Beberapa waktu yang lalu, warga kompleks saya dikejutkan oleh penemuan mayat bayi di pinggir jalan. Pembuangan mayat bayi saja sudah mengejutkan, ditambah lagi dua hal yang membuat pembicaraan warga makin riuh. Pertama, lokasi ditemukannya mayat bayi itu bukanlah tempat tersembunyi. Kedua, menurut kesaksian orang yang pertamakali menemukan mayat bayi tersebut, perkiraan waktu bayi itu dibuang adalah sore hari. Hal ini berarti resiko si Pembuang untuk terlihat sangat tinggi.
Saya sendiri tentu saja sangat kaget karena lokasi bayi ditemukan berada tepat di depan lorong kost saya. Oleh karena itu, saya yang biasanya tidak mau melihat langsung hal-hal seperti ini memutuskan untuk melihat lokasi.Â
Apalagi, saya juga termasuk orang yang tertarik dengan masalah aborsi dalam kehidupan sosial bermasyarakat kita.
Hal menarik yang saya rasakan ketika berada di lokasi adalah reaksi warga melihat saya dan teman-teman kost saya.Â
Ada seorang bapak-bapak dengan terang-terangan melihat kami dari atas sampai ke bawah, seolah mencurigai ada di antara kami yang baru saja melahirkan dan membuang bayi. N
amun ada yang lebih blak-blakan lagi, saya mendengar celetukan seorang bapak-bapak yang katanya ingin memeriksa semua kost-kostan terdekat.
Saya tidak tersinggung sama sekali dan malah tertawa kecil bersama teman-teman kost saya. Saya paham bahwa mayoritas masyarakat memang memiliki pemikiran begitu ketika ada bayi yang dibuang, entah bayi utuh atau bayi yang belum utuh.Â
Mereka akan langsung berpikir bahwa pelakunya adalah remaja atau mahasiswa. Tidak heran juga sebab data menunjukan bahwa angka aborsi di kalangan remaja memang tinggi.
Namun mari tidak membahas angka aborsi lebih jauh. Saya lebih tertarik berbicara soal bagaimana masyarakat langsung "mencuci tangan" dan berlaku seperti orang paling benar saat ada kejadian seperti ini.Â