Read atau biasa dikenal Ronal Read? Beliau adalah salah satu contoh nyata keberhasilan financial yang selama ini mungkin hanya banyak dibahas dalam teori. Ketika Ronald Read meninggal pada usia 94 tahun beliau meninggalkan kekayaan sebesar USD 8 Juta atau setara dengan Rp 128 milyar, biar gampang membayangkanya kira-kira kalau dinilai berupa rumah, dengan uang sebanyak itu bisa terbeli rumah di daerah kebayoran baru (Jakarta) dekat dengan Kawasan perkantoran SCBD yang luasnya sekitar 1000 m2.
Tapi, apakah sebenarnya pekerjaan Ronald Read hingga punya kekayanan sebanyak itu? Jangan kaget ya, Beliau bekerja sebagai montir di sebuah pom bensin selama 25 tahun lalu setelah pensiun melanjutkan kesibukannya sebagai seorang petugas kebersihan selama 17 tahun. Iya, MbaJeng juga awalnya berpikir mungkin Bapak Ronald ini menang lotere atau dapat warisan, tapi ternyata tidak, semua kekayaannya berasal dari tabungan yang dikumpulkan sepanjang hidupnya. Ini baru luar biasa, mengingat upah per minggu yang didapat dengan bekerja sebagai montir dan petugas kebersihan mungkin tidak lebih dari USD 100 per minggu atau USD 5.200 per tahun, berarti USD 218.500 selama 42 tahun (tanpa memperhitungkan inflasi). Jadi kalau seluruh penghasilannya selama bekerja saja tidak lebih dari USD 1 juta, lalu apa rahasianya?
Ronald Read lahir di tahun 1921 dari keluarga sederhana, sejak kecil beliau hidup sederhana dan tetap hidup sederhana hingga akhir hayatnya tahun 2014. Jauh sebelum frugal living menjadi trend, Ronald Read sudah menerapkannya, bahkan menjadikan frugal sebagai gaya hidup yang dianutnya.
Apa sih frugal living? Frugal dalam dalam Bahasa Inggris artinya hemat sedangkan living adalah gaya hidup, jadi arti sederhananya adalah gaya hidup hemat. Ingat ya hemat, bukannya pelit.. Konsep frugal living adalah mengeluarkan kekayaan (uang) dengan penuh kesadaran atau mindfull untuk mencapai tujuan keuangan jangka Panjang. Ada kata yang harus dihiglight disini, yang pertama adalah ‘mindfull’ dan kedua adalah ‘jangka panjang’.
Mengetahui dan mengerti antara kebutuhan dan keinginan adalah suatu kesadaran (mindfull), hidup sederhana adalah kuncinya. Seseorang yang mengadopsi frugal living akan tetap memenuhi kebutuhannya akan makanan sehat dan lezat, namun alih-alih memuaskan keinginanya dengan membeli di restaurant terkenal dia memilih untuk membuat sendiri masakannya.
Contoh lain adalah ketika dihadapkan pilihan untuk membeli pakaian trendy (sedang trend) dengan kualitas biasa atau pakaian klasik yang memiliki kualitas baik, maka seorang frugal living akan memilih membeli pakaian klasik yang lebih serbaguna (versatile) dan timeless meskipun harganya lebih mahal, namun bukan berarti harus bermerek yaa..
Kesimpulannya adalah kualitas hidup penganut frugal living ditentukan oleh dirinya sendiri dengan melihat kesesuaiannya dengan pendapatan yang dihasilkan dan tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain, karena kebutuhan masing-masing orang berbeda namun keinginan semua orang bisa seragam. Penting untuk diingat, hidup sederhana berarti hanya focus pada kebutuhan dasar, sedangkan untuk kebutuhan sekunder atau tersier perlu dianalisis lebih dalam lagi apakah mendukung sikap hemat atau malah cenderung hedonisme.
Tujuan keuangan jangka panjang adalah yang selalu dikejar oleh penganut frugal living. Jangka Panjang itu berapa lama? 5 tahun, 10 tahun, atau 20 tahun? Jawabannya adalah seperti yang dicontohkan oleh Ronald Read, sepanjang hidupnya. Memiliki tabungan untuk hal-hal tertentu seperti rencana sekolah anak, liburan, naik haji dll boleh-boleh saja, namun itu bukanlah satu-satunya tujuan kita menabung, karena pada hakikatnya kebutuhan financial yang paling terasa adalah saat kita mengalami musibah seperti PHK, mengalami kecelakaan, mengidap penyakit kritis, atau kehilangan orang terkasih, dan semua musibah tersebut tidak dapat diduga kapan akan terjadi. Menabung tanpa tujuan khusus menjadi penting dalam kaitannya dengan frugal living, karena yang ingin dicapai adalah tetap memenuhi kualitas hidup sesuai standar yang diinginkan apapun kondisi financial kita.
Kalau kita mencari tips apa saja untuk menjadi frugal living, sudah banyak sekali yang memberikan rekomendasinya mulai dari mengatur pengeluaran (budgeting), memanfaatkan promo, membeli asuransi, menghindari hutang konsumtif, menghindari gengsi dan FOMO, dsb. Tips paling dasar adalah kita harus konsisten dengan gaya hidup frugal, dimulai dari hal yang kecil dan mudah dilakukan, dan dimulai sejak dini.
Belajar dari Ronald Read yang tetap hidup sederhana dan meskipun memiliki kekayaan berlimpah, membuktikan bahwa nilai uang yang sebenarnya tidak terletak pada materi yang terlihat, namun dari ketenangan yang didatangkan. Kita merasa tenang karena bisa mengatur ekspektasi dari kualitas hidup kita. Happiness, as it’s said, is just result minus expectation. Jadi Frugal Living juga membuktikan bahwa hidup sederhana akan membuat kita semakin bahagia.
Kembali lagi kepada kisah hidup Ronald Read yang fenomenal, setelah meninggal beliau mewariskan sebagian besar hartanya kepada Rumah Sakit dan perpustakaan setempat sehingga menjadikan beliau sebagai seorang filantropis yang dihormati dan mengisnpirasi seluruh dunia, maskipun semasa hidupnya beliau tidak diperlakukan ‘spesial’ dalam tatanan sosial. Semoga kita semua bisa meneladani beliau yaa..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H